Minggu, 08 Desember 2019

Review Book Filsafat Ilmu


a.      Filsafat
Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata phil  berarti cinta dan Sophiayang berarti kebenaran, sementara itu menurut I.R. PudjawijatnaFilo artinya cinta dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin dan karena ingin lalu berusaha mencapai yang diinginkannya itu . Sofia artinya kebijaksanaan , bijaksana artinya pandai, mengerti dengan mendalam, jadi menurut namanya saja  Filsafat boleh dimaknakan ingin mengerti dengan mendalam  atau cinta dengan kebijaksanaan.
Kecintaan pada kebijaksanaan haruslah dipandang sebagai suatu bentuk proses, artinya segala upaya pemikiran untuk selalu mencari hal-hal yang bijaksana, bijaksana di dalamnya mengandung dua makna yaitu baik dan benar, baik adalah sesuatu yang berdimensi etika, sedangkan benar adalah sesuatu yang berdimensi rasional, jadi sesuatu yang bijaksana adalah sesuatu yang etis dan logis. Dengan demikian berfilsafat berarti selalu berusaha untuk berfikir guna mencapai kebaikan dan kebenaran, berfikir dalam filsafat bukan sembarang berfikir namun berpikir secara radikal sampai ke akar-akarnya, oleh karena itu meskipun berfilsafat mengandung kegiatan berfikir, tapi tidak setiap kegiatan berfikir berarti filsafat atau berfilsafat.
1.      Plato salah seorang murid Socrates yang hidup antara 427 – 347 Sebelum Masehi mengartikan filsafat  sebagai pengetahuan tentang segala yang ada, serta pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli.
2.      Aristoteles (382 – 322 S.M) murid Plato, mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika. Dia juga berpendapat bahwa filsafat itu menyelidiki sebab dan asas segala benda.
3.      Cicero (106 – 43 S.M). filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha mencapai hal tersebut.
4.      Al Farabi (870 – 950 M). seorang Filsuf Muslim mendefinidikan Filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang alam maujud, bagaimana hakikatnya yang sebenarnya.
5.      Immanuel Kant (1724 – 1804). Mendefinisikan Filsafat sebagai ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan yaitu : 
a.       Metafisika (apa yang dapat kita ketahui).
b.      Etika (apa yang boleh kita kerjakan).
c.       Agama ( sampai dimanakah pengharapan kita)
d.      Antropologi (apakah yang dinamakan manusia).
6.      H.C Webb dalam bukunya History of Philosophy menyatakan bahwa filsafat mengandung pengertian penyelidikan. Tidak hanya penyelidikan hal-hal yang khusus dan tertentu saja, bahkan lebih-lebih mengenai sifat – hakekat baik dari dunia kita, maupun dari cara hidup yang seharusnya kita selenggarakan di dunia ini.
7.      Harold H. Titus dalam bukunya Living Issues in Philosophy mengemukakan beberapa pengertian filsafat yaitu :
a.       Philosophy is an attitude toward life and universe (Filsafat adalah sikap terhadap kehidupan dan alam semesta).
b.      Philosophy is a method of reflective thinking and reasoned inquiry (Filsafat adalah suatu metode berfikir reflektif dan pengkajian secara rasional)
c.       Philosophy is a group of problems (Filsafat adalah sekelompok masalah)
d.      Philosophy is a group of systems of thought (Filsafat adalah serangkaian sistem berfikir)
b.      Cabang-cabang Filsafat
1.      Plato (427 – 347 S.M). membedakan lapangan atau bidang-bidang Filsafat  kedalam : 1) Dialektika (yang mengandung persoalan idea-idea atau pengertian-pengertian umum), 2) Fisika (yang mengandung persoalan dunia materi), 3) Etika (yang mengandung persoalan baik dan buruk).
2.      Aristoteles (382 – 322 S.M).berpendapat bahwa Filsafat dapat dibagi ke dalam empat cabang yaitu :
a.       Logika. Merupakan ilmu pendahuluan bagi Filsafat
b.      Filsafat Teoritis. Yang mencakup tiga bidang: 1) Fisika, 2) Matematika, 3) Metafisika.
c.       Filsafat Praktis. Mencakup tiga bidang yaitu 1) Etika, 2) Ekonomi, 3) Politik.
d.      Poetika (kesenian)
3.      Al Kindi. Membagi Filsafat ke dalam tiga bidang yaitu :
a.       Ilmu Thabiiyat (Fisika)--merupakan tingkatan terendah
b.      Ilmu Riyadhi (matematika)—merupakan tingkatan menengah
c.       Ilmu Rububiyat (Ketuhanan)—merupakan tingkatan tertinggi
4.      Al Farabi. Membagi Filsafat ke dalam dua bagian yaitu :
a.  Filsafat Teori.  Meliputi matematika, Fisika, dan Metafisika.
b.  Filsafat Praktis. Meliputi etika dan politik
5.      H. De Vos. Menggolongkan Filsafat ke dalam :
a.       Metafisika (pemikiran di luar kebendaan)
b.      Logika (cara berfikir benar)
c.       Ajaran tentang Ilmu Pengetahuan
d.      Filsafat Alam
e.       Filsafat Kebudayaan
f.       Filsafat sejarah
g.      Etika (masalah baik dan buruk)
h.      Estetika (masalah keindahan, seni)
i.        Antropologi (masalah yang berkaitan dengan manusia)
      
6.      Hasbullah Bakry (1978). Menyatakan bahwa di zaman modern ini pembagian/cabang filsafat terdiri
a.       Filsafat Teoritis yang terdiri dari: logika, Metafisika, filsafat alam, filsafat manusia.
b.      Filsafat praktis. Terdiri dari : etika, filsafat Agama, filsafat kebudayaan
        
7.      Prof.H.Ismaun (2000). Membagi cabang-cabang Filsafat sebagai berikut :
a.       Epistemologi (filsafat pengetahuan)
b.      Etika (filsafat moral.
c.       Estetika (filsafat seni)
d.      Metafisika
e.       Politik (filsafat pemerintahan/negara)
f.       Filsafat Agama
g.      Filsafat pendidikan
h.      Filsafat ilmu
i.        Filsafat hukum
j.        Filsafat sejarah
k.      Filsafat matematika
8.      Richard A. Hopkin. Membahas Filsafat ke dalam tujuh cabang penelaahan yaitu :
a.       Etics (etika)
b.      Political Philosophy (filsafat politik)
c.       Metaphisics (metafisika)
d.      Philosophy of Religion (filsafat Agama)
e.       Theory of Knowledge (teori pengetahuan)
f.       Logics (logika)
9.      Alburey Castell. Membagi filsafat ke dalam :
d.      Ketuhanan (theological problem)
e.       Metafisika (methaphysical problem)
f.       Epistemologi (epistemological problem)
g.      Etika (ethical problem)
h.      Politik (political problem)
i.        Sejarah (historical problem)
10.  Endang Saifuddin Anshori. Membagi cabang-cabang filsafat sebagai berikut :
a.       Metafisika. Filsafat tentang hakekat yang ada dibalik fisika, tentang hakekat yang bersifat transenden, di luar atau di atas jangkauan pengalaman manusia.
b.      Logika. Filsafat tentang pikiran yang benar dan  yang salah.
c.       Etika. Filsafat tentang tingkah laku yang baik dan yang buruk.
d.      Estetika. Filsafat tentang kreasi yang indah dan yang jelek
e.       Epistemologi. Filsafat tentang ilmu pengetahuan
f.       Filsafat-filsafat khusus lainnya seperti: filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat alam, filsafat agama, filsafat manusia, filsafat pendidikan dan lain sebagainya

c.       Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan juga di sebut sebagai sistem. Kenapa di sebut sebagai sistem? Karena  filsafat ditandai dengan pemundulan atau lahirnya teori-teori atau sistem pemikiran yang di hasilkan oleh para pemikir ata filsuf besar seperti Socrates, plato, aristoteles, Thomas Aquinas, Spinoza, hegel, karlmax, august comte( surajiyo, 2008, 5). Filsafat pendidikan sebagai mana cabang filsafat lainnya mencakup sekurang-kurang nya tiga cabang utama dari filsafat yakni, ontology, epistemology, dan aksiologi.

1.      Aliran – aliran filsafat pendidikan
    Filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat, yang berarti bahwa filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-hasil kajian dari filsafat yaitu berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas, pengetahuan, dan nilai, khususnya yang berkaitan dengan praktek pelaksanaan pendidikan. Berikut ini akan diuraikan berbagai aliran filsafat pendidikan tersebut:
1.      Filsafat pendidikan idealisme
Idealisme berpendirian, bahwa kenyataan tersusun atas gagsan-gagasan (ide-ide) atau spirit. Idealisme ini berhubungan dengan segala aktivitas adalah aktivitas kejiwaan.
2.      Filsafat pendidikan realisme
Realisme dalam berbagai bentuk menurut ( 1996;126) menarik garis pemisah yang tajam antara yang mengetahui dan yang di ketahui, dan pada umumnya cenderung kearah dualisme monisme materialistik.
3.      Filsafat pendidikan materialism
Aliran materialisme adalah suatu aliran filsafat yang berisikan tentang kebendaan.
4.      Filsafat pendidikan pragmatism
Filsafat ini di pandang sebagai filsafat amerika asli, pada hal kenyataan yang sebenarnya adalah bahwa sumber pengetahuan ada pada manusia apa yang di alami manusia.

2.      Hakikat Pendidikan
a)      Pengertian pendidikan
Sebelum di jelaskan lebih lanjut apa yang di maksud dengan pendidikan, terlebih dahulu perlu kiranya di terangkan dua istilah yang hamper sama dan selalu di jumpai dalam praktek pelaksanaan pendidikan, secara etimologi, yakni ; pedagogie dan paedagogiek.
   Paedagogiek berasal dari bahasa yunani yaitu paedagogia, terdiri dari kata paedos yang artinya anak, dan agoge yang artinya mempimpin. Jadi dapat diartikan Paedagogiek pergaulan dengan anak- anak.
Dalam bahasa inggris pendidikan adalah education yang artinya adalah menekankan bahwa pendidikan tidak hanya mecakup nalar atau intelektual saja, melainkan mecakup pengembangan moral atau kepribadian, karakter atau sikap anak yang meliputi berbagai kecerdasan yang dapat di kembangkan dalam kehidupan anak sebagai manusia.
Dalam bahasa jerman pendidikan adalah berasal dari kata ziechung yang artinya membawa keluar. Sedangkan menurut bahasa romawi kuno pendidikan adalah educare artinya menarik keluar? Menurut kedua ini adalah setiap orang atau individu memiliki potensi yang di bawak sejak lahir yang dapat di kembangkan. Tugas pendidikan adalah menarik keluar, membawa keluar potensi-potensi yang di miliki anak, yang berarti membina dan mengembangkannya sehingga menjadi realita atau kenyataan.
Menurut john dewey ( sadulloh, 2003), pendidikan perlu di dasarkan pada tiga pokok pemikiran, yakni:
a.       Pendidikan merupakan kebutuhan hidup
b.      Pendidikan sebagai pertumbuhn
c.       Pendidikan  sebagai fungsi social



Tidak ada komentar:

Posting Komentar