Minggu, 08 Desember 2019

KEPUTUSAN STRATEJIK


A.   KEPUTUSAN STRATEJIK
1.     Hakikat Keputusan Stratejik
Baker (1980) mencoba memberi definisi yang sangat sederhana, yaitu “Keputusan stratejik biasanya mencakup persoalan-persoalan yang bersangkut paut dengan usaha menciptakan, menghasilkan, dan mengalokasikan sumber daya. “ Dilihat sepintas lalu pengertian ini hanya berhubungan dengan kapasitas, kekuatan organisasi, serta nilai-nilai kemanusiaan. Ia lebih banyak memberi perhatian pada masalah internal organisasi.
a.      Wewenang Eselon Atas
(Hickson et al. 1986), yaitu mereka yang terlibat dalam memainkan peranan yang lebih besar dalam merekayasa peristiwa-peristiwa yang akan terjadi beberapa waktu kemudian.
b.      Daya Nalar Tinggi
Keputusan Stratejik memang memerlukan daya nalar tinggi karena harus melihat jauh ke depan seperti menemtukan tujuan yang ingin dicapai di waktu yang akan datang, mengubah, atau menyempurnakan tujuan itu.
c.       Frekuensi Keputusan Stratejik
Frekuensi pembuatan keputusan stratejik berbeda dengan pembuatan keputusan rutin. Ia hanya dibuat sesekali, tetapi bisa saja tiba-tiba karena variabel dalam lingkungan eksternal sangat dinamis.

2.     Karakteristik Keputusan Stratejik
Keputusan–keptusan tingkat koorporasi seringkali ditandai oleh potensi resiko,biaya dan laba yang lebih besar, kebutuhan fleksibilitas yang lebih besar, dan cakupan waktu yang lebih lama.keputusan–keputusan seperti itu meliputi pemilihan bidang usaha, kebijakan deviden,sumber pendanaan jangka panjang, dan prioritas pertumbuhan.
3.     Domain Keputusan Stratejik
1.      Mendasar
2.      Target Group
3.      Tujuan dan Sasaran
4.      Program dan Pelayaran
5.      Geografis
6.      Keuntungan Komparatif

4.     Komponen-Komponen Keputusan Stratejik
Dengan demikian, kita dapat merumuskan delapan komponen penting
yang memberi makna bagi keputusan stratejik, yaitu :
1. Keputusan stratejik haruslah dibuat oleh pembuat keputusan tingkattinggi.
2. Dibuat untuk mencapai tujuan, sasaran tertentu dari suatu organisasi
3. Dibuat setelah memperhitung kemampuan internal
4. Memperhitungkan nilainilai dan karakteristik pribadi dari pembuat keputusan
5. Mempertimbangkan lingkungan eksternal
6. Ada relasi antara berbagai variable eksternal dan internal
7. Pilihan yang dilakukan atas dasar beberapa alternatif stratejik
8. Mengandung makna persaingan atau Kompetensi.
Dengan demikian, definisi yang dapat diperkenalkan yaitu:
“Keputusan stratejik ialah pilihan (tidak terprogram) oleh pembuat keputusan tingkat tinggi mengenai serangkaian tindakan di antara berbagai alternatif yang tersedia yang didesain untuk mencapai tujuan utama dari suatu organisasi melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan”.

5.     Model-Model Keputusan Stratejik
1. The Rational Actor Model. Model ini menganggap bahwa organisasiNegara berperilaku seperti individu yang rasional.
2. The Organizational proses model. Model ini memberi tekanan pada proses pengambilan keputusan organisasional yang berlangsungsecara wajar.
3. Government politics model, atau bureaueratic politics paradign. Model ini meliha bahwa keputusan merupakan resultante politik,yaitu hasil dari permainan politik. Resultante maksudnya, keputusanyang diambil tidak dipilih sebagai suatu penyelesaian terhadap suatumasalah, tetapi sebagai hasil kompromi dari berbagai konflik dankebingungan para pejabat politik yang masingmasing mempunyaikepentingan dan pengaruh yang berbeda.
4. The Small Group Process Model mereka mengklaim bahwa keputusan tingkat tinggi pemerintah sebenarnya adalah hasil dariproses kelompok kecil.
5. The Dominant Leader Model. Model ini melihat peranan dominan dari seorang pemimpin.
6. The Cognitive Process Model. Suatu keputusan adalah hasil dari kemampuan para actor politik dalam memilah masalahmasalahpolitik yang kompleks.

6.     Visi dan Misi Organisasi
Salah satu domain keputusan stratejk yang enting adalah perumusan visi dan misi, tujuan, dan sasaran. Semua ini diuraikan secara terpisah dalam bab 5.

B.     PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1.      Definisi Pengambilan Keputusan
            Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
            Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.
            Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan  pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
            Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
            Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
           
2.      Tujuan Pengambilan Keputusan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.

3.      Dasar Pengambilan Keputusan
a.      Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
            Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
            Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
b.      Pengambilan Keputusan Rasional
            Keputusan yang bersifat rasional  berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
  1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
            Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
            Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.
  1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
            Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
            Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.
  1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
            Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
            Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.

4.      Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry, yaitu :
a)      Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b)      Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c)      Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi.
d)     Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.
e)      Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
f)       Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g)      Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
h)      Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i)        Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.

5. Proses Pengambilan Keputusan
Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan. Proses pengambilan keputusan meliputi :
1.      Identifikasi masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang ada di dalam suatu organisasi.
2.      Pengumpulan dan penganalisis data
Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada.
3.      Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya alternatif-alternatif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian:
·         Perkiraan dalam arti Proyeksi
Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul dan tersusun secara kronologis.
·         Perkiraan dalam arti prediksi
Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat.
·         Perkiraan dalam arti konjeksi
Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan.
4.      Pemilihan salah satu alternatif terbaik
Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternative yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
5.      Pelaksanaan keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar