A.
Identitas
Buku:
Judul : Pengambilan Keputusan
Stratejik
Pengarang : Prof. Dr. J. Salusu,
M.A
Penerbit : PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia
Tahun Terbit : 2015
Tempat Terbit : Jakarta
Tebal : 312 Halaman
B.
Ulasan
Bab II Pengambilan Keputusan
Pada Bab II
(Pengambilan keputusan) terdapat 17 Sub Bab yang dibahas, diantaranya sebagai
berikut:
1. Hakikat
pengambilan keputusan: Dalam sub bab ini dibahas
bahwasanya pengambilan keputusan adalah aspek yang paling penting dalam
kegiatan manejemen, kegitan sentral, kunci atau inti kepemimpinan,
karakteristik fundamental dan sebagai jantung kegiatan administratif.
2. Pentingnya
pengambilan keputusan: Dalam sub bab ini dibahas bahwa pengambilan keputusan
meiliki arti penting bagi maju mundurnya suatu organisasi. Selain itu, juga
merupakan kegiatan politik yang paling kompleks dalam suatu organisasi dimana
bukan hanya keputusan mengenai kebijakan pokok yang rumit, tetapi juga
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan program, penempatan dan
penganggaran.
3. Apakah
pengambilan keputusan itu? : Di dalam sub
bab ini dikatakan bahwa pengambilan keputusan dipahami dalam dua pengertian
yakni 1) penetapan tujuan yang merupakan terjemahan dari cita-cita, aspirasi,
dan 2) pencapaian tujuan melalui implementasinya.
4. Bagaimana
tiba pada suatu keputusan :
Dalam sub bab ini dikatakan bahwa ada dua pandangan dalam proses mencapai suatu
keputusan , yaitu: 1) optimasi. Dalam optimasi eksekutif mennyusun alternatif
(untung – rugi ) terhadap tujuan, kemudian memperkirakan kemungkinan timbul
bermacam kejadian, mempertimbangkan dampak, selanjutnya menyusun urutan secara
sistematis sesuai prioritas maupun selera dan terakhir barulah ia membuat
keputusan. 2) satisficing. Dalam hal ini seorang eksekutif tidak
mengidentifikasi semua alternatif (akibat kelalaian atau kurang sumber
informasi), ia hanya mengetahui sedikit tentang kerugian atau keuntungan pada
alternative yang dipilih, kurang sempurnaan pemehaman mengenai peristiwa yang
mungkin timbul dan kaitannya dengan pilihan yang dilakukan. Tidak memiliki
dasar akurat dalam memilih alternative (memilih yang dianggap paling memuaskan).
5. Apa
keputusan itu? : Di dalam sub bab ini
ditarik kesimpulan bahwa keputusan adalah sebuah kesimpulan atau keadaan akhir
dari suatu proses dinamis yang dicapai sesudah dilakukan pertimbangan.
6. Tingkat-tingkat
keputusan : Di dalam bab ini dikatakan
bahwa ada 4 tingakatan dalam pengambilan keputusan, yaitu: 1) automatic
decision; keputusan yang dibuat secara sederhana dari informasi yang ada. 2)
expected information decision; keputusan berdasarkan tingkat informasi yang ada
dan perlu diplejari terlebih dahulu. 3) factor weighting decision; dimana
pengambilan keputusan berdasarkan pada berbagai pertimbangan (lebih banyak
informasi yang dikumpulkan dan dianalisis, membandingkan informasi, mencari
yang paling banyak keuntungan) 4) dual uncertainty decision; keputusan yang
paling kompleks, dimana mebutuhkan informasi yang lebih banyak. Di dalam suatu
informasi masih adanya informasi yang masih akan diharapkan (ketidakpastian).
7. Klasifikasi
keputusan : Di dalam sub bab ini
dijelaskan bahwa klasifikasi keputusan terklasifikasi dalam a) struktur. Ditinjau
dari segi struktur ada Keputusan umum dan
keputusan unik. b) pembuat keputusan.
Ditinjau dari segi pembuat keputusan ada yang disebut dengan keputusan
terprogram dan tak terprogram. c) waktu dan keterampilan, dimana keputusan yang
hadir sebagai respon keadaan yang tidak pasti (tidak digunakan kembali secara
kontinu). d) tiga jenis keputusan; yakni keputusan strategis, taktis dan
operasional. e) empat jenis keputusan; yakni keputusan berdasarkan tujuan,
keputusan stratejik (mempersoalkan apa yang dapat dibuat untuk mencapai tujuan,
keputusan taktis (bagaimana melaksanakan keputusan stratejik), keputusan
implikasi ajngka panjang.
8. Kategori
keputusan: Di dalam sub bab ini dijelaskan 4 kategori keputusan, yakni: keputusan representasi (pengambilan
keputusan menghadapi informasi yang cukup banyak dan mengetahui dengan tepat
bagaimana memanipulasi informasi tersebut). Keputusan
empiris (keputusan yang miskin informasi tetapi memiliki cara yang jelas
untuk memproses inormasi pada saat informasi itu diperoleh). Keputusan informasi (keputusan yang kaya
informasi, tetapi diliputi kontroversi tenta g bagaimana memproses informasi
itu dan akan mengahasilkan apa). Keputusan eksplorasi (keputusan yang miskin
informasi dan tidak ada kata sepakat tentang cara yang hendak dianut untuk
memulai mencari informasi).
9. Teknik
pengambilan keputusan: Di dalam sub bab ini di jelaskan bahwa teknik
pengambilan keputusan cukup bervariasi antara lain dirangkum oleh Mc Grew, sbb:
a) keputusan terprogram, secara tradisional mencakup kebiasaan, pekerjaan rutin
sehari-hari, struktur organisasi, dll. Secara modern mencakup riset
operasional; analisis matematik; model –model; proses data elektronik, dll. b)
keputusan tidak terprogram, secara tradisional mencakup pada heuristic
(mendorong seseorang untuk mencari dan menemukan sendiri intuisi dan
kreativitas), rule of thumbs (prosedur praktis yang tidak menjamin penyelesaian
optimal), dengan seleksi dan latihan bagi para eksekutif.
10. Pendekatan
terhadap pengambilan keputusan: Dalam sub bab ini dibahas berbagai pendekatan
antara lain sbb: Model Brinckloe (menggunakan
beberapa pendekatan seperti fakta, pengalaman, intuisi, logika dan analisis
sistem), Model Mc Grew (menggunakan
beberapa pendekatan seperti pendekatan proses pengambilan keputusan rasional,
model proses organisasional, dan model tawar menawar politik).
11. Metode
pengambilan keputusan: Dalam sub bab ini dibahas pengambilan keputusan mencakup
pada: Metode rasional (metode klasik yang secara implisit mencakup model
birokratik, ekonomi dan bisnis yang sering dikaitkan dengan analisis
kebijakan), metode tawar menawar incremental (metode yang paling mendasar dalam
aktivitas politik, dimana suatu keputusan tentang suatu kebijakan terjadi dalam
bentuk langkah-langkah kecil dan karenanya tidak terlalu jauh dari status quo),
metode agregatif (consensus dan peran serta merupakan karakteristik utama),
metoe keranjang sampah (tertarik pada karakter yang ditampilkan, isu-isu, dan
masalah dalam pengambilan keputusan).
12. Teori-teori
pengambilan keputusan: Dalam sub bab ini terdapat beberapa aliran aatara lain
yaitu 1) aliran birokratik (Memberikan tekanan yang cukup besar pada arus dan
jalannya pekerjaan dalam struktur organisasi. Keputusan yang diambil selalu
dianggap benar walaupun memiliki kelemahan), 2) aliran manajemen saintifik
(Menekankan pada pandangan bahwa tugas dapat dijabarkan ke dalam elemen logis
yang dapat digambarkan secara saintifik), 3) aliran hubungan kemanuasiaan (menganggap
bahwa organisasi dapat berbuat lebih baik apabila lebih banyak perhatian
diberikan kepada manusia dalam organisasi itu), teori rasionalitas ekonomi
(mengakui bahwa organisasi adalah suatu unit ekonomi yang mengkonversi input
menjadi outputdengan cara yang efisien), aliran satisficing (aliran yang tidak
mengharapkan suatu keputusan yang sempurna), aliran analisis sistem (siklus
dari deretan aktivitas seprti, merumuskan sasaran, merekayasa sistem
alternative untuk mencpai sasaran, mengevaluasi alternative, mempertanyakan
sasaran dengan asumsiny, membuka alternative baru, menetapkan sasaran baru ,
dan mengulang langkah sampai penyelesaian yang memuaskantercapai).
13. Pengambilan
keputusan birokratik: Dalam sub bab ini dikatakan bahwa elemen konseptual dalam
keputusan birokratif adalah prosedur operasional yang baku , baik itu tertulis,
normative atau kebiasaan. dalam mengambil keputusan, birokrasi selalu bertindak
tidak memihak tetapi juga tidak responsive. Namun karena birokrasi itu
dikendalikan manusia, ia dapat dipengaruhi (tekanan politik dan pengaruh elit).
14. Pengambilan
keputusan etis: Di dalam sub bab ini dijelaskan bahwa keputusan etis diatur
oleh prinsip utilitas yang menyatakan 1) bahwa suatu rangkaian tindakan dapat
dianggap baik bagi organisasi jika itu sudah merupakan alternative yang terbaik
dalam kondisi itu, 2) bahwa alternative terbaik itu adalah yang mempunyai
dampak konsekeuensi yang terbaik pula, 3) bahwa alternative itu memaksimalkan
perbandingan antara yang baik terhadap yang burukbagi semua pihak.
15. Pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan: Dalam sub bab ini dibahas bahwa pemecahan
masalah berupa pemikiran yang akhirnya bermuara pada hasil penyelesaian
kesenjangan. Dan untuk mencari akar masalah, diperkenalkannya metode “The 5
Whys”, yakni pendekatan yang mengajukan 5 kali pertanyaan “mengapa” untuk
mencari sebab dari suatu masalah.
16. Pendekatan
terhadap Problem Solving: Sub bab ini
menjelaskan pendekatan terhadap pemecahan masalah melalui beberapa fase, yakni;
merumuskan tujuan dan sasaran organisasi, mengidentifikasi dan merumuskan
masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan, mengevaluasi informasi,
mengidentifikasi dan memperjelas asumsi, merumuskan alternative penyelesaian,
memilih dan mengimplementasiakna penyelesaian yang optinal, meninjau dan
mengevaluasi penyelesaian yang telah diimplementasi dan penyesuaian jika
diperlukan.
17. Model
penyelesaian masalah kreatif dari Osborn-Parnes: Di dalam sub bab ini
dijelaskan bahwa model ini merupakan model peecahan masalah yang cukup menarik,
karena model ini tepat untuk menyelesaikan masalah yang rumit dengan memakai
enam langkah, yakni;objective-finding (tahap mencari dan menemukan sasaran),
fact-finding (langkah mencari dan menemukan fakta), problem –finding
(menampilkan masalah yang terpenting pada suatu saat tertentu), idea –finding
(tahap dimana mencari dan menemukan ide dengan menggunakan teknik
brainstorming/ sumbang saran atau brainwriting/ sumbangan ide tertulis),
solution-finding (tahap mencari dan menemukan penyelesaian, menampilkan semua
kriteria yang dapat dipikirkan, kemudian memilih yang terbaik),
acceptance-finding (tahap dapat menerima penyelesaian yang dapat diimplementasikan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar