Masyarakat
dunia sekarang telah berada dalam era masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based
society). Selain itu dunia juga berada dalam era informasi dan komunikasi.
Era informasi ditandai oleh pesatnya perkembangan televise, computer dan
internet. Kehadiran Teknologi Komunikasi dan Informasi
(TKI) dalam pendidikan bisa dimaknai dalam tiga paradigma, yaitu (1) TKI
sebagai alat atau berupa produk teknologi yang bisa digunakan dalam pendidikan,
(2) TKI sebagai konten atau sebagai bagian dari materi yang bisa dijadikan isi
dalam pendidikan, dan (3) TKI sebagai program aplikasi atau alat bantu untuk
manajemen pendidikan yang efektif dan efisien. Ketiga paradigma tersebut
disinergikan dalam sebuah kerangka sumberdaya TKI yang secara khusus
diposisikan dan diarahkan untuk mencapai visi dan misi pendidikan di Indonesia.
Di era globalisasi
pendidikan, disadari ataupun tidak, tantangan dunia pendidikan waktu ke depan
akan lebih berat. Optimalisasi TKI menjadi salah satu alternatif solusi dalam
menopang dan menggerakkan dunia pendidikan di kancah persaingan global. Dalam
dunia pendidikan di Indonesia, ada beberapa alasan problematik yang
melatarbelakangi pentingnya pemanfaatan TKI, terutama dalam (1) meningkatkan
mutu pendidikan di semua jenjang, (2) mengatasi kesenjangan layanan pendidikan
akibat kondisi geografis yang mana jika diabaikan akan menimbulkan disparitas
mutu layanan, dan (3) perubahan sosio-budaya masyarakat yang bergerak dinamis,
dan (4) memupuk rasa nasionalisme untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.
Dalam kaitan pemanfaatannya untuk pendidikan,
Ashby (1972) seperti dikutip oleh Miarso (2004), menyatakan bahwa dunia
pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Revolusi pertama terjadi
ketika orang menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru. Revolusi kedua
terjadi ketika digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Revolusi
ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya mesin cetak sehingga materi
pembelajaran dapat disajikan melalui media cetak. Revolusi keempat terjadi
ketika digunakannya perangkat elektronik seperti radio dan televisi untuk
pemerataan dan perluasan pendidikan. Revolusi kelima, seperti saat ini, dengan
dimanfaatkannya teknologi komunikasi dan informasi mutakhir, khususnya komputer
dan internet untuk pendidikan.
Oleh karena itulah, kebijakan pendidikan
perlu diarahkan agar mampu menciptakan sumberdaya manusia yang mampu menghadapi
tantangan masa depan secara efektif dan efisien, dengan memanfaatkan seluruh
aspek sumberdaya yang ada termasuk pamanfaatan TKI. Guru dalam kaca
mata ini adalah presentator berbagai informasi pengetahuan yang penting, benar
dan baik, serta bermanfaat bagi kehidupan dan masa depan istimewa bagi para
muridnya. Jabatan guru dalam kehidupan adalah jembatan pengetahuan tentang
kebenaran dan kebaikan bagi seluruh peserta didiknya. Guru harus bukan seorang
apatis, pesimistis, apalagi anti terhadap nilai-nilai kebenaran, kabaikan dan
kemanusiaan.
Jabatan guru hakikatnya adalah jabatan yang
sangat mulia. Namun guru juga manusia yang mempunyai berbagai keterbatasan dan
kelemahan. Benih-benih pengetahuan begitu luas kompleks dan mendalam sehingga
seorang guru mau tidak mau, terbatasi kemampuannya didalam
mempresentasikan informasi dan pengetahuan tertentu. Guru umumnya
mempresentasikan pengetahuan yang dikuasainya saja. Oleh karena itu guru
membutuhkan bantuan teknologi dalam menyalurkan informasi.
Metode teknologi dan metode manusia pun sering berbeda dan bertolak belakang atau berbanding terbalik
dalam mempresentasikan informasi dan pengetahuan. Sebagian
besar
siswa mengomentari bahwa metode ceramah yang cenderung “top-down” dan sentralistik dari para guru di kelas cenderung sangat
membosankan sekalipun sudah bertendensi “student
oriented” atau “student center”,
terkesan dan sangat minim prosentase daya serap materi dan atensi peserta
didik.
Ini jelas tidak prospektif, aktual, dan nyaman
lagi. Apalagi sarana representasi informasi hanya berkutat dan cenderung
mengandalkan sarana-sarana standar seperti buku-buku pegangan atau buku
pengajaran yang dipresentasikan dengan hanya modal kapur, spidol papan, papan
tulis atau white board (kadang sudah
terlihat lumayan mengajar memakai white
board dan spidol papan).
Atas permasalahan tersebutlah, maka penulis membahas makalah mengenai
aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran di sekolah.
B.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
masalah secara umum yaitu: Bagaimana aplikasi penerapan teknologi komunikasi dan
informasi dalam pembelajaran di sekolah. Sedangkan permasalahan secara khusus
yaitu:
1.
Bagaimana prinsip-prinsip penggunaan TKI
dalam pengembangan sistem pembelajaran di sekolah?
2.
Bagaimana penggunaan media TKI di sekolah
seperti media sederhana, media audio, foto, film, video, dalam pembelajaran di
sekolah?
3.
Apa manfaat TKI dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah?
C.
Tujuan Penelitian
Secara umum
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah aplikasi penerapan
teknologi komunikasi dan informasi dalam pembelajaran di sekolah. Sedangkan
secara khusus tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui
prinsip-prinsip penggunaan TKI dalam pengembangan sistem pembelajaran di
sekolah.
2.
Untuk mengetahui bagaimana penggunaan media TKI di sekolah seperti
media sederhana, media audio, foto, film, video, dalam pembelajaran di sekolah.
3.
Untuk mengetahui manfaat TKI dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah.
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A.
TKI sebagai Media
Pembelajaran
Menurut Miarso
(2004:457) istilah media yang merupakan bentuk jamak dari medium secara harfiah
berarti perantara atau pengantar. AECT (1979:21) dalam Miarso (2004)
mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran untuk proses transmisi
informasi. Sedangkan Olson (1974:12) dalam Miarso (2004) mendefinisikan medium
sebagai teknologi untuk menyajikan, merekam, membagi, dan mendistribusikan
symbol dengan melalui ransangan indra tertentu, disertai penstrukturan
informasi.
Istilah
pembelajaran digunakan untuk menunjukkan usaha pendidikan yang dilaksanakan
secara sengaja, dengan tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses
dilaksanakan, serta yang pelaksanaannya terkendali. Kemudian media pembelajaran
oleh Commmission on Instructional Technology (1970) dalam Miarso (2004) diartikan
sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat
digunakan untuk tujuan pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan
tulis.
Miarso
(2004:458) kemudian berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar, sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan , dan terkendali. Sehingga
berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian media pembelajaran di atas
dapat disimpulkan bahwa Teknologi Komunikasi dan Informasi (TKI) sebagai media
pembelajaran.
Sejalan dengan
pesatnya perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang
pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional di
masa lalu (dan masih ada pada masa sekarang), proses pembelajaran dipandang
sebagai:
1. sesuatu
yang sulit dan berat,
2. upaya
mengisi kekurangan siswa,
3. satu proses
transfer dan penerimaan informasi,
4. proses
individual atau soliter,
5. kegiatan
yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil
dan terisolasi,
6. suatu
proses linear.
Sejalan dengan
perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran yaitu
pembelajaran sebagai:
1. proses
alami,
2. proses
sosial,
3. proses
aktif dan pasif,
4. proses
linear dan atau tidak linear,
5. proses yang
berlangsung integratif dan kontekstual,
6. aktivitas
yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kulktur siswa,
7. aktivitas
yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan
masalah nyata baik individual maupun kelompok.
B.
Kegunaan TKI sebagai Media
Pembelajaran
Menurut Miarso
(2004:458), berbagai kajian teoretik maupun empirik menunjukkan kegunaan media
dalam pembelajaran sebagai berikut:
1.
Media mampu memberikan ransangan yang bervariasi kepada otak kita,
sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal.
2.
Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh
para siswa.
3.
Media dapat melampaui batas ruang kelas.
4.
Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan
lingkungannya.
5.
Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
6.
Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7.
Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar.
8.
Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatu
yang konkret maupun abstrak.
9.
Media memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri.
10. Media meningkatkan
kemampuan keterbacaan baru.
11. Media mampu meningkatkan
efek sosialisasi.
12. Media dapat meningkatkan
kemampuan ekspresi diri guru maupun siswa.
Berdasarkan
berbagai kegunaan TKI sebagai media pembelajaran maka berbagai jenis media akan
dibahas lebih lanjut dalam pembahasan aplikasi TKI dalam pembelajaran di
sekolah.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Prinsip-prinsip Penggunaan
TKI dalam Pengembangan Sistem Pembelajaran di Sekolah
Secara umum dengan
terintegrasikannya kelas dengan TKI maka sangat dimungkinkan bahwa kelas bisa
dibawa ke kancah global. Kelas bisa terhubung tanpa sekat dengan kelas yang
lain, bahkan “dunia lain”. Prinsip umum penggunaan teknologi, dalam hal
ini TKI, adalah sebagai berikut:
1.
Efektif
dan efisien. Penggunaan TKI harus memperhatikan manfaat dari teknologi ini
dalam hal mengefektifkan belajar, meliputi pemerolehan ilmu, kemudahan dan
keterjangkauan, baik waktu maupun biaya. Dengan demikian, penggunaan TKI yang
justru membebani akan berakibat tidak berjalannya pembelajaran secara efektif
dan efisien.
2.
Optimal.
Dengan menggunakan TKI, paling tidak pembelajaran menjadi bernilai “lebih”
daripada tanpa menggunakannya. Nilai lebih yang diberikan TKI adalah keluasan
cakupan, kekinian (up to date),
kemodernan dan keterbukaan.
3.
Menarik.
Artinya dalam prinsip ini, pembelajaran di kelas akan lebih menarik dan
memancing keingintahuan yang lebih. Pembelajaran yang tidak menarik dan
memancing keingintahuan yang lebih akan berjalan membosankan dan kontra
produktif untuk pembelajaran.
4.
Merangsang
daya kreatifitas berpikir pelajar.
Dengan menggunakan TKI tentu saja diharapkan siswa mampu
menumbuhkan kreativitasnya dengan maksimal yang terdapat di dalam diri mereka.
Seorang anak yang mempunyai kreativitas tinggi tentunya berbeda dengan siswa
yang mempunyai kreativitas rendah. Siswa yang mempunyai kreativitas tinggi
tentunya akan mampu menyelesaikan permasalahan dengan cepat dan tanggap
terhadap permasalahan yang muncul. Sedangkan siswa yang berkreativitas rendah
terlihat kurang menanggapi permasalahan dalam pembelajaran.
Tujuan TKI akan sejalan dengan tujuan pendidikan itu
sendiri ketika digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan TKI tidak justru
menjadi penghambat dalam pembelajaran namun akan memberikan manfaat yang lebih
dalam pembelajaran.
B.
Penggunaan Media
Pembelajaran di Sekolah
Media
pembelajaran digunakan untuk mewujudkan usaha-usaha pendidikan yang
dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu
sebelum proses dilaksanakan, selain itu dilaksanakan secara terkendali. Dengan prinsip penggunaan TKI yang
efektif dan efisien, optimal, menarik, dan merangsang daya kreativitas, TKI
menjadi salah satu media pembelajaran yang banyak digunakan di berbagai bidang
pendidikan karena meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam proses
pembelajaran.
Asosiasi Pendidikan
Nasional di Amerika (National Education
Assosiation/NEA) seperti dikutip AECT
(1979) mendefinisikan media dalam
lingkup pendidikan sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat,
didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk
kegiatan tersebut. Sementara Gagne (1970) menyatakan bahwa media pendidikan
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan mahasiswa yang dapat merangsang
mahasiswa untuk belajar.
Penggunaan TKI dalam
pembelajaran antara lain sebagai tutorial, eksplorasi, alat aplikasi,
dan komunikasi. Sedangkan penerapan TKI dalam dunia pendidikan adalah
berupa buku elektronik dan e-learning.
Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan media
teknologi pendidikan, yaitu dengan cara mencari dan mengidentifikasi
permasalahan yang dihadapi dalam belajar, kemudian dicari pemecahannya melalui
aplikasi teknologi informasi yang sesuai. Upaya pemecahan permasalahan
pendidikan terutama permasalahan yang berhubungan dengan kualitas pembelajaran,
dapat ditempuh dengan menggunakan berbagai sumber belajar dan penggunaan media
pembelajaran yang berfungsi sebagai alat bantu dalam meningkatkan kadar hasil
belajar peserta didik. Teknologi informasi digunakan sebagai media untuk
mempermudah pencarian informasi tersebut.
Beberapa bentuk media yang
dapat kita gunakan sebagai media pembelajaran di sekolah, antara lain:
1.
Media
Sederhana
Media sederhana dalam aplikasi TKI
misalnya melalui web site internet.
Siswa bisa dilibatkan dalam pencarian berita-berita yang berkaitan dengan
materi yang akan dibahas. Ini sangat sederhana, akan tetapi dengan cara
sederhana ini, nantinya siswa akan terbiasa dengan internet, dimana dengan
internet pengetahuan akan semakin luas, serta siswa akan terbiasa untuk
mengetik dengan menggunakan komputer.
2.
Media
Audio
Media Audio bisa digunakan dalam
pembelajaran yang berbasis TKI. Media ini sangat tepat, karena metode belajar
yang digunakan lebih luwes (flexible),
mudah, dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya masing-masing. Sehingga
memicu terjadinya pergeseran pola pendidikan dari tatap muka (convensional) ke arah pendidikan yang
lebih terbuka. Dengan adanya teknologi internet ini sistem penyampaian dan
komunikasi (delivery system and
communication) antara siswa dengan guru, guru dengan guru atau siswa dengan
siswa dapat dilakukan dengan berbagai bentuk dan cara, baik secara bersamaan (synchronous) maupun (asynchronous). Beberapa bentuk
komunikasi yang dapat dilakukan antara lain adalah sebagai berikut (Purbo,
1997):
·
Dialog
elektronik (chatting); dialog
elektronik adalah percakapan berbasis teks yang dapat dilakukan secara online dalam waktu bersamaan (synchronous) antara dua atau lebih
pengguna internet. Contoh aplikasi dalam konteks pendidikan tinggi, dialog
elektronik dapat digunakan untuk proses komunikasi antara dosen dengan beberapa
orang mahasiswanya dalam mendiskusikan suatu topik perkuliahan tertentu.
·
Surat
elektronik (e-mail); surat elektronik
merupakan suatu bentuk komunikasi tidak bersamaan (asynchronous) yang memungkinkan terjadinya komunikasi antara
mahasiswa dengan dosen atau mahasiswa dengan mahasiswa lain melalui surat yang
disampaikan secara elektronik melalui internet. Berbeda dengan chatting, dengan cara ini umpan balik
yang diperoleh mungkin tertunda.
·
Konferensi
kelompok melalui surat elektronik (mailing
list); Mailing list merupakan
perluasan dari e-mail dimana
seseorang dapat mengirim pesan kepada sekelompok orang tertentu yang telah
terdaftar untuk bergabung dalam kelompok diskusi. Sebagai contoh, seorang dosen
memiliki daftar mahasiswa yang tergabung dalam kelompok mata kuliah tertentu.
Pemberian tugas dan diskusi dapat dilakukan melalui fasilitas seperti ini.
·
Konferensi
jarak jauh (teleconference);
konferensi jarak jauh dapat berupa konferensi audio maupun konferensi video.
Kedua konferensi ini dapat dilakukan dengan cara "point to point" atau "multi
point". Cara pertama dilakukan dalam dua tempat. Sedangkan cara kedua
dilakukan dalam lebih dari dua tempat. Sebagai contoh, seorang guru dari
sekolah tertentu dapat mendiskusikan suatu topik tertentu kepada siswa di
beberapa sekolah lain dalam waktu bersamaan.
3.
Media
Foto
Media
foto merupakan
perantara/pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan yang disampaikan
melalui gambar/foto. Dalam kaitannya dengan
pengajaran-pembelajaran, media foto memiliki peranan efektif karena dapat
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar.
Contoh-contohnya termasuk gambar kasus-kasus, foto grafik,
diagram, dan
sejenisnya. Salah satu peran penting yang dimainkan
media foto adalah menyediakan referent konkrit dari suatu ide. Kata-kata tidak
dapat dilihat, dan diterima apa adanya. Sehingga
siswa mudah mengkaitkan materi pelajaran dengan ide-ide di otaknya melalui gambar/foto. Yang termasuk dalam kategori media foto/gambar adalah:
·
Benda sebenarnya.
Media ini seharusnya menjadi bagian utama dalam
pembelajaran kontekstual. Anda dapat mendalami penggunaan media ini dalam
contoh Rencana Pelaksanaan
Pelajaran (RPP) pada Perangkat Pembelajaran Kontekstual
untuk Siswa SLTP.
·
Model, yakni gambar
tiruan tiga dimensi dari benda sebenarnya. Ukuran model
mungkin lebih besar, sama, atau lebih kecil dari benda sebenarnya. Model dapat
diwujudkan dengan detil lengkap atau justru penyederhanaan benda sebenarnya.
·
Gambar diam, misalnya hasil lukisan, potret, atau cetakan.
·
Ilustrasi, yakni gambar yang menyertai teks agar lebih jelas.
·
Karikatur, yakni gambar yang disederhanakan dan biasanya berisi sindiran atau ironi.
·
Sketsa, yakni gambar sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa
detil.
·
Poster, yakni kombinasi unsur-unsur visual seperti garis, gambar, dan kata-kata
(angka-angka) untuk mengkomunikasikan pesan secara singkat.
·
Bagan/diagram, yakni gambaran dari sesuatu yang dilukiskan dengan garis, gambar, dan
kata-kata yang menunjukkan adanya hubungan, perbandingan, atau perkembangan.
Bagan dapat berupa skema (organisasi), klasifikasi, pengaruh waktu, tabel, dan
bagan alir alir.
·
Grafik, yakni gambaran data statistik yang saling berhubungan dan ditunjukkan
dengan lambang-lambang visual. Terdapat berbagai macam grafik, antara lain
grafik garis, batang, lingkaran.
·
Peta, adalah gambar yang menjelaskan permukaan Bumi atau bagian-bagiannya
dengan ukuran dan posisi relatif menurut skalanya.
·
Papan beserta tulisan, gambar, atau benda yang ditempelkan.
4.
Media
Film
Film merupakan salah satu media TKI
yang sangat diminati oleh siswa, karena dalam penyampaiannya mudah difahami,
selain itu terdiri dari dua media, yakni audio dan visual. Sehingga siswa
selain bisa menikmati gambar yang disajikan, tetapi bisa mendengar pesan yang
disampaikan melalui film tersebut.
Film bisa disajikan melalui media
televisi. Akan tetapi harus berhati-hati, karena semakin canggihnya teknologi,
terdapat unsur yang bermuatan pornografi, kekerasan,
dan tayangan mistis. Dalam media film kita perlu memperhatikan batasan umur
penonton/siswa pada film yang tengah ditayangkan. Mengaktifkan penggunaan
fasilitas Parental Lock pada TV kabel
dan satelit. Menghindari penempatan TV pribadi di dalam kamar.
5.
Media
Video
Sama dengan halnya film/televisi,
video juga membantu penyampaian TKI dalam proses pembelajaran di sekolah.
Dengan video ini guru dituntut untuk dapat menyampaikan materi yang sesuai
dengan kompetensi dasar, yang nantinya diikuti/dibantu dengan penggunaan video.
Hal ini sangat dinikmati oleh siswa karena siswa akan melihat secara riil
meteri tersebut dengan memperhatikan gambar dan suara yang disampaikan dalam
video tersebut. Video harus dikemas secara menarik, siswa dituntut untuk dapat
mengkritisi hasil dari tayangan video. Namun perlu diperhatikan pula tayangan-tayangan
yang terkandung dalam bentuk video banyak yang mengandung unsur kekerasan,
pornografi, dan sebagainya. Sehingga guru perlu berhati-hati memilah dan
memilih video yang akan disuguhkan kepada siswa. Selain itu dengan kemajuan
teknologi, siswa bisa saja mendapatkan video yang tidak sepantasnya dari
lingkungan lain, seperti teman bermain, ataupun memperoleh sendiri mengenai
hal-hal yang tidak pantas. Maka peran guru dan elemen terkait dalam hal ini
sangat diperlukan. Apabila video tersebut bisa digunakan sebagaimana mestinya,
maka kreatifitas siswa akan muncul, seperti contohnya guru bisa menugaskan
siswa untuk membuat video dokumenter tentang penanggulangan bencana alam, video
dokumenter tentang dampak negatif narkoba, dan sebagainya.
C.
Manfaat TKI dalam
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Sekolah
TKI dalam dunia pendidikan
digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa
pemanfaatan TKI dalam pembelajaran di sekolah:
·
Memanfaatkan fasilitas multimedia yang sudah
tersedia untuk mempermudah kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran.
Misalnya, untuk presentasi. Jika dahulu presentasi hanya menggunakan media OHP
yang monoton, sekarang presentasi sudah dapat ditampilkan dengan LCD projector
dan dibuat lebih kreatif dengan menampilkan berbagai konten multimedia, seperti
gambar, video, suara, dan sebagainya.
·
Memanfaatkan
internet untuk proses pembelajaran jarak jauh (kelas virtual). Kelas virtual
ini sudah menjadi tren di era globalisasi sekarang. Karena kelas virtual
mmiliki beberapa keuntungan, seperti: peserta didik dapat mengekspresikan diri,
bersosialisasi, saling berbagi pengetahuan, meningkatkan kreativitas, dan
menumbuhkan cara belajar yang mandiri.
·
Memungkinkan
peserta didik untuk berdemonstrasi dengan perangkat multimedia yang ada.
Misalnya, menampilkan suatu kegiatan eksperimen dengan tujuan untuk
memperlihatkan bagaimana cara yang dilakukan dalam eksepimen tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Keberhasilan pendidikan ditunjang oleh
adanya interaksi maksimal antara Guru dan siswa, antara siswa dengan berbagai fasilitas
pendidikan, antara siswa dengan siswa lainnya, adanya pola pendidikan aktif dalam
interaksi tersebut. Bila
pendidikan berbasis pada TKI,
diperlukan adanya pusat kegiatan mahasiswa,
interaksi antar grup, administrasi penunjang sistem, pendalaman materi, ujian, perpustakan digital,
dan materi onlin.
TIK atau dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah Information and
Communication Technologies (ICT) merupakan media atau alat bantu untuk melakukan kegiatan
seperti pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi.
TKI mencakup dua aspek yaitu
teknologi informasi dan teknologi komunikasi. TKI sangat diperlukan dalam pembelajaran
di era sekarang ini. Prinsip
penggunaan ICT yang efektif dan efisien, optimal, menarik, dan merangsang daya
kreativitas siswa.
TKI
menjadi salah satu media pembelajaran yang banyak digunakan di berbagai bidang
pendidikan karena meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam proses
pembelajaran. Penggunaan
TKI dalam pembelajaran antara
lain sebagai tutorial, eksplorasi, alat aplikasi, dan komunikasi.
Sedangkan penerapan TKI
dalam dunia pendidikan adalah berupa buku elektronik dan e-learning.
B.
Saran
Adapun saran yang
penulis berikan dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Bagi sekolah-sekolah yang belum dapat melaksanakan
pembelajaran TKI secara maksimal diharapkan dalam waktu ke depan dapat berupaya
lebih giat lagi dengan cara meningkatkan kerjasama khususnya dengan komite
sekolah agar tercapainya suatu tujuan pendidikan yang diinginkan.
2.
Kemajuan teknologi sangat
pesat. Tidak selamanya berpengaruh positif terhadap siswa. Maka dari itu guru,
sekolah, serta orang tua siswa dan elemen terkait, harus lebih hati-hati
terhadap para peserta didiknya. Misalnya mengawasi para peserta didik ketika
membuka internet yang bermuatan pornografi, kekerasan, dan
lain-lain.
3.
Tidak semua sekolah yang ada di Indonesia bisa
mengaplikasikan TKI dengan baik, karena melihat kondisi dan juga kemampuan para
guru di daerah. Maka dari itu pihak kepala sekolah diharapkan bisa memberikan
pembekalan atau mengikut sertakan para guru untuk mengikuti diklat, seminar,
simposium, mengenai TKI.
DAFTAR PUSTAKA
Association for Educational Communications and Tecnology. Definisi Teknologi Pendidikan.
Terjemahan Jakarta: CV Rajawali, 1986.
Gagne, Robert M. The
Conditions of Learning, 2 Edition, New York: Holt, Rinehart and Winston,
1970.
Pustekom Depdiknas. Grand
Design Pengembangan ICT untuk Pembelajaran di Sekolah.
Unesco. Information and
Communication Technology in Education: A Curriculum for Schools and Programme
of Teacher Development.
Yusufhadi Miarso. Menyemai
Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pustekkom Diknas, 2004.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar