a.
Filsafat
Secara
etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata phil berarti cinta dan Sophiayang berarti kebenaran, sementara itu menurut I.R. PudjawijatnaFilo artinya cinta dalam arti yang
seluas-luasnya, yaitu ingin dan karena ingin lalu berusaha mencapai yang
diinginkannya itu . Sofia
artinya kebijaksanaan , bijaksana artinya pandai, mengerti dengan mendalam,
jadi menurut namanya saja Filsafat boleh
dimaknakan ingin mengerti dengan mendalam
atau cinta dengan kebijaksanaan.
Kecintaan
pada kebijaksanaan haruslah dipandang sebagai suatu bentuk proses, artinya
segala upaya pemikiran untuk selalu mencari hal-hal yang bijaksana, bijaksana
di dalamnya mengandung dua makna yaitu baik dan benar, baik adalah sesuatu yang
berdimensi etika, sedangkan benar adalah sesuatu yang berdimensi rasional, jadi
sesuatu yang bijaksana adalah sesuatu yang etis dan logis. Dengan demikian
berfilsafat berarti selalu berusaha untuk berfikir guna mencapai kebaikan dan
kebenaran, berfikir dalam filsafat bukan sembarang berfikir namun berpikir
secara radikal sampai ke akar-akarnya, oleh karena itu meskipun berfilsafat
mengandung kegiatan berfikir, tapi tidak setiap kegiatan berfikir berarti
filsafat atau berfilsafat.
1.
Plato salah
seorang murid Socrates yang hidup antara 427 – 347 Sebelum Masehi mengartikan
filsafat sebagai pengetahuan tentang
segala yang ada, serta pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli.
2.
Aristoteles (382 – 322
S.M) murid Plato, mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang
meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika,
retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika. Dia juga berpendapat bahwa
filsafat itu menyelidiki sebab dan asas segala benda.
3.
Cicero (106 – 43
S.M). filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan
usaha-usaha mencapai hal tersebut.
4.
Al Farabi (870 – 950
M). seorang Filsuf Muslim mendefinidikan Filsafat sebagai ilmu pengetahuan
tentang alam maujud, bagaimana hakikatnya yang sebenarnya.
5.
Immanuel Kant (1724 –
1804). Mendefinisikan Filsafat sebagai ilmu pokok dan pangkal segala
pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan yaitu :
a. Metafisika (apa yang dapat kita ketahui).
b. Etika (apa yang boleh kita kerjakan).
c.
Agama ( sampai dimanakah pengharapan kita)
d. Antropologi (apakah yang dinamakan manusia).
6. H.C Webb dalam bukunya History of Philosophy menyatakan
bahwa filsafat mengandung pengertian penyelidikan. Tidak hanya penyelidikan
hal-hal yang khusus dan tertentu saja, bahkan lebih-lebih mengenai sifat –
hakekat baik dari dunia kita, maupun dari cara hidup yang seharusnya kita
selenggarakan di dunia ini.
7. Harold H. Titus dalam bukunya Living Issues in Philosophy
mengemukakan beberapa pengertian filsafat yaitu :
a.
Philosophy is an attitude toward life and universe
(Filsafat adalah sikap terhadap kehidupan dan alam semesta).
b.
Philosophy is a method of reflective thinking and
reasoned inquiry (Filsafat adalah suatu metode berfikir reflektif dan pengkajian
secara rasional)
c.
Philosophy is a group of problems (Filsafat adalah
sekelompok masalah)
d. Philosophy
is a group of systems of thought (Filsafat adalah serangkaian sistem berfikir)
b. Cabang-cabang Filsafat
1.
Plato (427 –
347 S.M). membedakan lapangan atau bidang-bidang Filsafat kedalam : 1) Dialektika (yang mengandung
persoalan idea-idea atau pengertian-pengertian umum), 2) Fisika (yang
mengandung persoalan dunia materi), 3) Etika (yang mengandung persoalan baik dan
buruk).
2.
Aristoteles (382 –
322 S.M).berpendapat bahwa Filsafat dapat dibagi ke dalam empat cabang yaitu :
a.
Logika. Merupakan ilmu pendahuluan bagi Filsafat
b. Filsafat Teoritis. Yang mencakup tiga bidang: 1)
Fisika, 2) Matematika, 3) Metafisika.
c. Filsafat Praktis. Mencakup tiga bidang yaitu 1) Etika,
2) Ekonomi, 3) Politik.
d.
Poetika (kesenian)
3. Al Kindi. Membagi Filsafat ke dalam tiga
bidang yaitu :
a.
Ilmu Thabiiyat (Fisika)--merupakan tingkatan
terendah
b.
Ilmu Riyadhi (matematika)—merupakan tingkatan
menengah
c. Ilmu Rububiyat (Ketuhanan)—merupakan tingkatan
tertinggi
4.
Al Farabi.
Membagi Filsafat ke dalam dua bagian yaitu :
a. Filsafat Teori. Meliputi matematika, Fisika, dan Metafisika.
b. Filsafat Praktis. Meliputi etika dan politik
5. H. De Vos. Menggolongkan Filsafat ke dalam :
a. Metafisika (pemikiran di luar kebendaan)
b.
Logika (cara berfikir benar)
c.
Ajaran tentang Ilmu Pengetahuan
d.
Filsafat Alam
e.
Filsafat Kebudayaan
f.
Filsafat sejarah
g. Etika (masalah baik dan buruk)
h.
Estetika (masalah keindahan, seni)
i.
Antropologi
(masalah yang berkaitan dengan manusia)
6.
Hasbullah
Bakry (1978). Menyatakan bahwa di zaman modern ini pembagian/cabang filsafat
terdiri
a. Filsafat Teoritis yang terdiri dari: logika,
Metafisika, filsafat alam, filsafat manusia.
b. Filsafat praktis. Terdiri dari : etika, filsafat
Agama, filsafat kebudayaan
7.
Prof.H.Ismaun (2000).
Membagi cabang-cabang Filsafat sebagai berikut :
a.
Epistemologi (filsafat pengetahuan)
b.
Etika (filsafat moral.
c.
Estetika (filsafat seni)
d.
Metafisika
e.
Politik (filsafat pemerintahan/negara)
f.
Filsafat Agama
g.
Filsafat pendidikan
h.
Filsafat ilmu
i.
Filsafat hukum
j.
Filsafat sejarah
k.
Filsafat matematika
8. Richard A.
Hopkin. Membahas
Filsafat ke dalam tujuh cabang penelaahan yaitu :
a.
Etics (etika)
b.
Political Philosophy (filsafat politik)
c.
Metaphisics (metafisika)
d.
Philosophy of Religion (filsafat Agama)
e.
Theory of Knowledge (teori pengetahuan)
f.
Logics (logika)
9. Alburey
Castell. Membagi
filsafat ke dalam :
d.
Ketuhanan (theological problem)
e.
Metafisika (methaphysical problem)
f.
Epistemologi (epistemological problem)
g.
Etika (ethical problem)
h.
Politik (political problem)
i.
Sejarah (historical problem)
10. Endang
Saifuddin Anshori.
Membagi cabang-cabang filsafat sebagai berikut :
a.
Metafisika. Filsafat tentang hakekat yang ada
dibalik fisika, tentang hakekat yang bersifat transenden, di luar atau di atas
jangkauan pengalaman manusia.
b.
Logika. Filsafat tentang pikiran yang benar
dan yang salah.
c.
Etika. Filsafat tentang tingkah laku yang baik dan
yang buruk.
d.
Estetika. Filsafat tentang kreasi yang indah dan yang
jelek
e.
Epistemologi. Filsafat tentang ilmu pengetahuan
f. Filsafat-filsafat
khusus lainnya seperti: filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat alam,
filsafat agama, filsafat manusia, filsafat pendidikan dan lain sebagainya
c.
Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan juga di sebut
sebagai sistem. Kenapa di sebut sebagai sistem? Karena filsafat ditandai dengan pemundulan atau
lahirnya teori-teori atau sistem pemikiran yang di hasilkan oleh para pemikir
ata filsuf besar seperti Socrates, plato, aristoteles, Thomas Aquinas, Spinoza,
hegel, karlmax, august comte( surajiyo, 2008, 5). Filsafat pendidikan sebagai
mana cabang filsafat lainnya mencakup sekurang-kurang nya tiga cabang utama
dari filsafat yakni, ontology, epistemology, dan aksiologi.
1. Aliran
– aliran filsafat pendidikan
Filsafat pendidikan merupakan terapan dari
filsafat, yang berarti bahwa filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara
kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-hasil kajian dari filsafat yaitu
berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas, pengetahuan, dan nilai,
khususnya yang berkaitan dengan praktek pelaksanaan pendidikan. Berikut ini
akan diuraikan berbagai aliran filsafat pendidikan tersebut:
1. Filsafat
pendidikan idealisme
Idealisme berpendirian,
bahwa kenyataan tersusun atas gagsan-gagasan (ide-ide) atau spirit. Idealisme
ini berhubungan dengan segala aktivitas adalah aktivitas kejiwaan.
2. Filsafat
pendidikan realisme
Realisme dalam berbagai
bentuk menurut ( 1996;126) menarik garis pemisah yang tajam antara yang
mengetahui dan yang di ketahui, dan pada umumnya cenderung kearah dualisme monisme
materialistik.
3. Filsafat
pendidikan materialism
Aliran materialisme
adalah suatu aliran filsafat yang berisikan tentang kebendaan.
4. Filsafat
pendidikan pragmatism
Filsafat ini di pandang
sebagai filsafat amerika asli, pada hal kenyataan yang sebenarnya adalah bahwa
sumber pengetahuan ada pada manusia apa yang di alami manusia.
2.
Hakikat
Pendidikan
a)
Pengertian
pendidikan
Sebelum
di jelaskan lebih lanjut apa yang di maksud dengan pendidikan, terlebih dahulu
perlu kiranya di terangkan dua istilah yang hamper sama dan selalu di jumpai
dalam praktek pelaksanaan pendidikan, secara etimologi, yakni ; pedagogie dan
paedagogiek.
Paedagogiek berasal dari bahasa yunani yaitu
paedagogia, terdiri dari kata paedos yang artinya anak, dan agoge yang artinya
mempimpin. Jadi dapat diartikan Paedagogiek pergaulan dengan anak- anak.
Dalam
bahasa inggris pendidikan adalah education yang artinya adalah menekankan bahwa
pendidikan tidak hanya mecakup nalar atau intelektual saja, melainkan mecakup
pengembangan moral atau kepribadian, karakter atau sikap anak yang meliputi
berbagai kecerdasan yang dapat di kembangkan dalam kehidupan anak sebagai
manusia.
Dalam
bahasa jerman pendidikan adalah berasal dari kata ziechung yang artinya membawa
keluar. Sedangkan menurut bahasa romawi kuno pendidikan adalah educare artinya
menarik keluar? Menurut kedua ini adalah setiap orang atau individu memiliki
potensi yang di bawak sejak lahir yang dapat di kembangkan. Tugas pendidikan
adalah menarik keluar, membawa keluar potensi-potensi yang di miliki anak, yang
berarti membina dan mengembangkannya sehingga menjadi realita atau kenyataan.
Menurut
john dewey ( sadulloh, 2003), pendidikan perlu di dasarkan pada tiga pokok
pemikiran, yakni:
a. Pendidikan
merupakan kebutuhan hidup
b. Pendidikan
sebagai pertumbuhn
c. Pendidikan sebagai fungsi social
Tidak ada komentar:
Posting Komentar