Senin, 13 Februari 2017

APLIKASI TIK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

Masyarakat dunia sekarang telah berada dalam era masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). Selain itu dunia juga berada dalam era informasi dan komunikasi. Era informasi ditandai oleh pesatnya perkembangan televise, computer dan internet. Kehadiran Teknologi Komunikasi dan Informasi (TKI) dalam pendidikan bisa dimaknai dalam tiga paradigma, yaitu (1) TKI sebagai alat atau berupa produk teknologi yang bisa digunakan dalam pendidikan, (2) TKI sebagai konten atau sebagai bagian dari materi yang bisa dijadikan isi dalam pendidikan, dan (3) TKI sebagai program aplikasi atau alat bantu untuk manajemen pendidikan yang efektif dan efisien. Ketiga paradigma tersebut disinergikan dalam sebuah kerangka sumberdaya TKI yang secara khusus diposisikan dan diarahkan untuk mencapai visi dan misi pendidikan di Indonesia.
Di era globalisasi pendidikan, disadari ataupun tidak, tantangan dunia pendidikan waktu ke depan akan lebih berat. Optimalisasi TKI menjadi salah satu alternatif solusi dalam menopang dan menggerakkan dunia pendidikan di kancah persaingan global. Dalam dunia pendidikan di Indonesia, ada beberapa alasan problematik yang melatarbelakangi pentingnya pemanfaatan TKI, terutama dalam (1) meningkatkan mutu pendidikan di semua jenjang, (2) mengatasi kesenjangan layanan pendidikan akibat kondisi geografis yang mana jika diabaikan akan menimbulkan disparitas mutu layanan, dan (3) perubahan sosio-budaya masyarakat yang bergerak dinamis, dan (4) memupuk rasa nasionalisme untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.
Dalam kaitan pemanfaatannya untuk pendidikan, Ashby (1972) seperti dikutip oleh Miarso (2004), menyatakan bahwa dunia pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Revolusi pertama terjadi ketika orang menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru. Revolusi kedua terjadi ketika digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya mesin cetak sehingga materi pembelajaran dapat disajikan melalui media cetak. Revolusi keempat terjadi ketika digunakannya perangkat elektronik seperti radio dan televisi untuk pemerataan dan perluasan pendidikan. Revolusi kelima, seperti saat ini, dengan dimanfaatkannya teknologi komunikasi dan informasi mutakhir, khususnya komputer dan internet untuk pendidikan.
Oleh karena itulah, kebijakan pendidikan perlu diarahkan agar mampu menciptakan sumberdaya manusia yang mampu menghadapi tantangan masa depan secara efektif dan efisien, dengan memanfaatkan seluruh aspek sumberdaya yang ada termasuk pamanfaatan TKI. Guru dalam kaca mata ini adalah presentator berbagai informasi pengetahuan yang penting, benar dan baik, serta bermanfaat bagi kehidupan dan masa depan istimewa bagi para muridnya. Jabatan guru dalam kehidupan adalah jembatan pengetahuan tentang kebenaran dan kebaikan bagi seluruh peserta didiknya. Guru harus bukan seorang apatis, pesimistis, apalagi anti terhadap nilai-nilai kebenaran, kabaikan dan kemanusiaan.
Jabatan guru hakikatnya adalah jabatan yang sangat mulia. Namun guru juga manusia yang mempunyai berbagai keterbatasan dan kelemahan. Benih-benih pengetahuan begitu luas kompleks dan mendalam sehingga seorang guru mau tidak mau, terbatasi kemampuannya didalam mempresentasikan informasi dan pengetahuan tertentu. Guru umumnya mempresentasikan pengetahuan yang dikuasainya saja. Oleh karena itu guru membutuhkan bantuan teknologi dalam menyalurkan informasi.
Metode teknologi dan metode manusia pun sering berbeda dan bertolak belakang atau berbanding terbalik dalam mempresentasikan informasi dan pengetahuan. Sebagian besar siswa mengomentari bahwa metode ceramah yang cenderung “top-down” dan sentralistik dari para guru di kelas cenderung sangat membosankan sekalipun sudah bertendensi “student oriented” atau “student center”, terkesan dan sangat minim prosentase daya serap materi dan atensi peserta didik.
Ini jelas tidak prospektif, aktual, dan nyaman lagi. Apalagi sarana representasi informasi hanya berkutat dan cenderung mengandalkan sarana-sarana standar seperti buku-buku pegangan atau buku pengajaran yang dipresentasikan dengan hanya modal kapur, spidol papan, papan tulis atau white board (kadang sudah terlihat lumayan mengajar memakai white board dan spidol papan).
Atas permasalahan tersebutlah, maka penulis membahas makalah mengenai aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran di sekolah.

B.   Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah secara umum yaitu: Bagaimana aplikasi penerapan teknologi komunikasi dan informasi dalam pembelajaran di sekolah. Sedangkan permasalahan secara khusus yaitu:
1.     Bagaimana prinsip-prinsip penggunaan TKI dalam pengembangan sistem pembelajaran di sekolah?
2.     Bagaimana penggunaan media TKI di sekolah seperti media sederhana, media audio, foto, film, video, dalam pembelajaran di sekolah?
3.     Apa manfaat TKI dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah?

C.   Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah aplikasi penerapan teknologi komunikasi dan informasi dalam pembelajaran di sekolah. Sedangkan secara khusus tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip penggunaan TKI dalam pengembangan sistem pembelajaran di sekolah.
2.     Untuk mengetahui bagaimana penggunaan media TKI di sekolah seperti media sederhana, media audio, foto, film, video, dalam pembelajaran di sekolah.
3.     Untuk mengetahui manfaat TKI dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.














BAB II
KAJIAN TEORETIK

A.   TKI sebagai Media Pembelajaran
Menurut Miarso (2004:457) istilah media yang merupakan bentuk jamak dari medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. AECT (1979:21) dalam Miarso (2004) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran untuk proses transmisi informasi. Sedangkan Olson (1974:12) dalam Miarso (2004) mendefinisikan medium sebagai teknologi untuk menyajikan, merekam, membagi, dan mendistribusikan symbol dengan melalui ransangan indra tertentu, disertai penstrukturan informasi.
Istilah pembelajaran digunakan untuk menunjukkan usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta yang pelaksanaannya terkendali. Kemudian media pembelajaran oleh Commmission on Instructional Technology (1970) dalam Miarso (2004) diartikan sebagai media yang lahir sebagai akibat revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran di samping guru, buku teks, dan papan tulis.
Miarso (2004:458) kemudian berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan si belajar, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan , dan terkendali. Sehingga berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian media pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa Teknologi Komunikasi dan Informasi (TKI) sebagai media pembelajaran.
Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional di masa lalu (dan masih ada pada masa sekarang), proses pembelajaran dipandang sebagai:
1. sesuatu yang sulit dan berat,
2. upaya mengisi kekurangan siswa,
3. satu proses transfer dan penerimaan informasi,
4. proses individual atau soliter,
5. kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi,
6. suatu proses linear.
Sejalan dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai:
1. proses alami,
2. proses sosial,
3. proses aktif dan pasif,
4. proses linear dan atau tidak linear,
5. proses yang berlangsung integratif dan kontekstual,
6. aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kulktur siswa,
7. aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.

B.   Kegunaan TKI sebagai Media Pembelajaran
Menurut Miarso (2004:458), berbagai kajian teoretik maupun empirik menunjukkan kegunaan media dalam pembelajaran sebagai berikut:
1.    Media mampu memberikan ransangan yang bervariasi kepada otak kita, sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal.
2.    Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para siswa.
3.    Media dapat melampaui batas ruang kelas.
4.    Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dan lingkungannya.
5.    Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
6.    Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7.    Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar.
8.    Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari sesuatu yang konkret maupun abstrak.
9.    Media memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri.
10. Media meningkatkan kemampuan keterbacaan baru.
11. Media mampu meningkatkan efek sosialisasi.
12. Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri guru maupun siswa.
Berdasarkan berbagai kegunaan TKI sebagai media pembelajaran maka berbagai jenis media akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan aplikasi TKI dalam pembelajaran di sekolah.















BAB III
PEMBAHASAN

A.   Prinsip-prinsip Penggunaan TKI dalam Pengembangan Sistem Pembelajaran di Sekolah
Secara umum dengan terintegrasikannya kelas dengan TKI maka sangat dimungkinkan bahwa kelas bisa dibawa ke kancah global. Kelas bisa terhubung tanpa sekat dengan kelas yang lain, bahkan “dunia lain”. Prinsip umum penggunaan teknologi, dalam hal ini TKI, adalah sebagai berikut:
1.      Efektif dan efisien. Penggunaan TKI harus memperhatikan manfaat dari teknologi ini dalam hal mengefektifkan belajar, meliputi pemerolehan ilmu, kemudahan dan keterjangkauan, baik waktu maupun biaya. Dengan demikian, penggunaan TKI yang justru membebani akan berakibat tidak berjalannya pembelajaran secara efektif dan efisien.
2.      Optimal. Dengan menggunakan TKI, paling tidak pembelajaran menjadi bernilai “lebih” daripada tanpa menggunakannya. Nilai lebih yang diberikan TKI adalah keluasan cakupan, kekinian (up to date), kemodernan dan keterbukaan.
3.      Menarik. Artinya dalam prinsip ini, pembelajaran di kelas akan lebih menarik dan memancing keingintahuan yang lebih. Pembelajaran yang tidak menarik dan memancing keingintahuan yang lebih akan berjalan membosankan dan kontra produktif untuk pembelajaran.
4.      Merangsang daya kreatifitas berpikir pelajar.
Dengan menggunakan TKI tentu saja diharapkan siswa mampu menumbuhkan kreativitasnya dengan maksimal yang terdapat di dalam diri mereka. Seorang anak yang mempunyai kreativitas tinggi tentunya berbeda dengan siswa yang mempunyai kreativitas rendah. Siswa yang mempunyai kreativitas tinggi tentunya akan mampu menyelesaikan permasalahan dengan cepat dan tanggap terhadap permasalahan yang muncul. Sedangkan siswa yang berkreativitas rendah terlihat kurang menanggapi permasalahan dalam pembelajaran.
Tujuan TKI akan sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri ketika digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan TKI tidak justru menjadi penghambat dalam pembelajaran namun akan memberikan manfaat yang lebih dalam pembelajaran.
B.   Penggunaan Media Pembelajaran di Sekolah
Media pembelajaran digunakan untuk mewujudkan usaha-usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, selain itu dilaksanakan secara terkendali. Dengan prinsip penggunaan TKI yang efektif dan efisien, optimal, menarik, dan merangsang daya kreativitas, TKI menjadi salah satu media pembelajaran yang banyak digunakan di berbagai bidang pendidikan karena meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran.
Asosiasi Pendidikan Nasional di Amerika (National Education Assosiation/NEA) seperti dikutip AECT (1979)  mendefinisikan media dalam lingkup pendidikan sebagai segala benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Sementara Gagne (1970) menyatakan bahwa media pendidikan adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan mahasiswa yang dapat merangsang mahasiswa untuk belajar.
Penggunaan TKI dalam pembelajaran antara lain sebagai tutorial, eksplorasi, alat aplikasi, dan komunikasi. Sedangkan penerapan TKI dalam dunia pendidikan adalah berupa buku elektronik dan e-learning. Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan media teknologi pendidikan, yaitu dengan cara mencari dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam belajar, kemudian dicari pemecahannya melalui aplikasi teknologi informasi yang sesuai. Upaya pemecahan permasalahan pendidikan terutama permasalahan yang berhubungan dengan kualitas pembelajaran, dapat ditempuh dengan menggunakan berbagai sumber belajar dan penggunaan media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat bantu dalam meningkatkan kadar hasil belajar peserta didik. Teknologi informasi digunakan sebagai media untuk mempermudah pencarian informasi tersebut.
Beberapa bentuk media yang dapat kita gunakan sebagai media pembelajaran di sekolah, antara lain:
1.    Media Sederhana
Media sederhana dalam aplikasi TKI misalnya melalui web site internet. Siswa bisa dilibatkan dalam pencarian berita-berita yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Ini sangat sederhana, akan tetapi dengan cara sederhana ini, nantinya siswa akan terbiasa dengan internet, dimana dengan internet pengetahuan akan semakin luas, serta siswa akan terbiasa untuk mengetik dengan menggunakan komputer.
2.    Media Audio
Media Audio bisa digunakan dalam pembelajaran yang berbasis TKI. Media ini sangat tepat, karena metode belajar yang digunakan lebih luwes (flexible), mudah, dan sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya masing-masing. Sehingga memicu terjadinya pergeseran pola pendidikan dari tatap muka (convensional) ke arah pendidikan yang lebih terbuka. Dengan adanya teknologi internet ini sistem penyampaian dan komunikasi (de­livery system and communication) antara siswa dengan guru, guru dengan guru atau siswa dengan siswa dapat dilakukan dengan berbagai bentuk dan cara, baik secara bersamaan (synchronous) maupun (asynchronous). Beberapa bentuk komunikasi yang dapat dilakukan antara lain adalah sebagai berikut (Purbo, 1997):
·      Dialog elektronik (chatting); dialog elektronik adalah percakapan berbasis teks yang dapat dilakukan secara online dalam waktu bersamaan (synchronous) antara dua atau lebih pengguna internet. Contoh aplikasi dalam konteks pendidikan tinggi, dialog elektronik dapat digunakan untuk proses komunikasi antara dosen dengan beberapa orang mahasiswanya dalam mendiskusikan suatu topik perkuliahan tertentu.
·      Surat elektronik (e-mail); surat elektronik merupakan suatu bentuk komunikasi tidak bersamaan (asynchronous) yang memungkinkan terjadinya komunikasi antara mahasiswa dengan dosen atau mahasiswa dengan mahasiswa lain melalui surat yang disampaikan secara elektronik melalui internet. Berbeda dengan chatting, dengan cara ini umpan balik yang diperoleh mungkin tertunda.
·      Konferensi kelompok melalui surat elektronik (mailing list); Mailing list merupakan perluasan dari e-mail dimana seseorang dapat mengirim pesan kepada sekelompok orang tertentu yang telah terdaftar untuk bergabung dalam kelompok diskusi. Sebagai contoh, seorang dosen memiliki daftar mahasiswa yang tergabung dalam kelompok mata kuliah tertentu. Pemberian tugas dan diskusi dapat dilakukan melalui fasilitas seperti ini.
·      Konferensi jarak jauh (teleconference); konferensi jarak jauh dapat berupa konferensi audio maupun konferensi video. Kedua konferensi ini dapat dilakukan dengan cara "point to point" atau "multi point". Cara pertama dilakukan dalam dua tempat. Sedangkan cara kedua dilakukan dalam lebih dari dua tempat. Sebagai contoh, seorang guru dari sekolah tertentu dapat mendiskusikan suatu topik tertentu kepada siswa di beberapa sekolah lain dalam waktu bersamaan.
3.    Media Foto
Media foto merupakan perantara/pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan yang disampaikan melalui gambar/foto. Dalam kaitannya dengan pengajaran-pembelajaran, media foto memiliki peranan efektif karena dapat menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar. Contoh-contohnya termasuk gambar kasus-kasus, foto grafik, diagram, dan sejenisnya. Salah satu peran penting yang dimainkan media foto adalah menyediakan referent konkrit dari suatu ide. Kata-kata tidak dapat dilihat, dan diterima apa adanya. Sehingga siswa mudah mengkaitkan materi pelajaran dengan ide-ide di otaknya melalui gambar/foto. Yang termasuk dalam kategori media foto/gambar adalah:
·      Benda sebenarnya. Media ini seharusnya menjadi bagian utama dalam pembelajaran kontekstual. Anda dapat mendalami penggunaan media ini dalam contoh Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP) pada Perangkat Pembelajaran Kontekstual untuk Siswa SLTP.
·      Model, yakni gambar tiruan tiga dimensi dari benda sebenarnya. Ukuran model mungkin lebih besar, sama, atau lebih kecil dari benda sebenarnya. Model dapat diwujudkan dengan detil lengkap atau justru penyederhanaan benda sebenarnya.
·      Gambar diam, misalnya hasil lukisan, potret, atau cetakan.
·      Ilustrasi, yakni gambar yang menyertai teks agar lebih jelas.
·      Karikatur, yakni gambar yang disederhanakan dan biasanya berisi sindiran atau ironi.
·      Sketsa, yakni gambar sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detil.
·      Poster, yakni kombinasi unsur-unsur visual seperti garis, gambar, dan kata-kata (angka-angka) untuk mengkomunikasikan pesan secara singkat.
·      Bagan/diagram, yakni gambaran dari sesuatu yang dilukiskan dengan garis, gambar, dan kata-kata yang menunjukkan adanya hubungan, perbandingan, atau perkembangan. Bagan dapat berupa skema (organisasi), klasifikasi, pengaruh waktu, tabel, dan bagan alir alir.
·      Grafik, yakni gambaran data statistik yang saling berhubungan dan ditunjukkan dengan lambang-lambang visual. Terdapat berbagai macam grafik, antara lain grafik garis, batang, lingkaran.
·      Peta, adalah gambar yang menjelaskan permukaan Bumi atau bagian-bagiannya dengan ukuran dan posisi relatif menurut skalanya.
·      Papan beserta tulisan, gambar, atau benda yang ditempelkan.
4.    Media Film
Film merupakan salah satu media TKI yang sangat diminati oleh siswa, karena dalam penyampaiannya mudah difahami, selain itu terdiri dari dua media, yakni audio dan visual. Sehingga siswa selain bisa menikmati gambar yang disajikan, tetapi bisa mendengar pesan yang disampaikan melalui film tersebut.
Film bisa disajikan melalui media televisi. Akan tetapi harus berhati-hati, karena semakin canggihnya teknologi, terdapat unsur yang bermuatan pornografi, kekerasan, dan tayangan mistis. Dalam media film kita perlu memperhatikan batasan umur penonton/siswa pada film yang tengah ditayangkan. Mengaktifkan penggunaan fasilitas Parental Lock pada TV kabel dan satelit. Menghindari penempatan TV pribadi di dalam kamar.
5.      Media Video
Sama dengan halnya film/televisi, video juga membantu penyampaian TKI dalam proses pembelajaran di sekolah. Dengan video ini guru dituntut untuk dapat menyampaikan materi yang sesuai dengan kompetensi dasar, yang nantinya diikuti/dibantu dengan penggunaan video. Hal ini sangat dinikmati oleh siswa karena siswa akan melihat secara riil meteri tersebut dengan memperhatikan gambar dan suara yang disampaikan dalam video tersebut. Video harus dikemas secara menarik, siswa dituntut untuk dapat mengkritisi hasil dari tayangan video. Namun perlu diperhatikan pula tayangan-tayangan yang terkandung dalam bentuk video banyak yang mengandung unsur kekerasan, pornografi, dan sebagainya. Sehingga guru perlu berhati-hati memilah dan memilih video yang akan disuguhkan kepada siswa. Selain itu dengan kemajuan teknologi, siswa bisa saja mendapatkan video yang tidak sepantasnya dari lingkungan lain, seperti teman bermain, ataupun memperoleh sendiri mengenai hal-hal yang tidak pantas. Maka peran guru dan elemen terkait dalam hal ini sangat diperlukan. Apabila video tersebut bisa digunakan sebagaimana mestinya, maka kreatifitas siswa akan muncul, seperti contohnya guru bisa menugaskan siswa untuk membuat video dokumenter tentang penanggulangan bencana alam, video dokumenter tentang dampak negatif narkoba, dan sebagainya.


C.   Manfaat TKI dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Sekolah
TKI dalam dunia pendidikan digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa pemanfaatan TKI dalam pembelajaran di sekolah:
·        Memanfaatkan fasilitas multimedia yang sudah tersedia untuk mempermudah kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran. Misalnya, untuk presentasi. Jika dahulu presentasi hanya menggunakan media OHP yang monoton, sekarang presentasi sudah dapat ditampilkan dengan LCD projector dan dibuat lebih kreatif dengan menampilkan berbagai konten multimedia, seperti gambar, video, suara, dan sebagainya.
·        Memanfaatkan internet untuk proses pembelajaran jarak jauh (kelas virtual). Kelas virtual ini sudah menjadi tren di era globalisasi sekarang. Karena kelas virtual mmiliki beberapa keuntungan, seperti: peserta didik dapat mengekspresikan diri, bersosialisasi, saling berbagi pengetahuan, meningkatkan kreativitas, dan menumbuhkan cara belajar yang mandiri.
·        Memungkinkan peserta didik untuk berdemonstrasi dengan perangkat multimedia yang ada. Misalnya, menampilkan suatu kegiatan eksperimen dengan tujuan untuk memperlihatkan bagaimana cara yang dilakukan dalam eksepimen tersebut.









BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.   Kesimpulan
Keberhasilan pendidikan ditunjang oleh adanya interaksi maksimal antara Guru dan siswa, antara siswa dengan berbagai fasilitas pendidikan, antara siswa dengan siswa lainnya, adanya pola pendidikan aktif dalam interaksi tersebut. Bila pendidikan berbasis pada TKI, diperlukan adanya pusat kegiatan mahasiswa, interaksi antar grup, administrasi penunjang sistem, pendalaman materi, ujian, perpustakan digital, dan materi onlin.
TIK atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information and Communication Technologies (ICT) merupakan media atau alat bantu untuk melakukan kegiatan seperti pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi. TKI mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. TKI sangat diperlukan dalam pembelajaran di era sekarang  ini. Prinsip penggunaan ICT yang efektif dan efisien, optimal, menarik, dan merangsang daya kreativitas siswa.
TKI menjadi salah satu media pembelajaran yang banyak digunakan di berbagai bidang pendidikan karena meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran. Penggunaan TKI dalam pembelajaran antara lain sebagai tutorial, eksplorasi, alat aplikasi, dan  komunikasi. Sedangkan penerapan TKI dalam dunia pendidikan adalah berupa buku elektronik dan e-learning.

B.   Saran
Adapun saran yang penulis berikan dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1.     Bagi sekolah-sekolah yang belum dapat melaksanakan pembelajaran TKI secara maksimal diharapkan dalam waktu ke depan dapat berupaya lebih giat lagi dengan cara meningkatkan kerjasama khususnya dengan komite sekolah agar tercapainya suatu tujuan pendidikan yang diinginkan.
2.     Kemajuan teknologi sangat pesat. Tidak selamanya berpengaruh positif terhadap siswa. Maka dari itu guru, sekolah, serta orang tua siswa dan elemen terkait, harus lebih hati-hati terhadap para peserta didiknya. Misalnya mengawasi para peserta didik ketika membuka internet yang bermuatan pornografi, kekerasan, dan lain-lain.
3.     Tidak semua sekolah yang ada di Indonesia bisa mengaplikasikan TKI dengan baik, karena melihat kondisi dan juga kemampuan para guru di daerah. Maka dari itu pihak kepala sekolah diharapkan bisa memberikan pembekalan atau mengikut sertakan para guru untuk mengikuti diklat, seminar, simposium, mengenai TKI.
 
 

 
DAFTAR PUSTAKA

Association for Educational Communications and Tecnology. Definisi Teknologi Pendidikan. Terjemahan Jakarta: CV Rajawali, 1986.
Gagne, Robert M. The Conditions of Learning, 2 Edition, New York: Holt, Rinehart and Winston, 1970.
Pustekom Depdiknas. Grand Design Pengembangan ICT untuk Pembelajaran di Sekolah.
Unesco. Information and Communication Technology in Education: A Curriculum for Schools and Programme of Teacher Development.
Yusufhadi Miarso. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Pustekkom Diknas, 2004.
                                                                                                                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar