A.
KEPUTUSAN STRATEJIK
1. Hakikat
Keputusan Stratejik
Baker (1980) mencoba memberi definisi yang sangat
sederhana, yaitu “Keputusan stratejik biasanya mencakup persoalan-persoalan
yang bersangkut paut dengan usaha menciptakan, menghasilkan, dan mengalokasikan
sumber daya. “ Dilihat sepintas lalu pengertian ini hanya berhubungan dengan
kapasitas, kekuatan organisasi, serta nilai-nilai kemanusiaan. Ia lebih banyak
memberi perhatian pada masalah internal organisasi.
a. Wewenang
Eselon Atas
(Hickson
et al. 1986), yaitu mereka yang terlibat dalam memainkan peranan yang lebih besar
dalam merekayasa peristiwa-peristiwa yang akan terjadi beberapa waktu kemudian.
b. Daya
Nalar Tinggi
Keputusan
Stratejik memang memerlukan daya nalar tinggi karena harus melihat jauh ke
depan seperti menemtukan tujuan yang ingin dicapai di waktu yang akan datang,
mengubah, atau menyempurnakan tujuan itu.
c. Frekuensi
Keputusan Stratejik
Frekuensi
pembuatan keputusan stratejik berbeda dengan pembuatan keputusan rutin. Ia
hanya dibuat sesekali, tetapi bisa saja tiba-tiba karena variabel dalam
lingkungan eksternal sangat dinamis.
2.
Karakteristik Keputusan Stratejik
Keputusan–keptusan
tingkat koorporasi seringkali ditandai oleh potensi resiko,biaya dan laba yang
lebih besar, kebutuhan fleksibilitas yang lebih besar, dan cakupan waktu yang
lebih lama.keputusan–keputusan seperti itu meliputi pemilihan bidang usaha,
kebijakan deviden,sumber pendanaan jangka panjang, dan prioritas pertumbuhan.
3. Domain
Keputusan Stratejik
1.
Mendasar
2.
Target
Group
3.
Tujuan
dan Sasaran
4.
Program
dan Pelayaran
5.
Geografis
6.
Keuntungan
Komparatif
4. Komponen-Komponen
Keputusan Stratejik
Dengan demikian, kita
dapat merumuskan delapan komponen penting
yang memberi makna bagi keputusan stratejik, yaitu :
1.
Keputusan stratejik haruslah dibuat oleh pembuat keputusan tingkattinggi.
2.
Dibuat untuk mencapai tujuan, sasaran tertentu dari suatu organisasi
3.
Dibuat setelah memperhitung kemampuan internal
4.
Memperhitungkan nilai‐nilai dan karakteristik
pribadi dari pembuat keputusan
5.
Mempertimbangkan lingkungan eksternal
6.
Ada relasi antara berbagai variable eksternal dan internal
7.
Pilihan yang dilakukan atas dasar beberapa alternatif stratejik
8.
Mengandung makna persaingan atau Kompetensi.
Dengan
demikian, definisi yang dapat diperkenalkan yaitu:
“Keputusan stratejik ialah pilihan (tidak
terprogram) oleh pembuat keputusan tingkat tinggi mengenai serangkaian tindakan
di antara berbagai alternatif yang tersedia yang didesain untuk mencapai tujuan
utama dari suatu organisasi melalui hubungannya yang efektif dengan
lingkungan”.
5. Model-Model
Keputusan Stratejik
1. The Rational Actor Model. Model ini
menganggap bahwa organisasiNegara berperilaku seperti individu yang rasional.
2. The Organizational proses model. Model
ini memberi tekanan pada proses pengambilan keputusan organisasional yang
berlangsungsecara wajar.
3. Government politics model, atau bureau‐eratic politics paradign. Model ini
meliha bahwa keputusan merupakan resultante politik,yaitu hasil dari permainan
politik. Resultante maksudnya, keputusanyang diambil tidak dipilih sebagai
suatu penyelesaian terhadap suatumasalah, tetapi sebagai hasil kompromi dari
berbagai konflik dankebingungan para pejabat politik yang masing‐masing mempunyaikepentingan dan pengaruh
yang berbeda.
4. The Small Group Process Model mereka
mengklaim bahwa keputusan tingkat tinggi pemerintah sebenarnya adalah hasil
dariproses kelompok kecil.
5. The Dominant Leader Model. Model ini
melihat peranan dominan dari seorang pemimpin.
6. The Cognitive Process Model. Suatu
keputusan adalah hasil dari kemampuan para actor politik dalam memilah masalah‐masalahpolitik yang kompleks.
6. Visi
dan Misi Organisasi
Salah satu
domain keputusan stratejk yang enting adalah perumusan visi dan misi, tujuan,
dan sasaran. Semua ini diuraikan secara terpisah dalam bab 5.
B.
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
1.
Definisi
Pengambilan Keputusan
Keputusan
adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan
dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’
dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa
keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa
pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan
itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang
itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan
yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat
diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang
harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian
ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.
Setelah
pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan pengertian tentang “pengambilan keputusan”.
Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti
pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan keputusan
adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih ( tindakan
pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang
dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang
dimungkinkan).
Menurut
Siagian pengambilan keputusan adalah
suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan
data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan
tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Dari
kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu
diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan.
Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas,
sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari
alternatif yang ada.
2.
Tujuan
Pengambilan Keputusan
Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan
organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer
dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi
hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus
dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk
memecahkan masalah tersebut.
3.
Dasar
Pengambilan Keputusan
a.
Pengambilan
Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan
yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu
mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif
dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan keputusan oleh satu
pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2. Keputusan intuitif lebih tepat
untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan
keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk
masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan
yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan
keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya
dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya
diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
b.
Pengambilan
Keputusan Rasional
Keputusan
yang bersifat rasional berkaitan dengan
daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan
pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional
lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur
apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai
masyarakat yang di akui saat itu.
- Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada
yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah
fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah
data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis
dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan
demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian
dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Keputusan
yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang
merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang
cukup itu sangat sulit.
- Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering
kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah
kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya
ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi
pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah
terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut
sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian
dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dalam
hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan
masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi
pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang
menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat
membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.
- Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak
sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan
organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka
menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan
efisien.
Keputusan
yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan
tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas
(otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih
permanent sifatnya.
Keputusan yang
berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan
mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang
kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya
dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.
4.
Faktor-faktor
yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan
Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry, yaitu :
a) Hal-hal
yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional
perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b) Setiap
keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c) Setiap
keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih
mementingkan kepentingan organisasi.
d) Jarang
sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif
tandingan.
e) Pengambilan
keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi
tindakan fisik.
f) Pengambilan
keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g) Diperlukan
pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
h) Setiap
keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i)
Setiap keputusan
merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.
5.
Proses Pengambilan Keputusan
Setiap keputusan
yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh
karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama saja
dengan analisis proses kebijakan. Proses pengambilan keputusan meliputi :
1. Identifikasi
masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan
mampu mengindentifikasikan masalah yang ada di dalam suatu organisasi.
2. Pengumpulan
dan penganalisis data
Pemimpin diharapkan dapat
mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu memecahkan masalah yang
ada.
3. Pembuatan
alternatif-alternatif kebijakan
Setelah masalah dirinci dengan
tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya. Cara
pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya alternatif-alternatif beserta
konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan
harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan perkiraan
dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang baik.
Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian:
·
Perkiraan dalam arti
Proyeksi
Perkiraan yang mengarah pada
kecenderungan dari data yang telah terkumpul dan tersusun secara kronologis.
·
Perkiraan dalam arti
prediksi
Perkiraan yang dilakukan dengan
menggunakan analisis sebab akibat.
·
Perkiraan dalam arti
konjeksi
Perkiraan yang didasarkan pada
kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini sifatnya subjektif, artinya
tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan.
4. Pemilihan
salah satu alternatif terbaik
Pemilihan satu alternatif yang
dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar
pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif
dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternative yang dipakai
akan berhasil atau sebaliknya.
5. Pelaksanaan
keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti
seorang pemimpin harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika
menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang
lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar