Seiring
dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah terpengaruh dalam segala aspek
kehidupan baik di bidang ekonomi, politik, kebudayaan, seni dan bahkan di dunia
pendidikan. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari
dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat
positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara
baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi informasi
sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah
dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya
diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga memungkinkan
digunakan untuk hal negatif.
Proses globalisasi akan terus merebak.
Tidak ada satu wilayahpun yang dapat menghindari dari kecenderungan perubahan
yang bersifat global tersebut, dengan segala berkah, problem dan
tantangan-tantangan yang menyertainya. Perubahan yang bersifat global yang
begitu cepat menuntut kepekaan organisasi dalam merespon perubahan yang terjadi
agar tetap exist dalam kancah persaingan global. Dunia
pendidikan juga harus mengantisipasi kecenderungan-kecenderungan global yang
akan terjadi. Beberapa kecenderungan global yang perlu untuk diantisipasi oleh
dunia pendidikan antara lain adalah:
- Pertama, proses investasi dan re-investasi yang terjadi di dunia industri berlangsung sangat cepat, menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang sangat cepat pula pada organisasi kerja, struktur pekerjaan, struktur jabatan dan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan.
- Kedua, perkembangan industri, komunikasi dan informasi yang semakin cepat akan melahirkan "knowledge worker" yang semakin besar jumlahnya. Knowledge worker ini adalah pekerjaan yang berkaitan erat dengan information processing.
- Ketiga, berkaitan dengan dua kecenderungan pertama, maka muncul kecenderungan bahwa pendidikan bergeser dari ide back to basic ke arah ide the forward to future basics, yang mengandalkan pada peningkatan kemampuan TLC (how to think, how to learn and how to create). How to think menekankan pada pengembangan critical thinking, how to learn menekankan pada kemampuan untuk bisa secara terus menerus dan mandiri menguasai dan mengolah informasi, dan how to create menekankan pada pengembangan kemampuan untuk dapat memecahkan berbagai problem yang berbeda-beda.
- Keempat, berkembang dan meluasnya ide demokratisasi yang bersifat substansi, yang antara lain dalam dunia pendidikan akan terwujud dalam munculnya tuntutan pelaksanaan school based management dan site-specific solution. Seiring dengan itu, karena kreatifitas guru, maka akan bermunculan berbagai bentuk praktek pendidikan yang berbeda satu dengan yang lain, yang kesemuanya untuk menuju pendidikan yang produktif, efisien, relevan dan berkualitas.
- Kelima, semua bangsa akan menghadapi krisis demi krisis yang tidak hanya dapat dianalisis dengan metode sebab-akibat yang sederhana, tetapi memerlukan analisis system yang saling bergantungan.
Kecenderungan-kecenderungan tersebut di
atas menuntut kualitas sumber daya manusia yang berbeda dengan kualitas yang
ada dewasa ini. Muncul pertanyaan mampukah praktek pendidikan kita menghasilkan
lulusan dengan kualitas yang memadai untuk menghadapi
kecenderungan-kecenderungan di atas?
Kehadiran
TIK dalam pendidikan bisa dimaknai dalam tiga paradigma, yaitu (1) TIK sebagai
alat atau berupa produk teknologi yang bisa digunakan dalam pendidikan, (2) TIK
sebagai konten atau sebagai bagian dari materi yang bisa dijadikan isi dalam
pendidikan, dan (3) TIK sebagai program aplikasi atau alat bantu untuk
manajemen pendidikan yang efektif dan efisien. Ketiga paradigma tersebut
disinergikan dalam sebuah kerangka sumberdaya TIK yang secara khusus
diposisikan dan diarahkan untuk mencapai visi dan misi pendidikan di Indonesia.
Di era globalisasi pendidikan, disadari ataupun tidak, tantangan dunia
pendidikan ke depan akan lebih berat. Oleh karena itu, optimalisasi TIK menjadi
salah satu alternatif solusi dalam menopang dan menggerakkan dunia pendidikan
di kancah persaingan global. Dalam dunia pendidikan di Indonesia, ada beberapa
alasan problematik yang melatarbelakangi pentingnya pemanfaatan TIK, terutama
dalam (1) meningkatkan mutu pendidikan di semua jenjang, (2) mengatasi
kesenjangan layanan pendidikan akibat kondisi geografis yang mana jika diabaikan
akan menimbulkan disparitas mutu layanan, dan (3) perubahan sosio-budaya
masyarakat yang bergerak dinamis, dan (4) memupuk rasa nasionalisme untuk
menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.
B. Rumusan Masalah
Dari
permasalahan yang penulis angkat, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
1. Bagaimana pengaruh kecenderungan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan?
2. Bagaimana cara mengatasi dampak
negatif dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi terhadap aktivitas
pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah TIK dan untuk meningkatkan
pengetahuan penulis dalam memahami kecenderungan global dalam pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan.
D. Metode Penulisan
Dalam
penulisan makalah ini penulis menggunakan metode penjabaran materi, adapun
teknik yang digunakan yaitu studi pustaka dengan mempelajari buku-buku,
browsing internet dan sumber lain untuk mendapatkan data untuk pembuatan
makalah ini.
E. Sistematika Penulisan
BAB
I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB
II : Pembahasan yang terdiri dari perkembangan teknologi menurut para ahli, Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK), implementasi TIK dalam dunia pendidikan, dampak
TIK terhadap aktivitas pendidikan. permasalahan dan solusi internet dalam dunia
pendidikan.
BAB
III : Penutup, yang terdiri dari kesimpulan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Teknologi Menurut Para Ahli
Berdasarkan pengertian Teknologi
Informasi menurut :
1. Haag
& Keen (1996)
- Seperangkat alat yang membantu Anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi
2. Martin
(1999)
- Tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memroses dan menyimpan informasi, namun juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi
3.
Williams & Sawyer (2003)
Teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video
Teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi
Teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video
Teknologi informasi adalah gabungan antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi
Jadi dapat kita
simpulkan bahwa Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk
mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang
digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan
informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Dalam kehidupan
kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan
sektor yang paling dominan. Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia
akan menjadi pemimpin dalam dunianya. Teknologi informasi banyak berperan dalam
bidang-bidang antara lain
a. Bidang pendidikan (e-education)
Globalisasi
telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia pendidikan dari pendidikan
tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih terbuka
(Mukhopadhyay M., 1995). Sebagai contoh kita melihat di Perancis proyek
“Flexible Learning”. Hal ini mengingatkan pada ramalan Ivan Illich awal tahun
70-an tentang “Pendidikan tanpa sekolah (Deschooling Socieiy)” yang secara
ekstrimnya guru tidak lagi diperlukan.
§ Bishop G.
(1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes
(flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa
pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya.
§ Mason R. (1994)
berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan
informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung
sekolah. Namun, teknologi tetap akan memperlebar jurang antara di kaya dan si
miskin.
§ Tony Bates
(1995) menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan
bila digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti
yang sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi.
§ Alisjahbana
I. (1966) mengemukakan bahwa pendekatan pendidikan dan pelatihan nantinya akan
bersifat “Saat itu juga (Just on Time)”. Teknik pengajaran baru akan bersifat
dua arah, kolaboratif, dan inter-disipliner.
§ Romiszowski
& Mason (1996) memprediksi penggunaan “Computer-based Multim
Dari ramalan dan pandangan para
cendikiawan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan masuknya pengaruh
globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua
arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja “saat
itu juga dan kompetitif.edia Communication (CMC) yang bersifat sinkron maupun asinkron”
b.
Kecenderungan
dunia pendidikan di Indonesia di masa mendatang
c. Berkembangnya
pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (Distance Learning).
Kemudahan untuk menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh perlu
dimasukan sebagai strategi utama.
d. Sharing
resource bersama antar lembaga pendidikan / latihan dalam sebuah jaringan.
e. Perpustakaan
& instrumen pendidikan lainnya (guru, laboratorium) berubah fungsi menjadi
sumber informasi daripada sekedar rak buku.
f. Penggunaan
perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam
pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video.
g. Dengan adanya
perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini
sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media
internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai
mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan
berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan.
pendidikan
jarak jauh telah merupakan alternatif pendidikan yang cukup digemari. Metoda
pendidikan ini diikuti oleh para mahasiswa, karyawan, eksekutif, bahkan ibu
rumah tangga dan orang lanjut usia (pensiunan). Beberapa tahun
yang lalu pertukaran materi dilakukan dengan surat menyurat, atau dilengkapi
dengan materi audio dan video. Saat ini hampir seluruh program distance
learning di Amerika, Australia dan Eropa dapat juga diakses melalui internet.
Studi yang dilakukan oleh Amerika, sangat mendukung dikembangkannya e-learning,
menyatakan bahwa computer based learning sangat efektif, memungkinkan 30%
pendidikan lebih baik, 40% waktu lebih singkat, dan 30% biaya lebih murah. Bank
Dunia (World bank) pada tahun 1997 telah mengumumkan program Global Distance
Learning Network (GDLN) yang memiliki mitra sebanyak 80 negara di dunia.
Melalui GDLN ini maka World Bank dapat memberikan e-learning kepada mahasiswa 5
kali lebih banyak (dari 30 menjadi 150 mahasiswa)
dengan biaya 31% lebih murah.
dengan biaya 31% lebih murah.
Menurut
Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun
yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih
sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun
istilah “teknologi belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “
atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat
diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya
adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan
akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat
lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
B. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Di
era globalisasi peranan TIK menjadi semakin penting digunakan untuk
mengungkapkan data dan fakta menjadi sebuah informasi yang bisa dimanfaatkan.
Kontribusi TIK tidak terlepas dari suatu tanggung jawab agar data dan fakta
pendidikan dapat dikumpulkan, dikelola, disimpan, diteliti, dibuktikan dan disebarkan
agar masyarakat mendapatkan informasi penting dengan benar secara efektif dan
efisien. TIK pada hakikatnya adalah alat untuk mendapatkan nilai tambah dalam
menghasilkan suatu informasi yang cepat, lengkap, akurat, transfaran dan
mutakhir. Salah satu manfaat yang dapat dirasakan dalam kontribusi TIK adalah
teknologi internet. Internet sebagai media informasi telah memberikan peluang
bagi setiap orang.
Pengenalan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), diharapkan dapat membuat perubahan
pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan dalam penggunaan
beragam produk TIK. Melalui perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi, kita
bisa mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan saling tukar informasi secara
efisien dan efektif. TIK akan memudahkan kita, mendapatkan ide dengan cepat dan
bertukar pengalaman dari berbagai kalangan. Dengan demikian, diharapkan
dapat mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga
kita dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan
TIK secara tepat dan optimal, termasuk implikasinya saat ini dan dimasa yang
akan datang.
Teknologi
Informasi dan Komunikasi mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan
Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan
dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan
informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan
dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari
perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, Teknologi Informasi dan
Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang
mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan
pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar
media.
Secara
khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
- Menyadarkan kita akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi ini sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
- Memotivasi kemampuan kita agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan TIK, sehingga bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri.
- Mengembangkan kompetensi kita dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari hari.
- Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong kita lebih terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
- Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah sehari hari.
C. Implementasi TIK dalam dunia pendidikan
Tidak
bisa dipungkiri, keberadaan komputer saat ini bukan lagi merupakan barang
mewah, Alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan, termasuk dalam
dunia pendidikan.
Saat
ini jumlah guru yang ada adalah 2.692.217, dari jumlah trsebut yang memenuhi
syarat sertifikasi 727.381 orang atau sekitar 27%, sehingga diperlukan sekitar
1.964.836 atau 73% guru yang harus itingkatkan kualifikasi pendidikan dan
profesionalismenya. Dan yang juga menjadi masalah adalah rendahnya tingkat
pemanfaatan ICT di sekolah (Digital Divide) ICT dapat menunjang optimalisasi
sekolah, karena potensi ICT cukup besar, diantaranya (1).Memperluas kesempatan
belajar, (2) Meningkatkan efisiensi, (3) Meningkatkan kualitas belajar, (4)
Meningkatkan kualitas mengajar, (5) Memfasilitasi pembentukan keterampilan, (6)
Mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan, (7) Meningkatkan perencanaan
kebijakan dan manajemen, (8) Mengurangi kesenjangan digital. Begitu besar peran
ICT dalam pendidkan sehingga secara khusus pemerintah dalam Pustekkom Diknas
membagi peran ICT di sekolah modern menjadi 7 peran sekaligus sebagi pilar
pendidikan. Ke-7 peran ICT tersebut yaitu
1. ICT sebagai gudang ilmu pengetahuan. Artinya dengan ICT sumber ilmu
pengetahuan menjadi begitu kaya bahkan melimpah, baik ilmu pengetahuan inti (core
content) dalam pelajaran sekolah maupun sebagai materi pengaya pembelajaran
(content suplement).Pada fungsi ini internet memiliki peran besar
sebagai sumber ilmu pengetahuan yang dapat diakses secara luas yang didalamnya
telah terkoneksi dengan ribuan perpustakaan digital, jutaan artikel/jurnal,
jutaan e-book, dan lan-lain.
2. ICT sebagai alat bantu pembelajaran. Artinya bahwa pembelajaran saat ini
lebih mudah dengan bantuan ICT, untuk menghadirkan dunia di kelas dan dapat
disajikan kepada seluruh siswa melalui peralatan ICT seperti multimedia dan
media pembelajaran hasil olahan komputer seperi poster, grafik, foto, gambar,
display, dan media grafis yang lainnya. Pemanfaatan CD Interaktif, Video
Pembelajaran, Multimedia presentasi, e-learning termasuk pada bagian ini.
3. ICT sebagai fasilitas pendidikan. Dalam hal ini ICT sebagai saran yang melengkapi fungsi
sekolah sebagai lembaga pendidikan, terutama fasilitasfasilitas yang bernuansa
elektronik seperti labolatorium komputer, peralatan di laboratorium bahasa,
raung multimedia, studio rekaman suara, studio musik, studio produksi video dan
editing.
4. ICT sebagai standar kompetensi. Artinya ICT sebagai mata pelajaran yang kita kenal Mata
Pelajaran TIK. Mata pelajaran ini berisi standar kompetensi.
Selain
peran TIK diatas, terdapat pendapat lain tentang peranan TIK dalam pendidikan
yaitu :
1.
TIK sebagai Keterampilan (skill) dan Kompetensi :
- Setiap pemangku kepentingan harus memiliki kompentensi dan keahlian menggunakan TIK untuk pendidikan.
- Informasi merupakan “bahan mentah” dari pengetahuan yang harus diolah melalui proses pendidikan.
- Membagi pengetahuan antar satu peserta didik dengan yang lainnya bersifat mutlak dan tidak berkesudahan.
- Belajar mengenai bagaimana cara belajar yang efektif dan efisien bagi pendidik, peserta didik, dan stakeholder.
- Belajar adalah proses seumur hidup yang berlaku bagi setiap individu atau manusia.
2.
TIK sebagai Infrastruktur Pendidikan
- Saat ini, bahan ajar banyak disimpan dalam format digital dengan model yang beragam seperti multimedia.
- Para pendidik, instruktur dan peserta didik secara aktif bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
- Proses pendidikan seharusnya dapat dilakukan dimana dan kapan saja.
- Perbedaan letak geografi seharusnya tidak menjadi batasan pendidikan.
- “The network is the school” akan menjadi fenomena baru di dalam dunia pendidikan.
3.
TIK sebagai Sumber Bahan Belajar
- Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian cepatnya.
- Pendidik yang hebat tersebar di berbagai belahan dunia.
- Buku-buku, bahan ajar, dan referensi diperbaharui secara kontinyu.
- Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran.
- Tanpa teknologi, proses peserta didikan yang “up-to-date” membutuhkan waktu yang lama.
4.
TIK sebagai Alat Bantu dan Fasilitas Pendidikan
- Penyampaian pengetahuan seharusnya mempertimbangkan konteks dunia nyatanya.
- Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk mempercepat penyerapan bahan ajar.
- Peserta didik diharapkan melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih bebas dan mandiri.
- Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi antarpeserta didik dan pendidik.
- Rasio antara pendidik dan peserta didik tidak dibatasi tergantung pada proses dan pemberian fasilitas.
5.
TIK sebagai Pendukung Manajemen Pendidikan
- Setiap individu memerlukan dukungan pendidikan tanpa henti setiap harinya.
- Transaksi dan interaksi interaktif antar-stakeholder memerlukan pengelolaan back-office yang kuat.
- Kualitas layanan pada pengelolaan administrasi pendidikan seharusnya ditingkatkan secara bertahap.
- Orang merupakan sumber daya yang sangat bernilai sekaligus terbatas dalam institusi.
- Munculnya keberadaan sistem pendidikan inter dan antar organisasi.
6.
TIK sebagai Sistem Pendukung Keputusan
- Setiap individu memiliki karekteristik dan bakat masing-masing dalam pendidikan.
- Pendidik seharusnya meningkatkan kompetensi dan keterampilan pada berbagai bidang ilmu.
- Sumber daya terbatas, pengelolaan yang efektif seharusnya dilakukan.
- Institusi seharusnya tumbuh dari waktu ke waktu dalam hal jangkauan dan kualitas.
- Pemerintah seharusnya memiliki pengetahuan tentang profil institusi pendidikan.
Saat
ini Depdiknas mempunyai program pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
secara besar besaran. Ada tiga posisi penting Depdiknas dalam program
pengembangan TIK, yaitu:
1.
Bidang kejuruan, TIK menjadi salah satu jurusan di SMK. Pengembangan TIK secara
teknis baik hardware dan software masuk dalam kurikum pendidikan. Dibentuknya
ICT center di seluruh Indonesia. Untuk menghubungkan sekolah sekolah di sekitar
ICT center dibangun WAN (Wireless Area Network) Kota.
2.
Pustekkom, sebagai salah satu ujung tombak dalam pengembangan TV pendidikan
interaktif, E learning dan E SMA. Program ini bertujuan untuk mempersempit
jurang perbedaan kualitas pendidikan antara kota besar dengan daerah.
3.
Jardiknas (Jejaring Pendidikan Nasional), bertujuan untuk mengintegrasikan
kedua program di atas agar terbentuk sebuah jaringan yang menghubungkan semua
sekolah di Indonesia. Sehingga diperkirakan di masa depan semua sekolah di
Indonesia akan terkoneksi dengan internet. Melihat program yang diadakan oleh
Depdiknas kita bisa memanfaatkan fasilitas tersebut karena bersifat terbuka.
Pengembangan
TIK untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah sesuatu
yang mutlak. Dalam Renstra Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009,
program pengembangan TIK bidang pendidikan akan dilaksanakan melalui
tahap-tahap sebagai berikut.
1.
Tahap pertama meliputi (a) merancang sistem jaringan yang mencakup jaringan
internet, yang menghubungkan sekolah-sekolah dengan pusat data dan aplikasi,
serta jaringan internet sebagai sarana dan media komunikasi dan informasi di
sekolah, (b) merancang dan membuat aplikasi database, (c) merancang dan membuat
aplikasi manajemen untuk pengelolaan pendidikan di pusat, daerah, dan sekolah,
dan (d) merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis web, multimedia,
dan interaktif.
2.
Tahap kedua meliputi (a) melakukan implementasi sistem pada sekolah-sekolah di
Indonesia yang meliputi pengadaan sarana/prasarana TIK dan pelatihan tenaga
pelaksana dan guru dan (b) merancang dan membuat aplikasi pembelajaran.
3.
Tahap ketiga dan keempat adalah tahap memperluas implementasi sistem di
sekolah-sekolah.
Uraian
di atas lebih berfokus pada tahapan-tahapan yang diharapakan dilakukan
Depdiknas dalam kurung waktu tahun 2005-2009 dalam rangka pengembangan TIK
dalam pendidikan. Dalam merealisasikan rencana ini, Depdiknas membangun ICT
Center Kabupaten/Kota melalui Program Jardiknas yang terdiri atas jaringan
komputer, internet, dan TV Edukasi. ICT Center ini akan terkoneksi
dengan sekolah-sekolah dan kantor dinas pendidikan. Selain itu, guru perlu juga
diperlengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menggunakan
perangkat TIK. Untuk itu, manajemen sekolah perlu mengetahui kesiapan dan
pelatihan TIK yang dibutuhkan guru.
D. Dampak TIK terhadap aktivitas pendidikan
Tahukah
kita selain membawa manfaat yang besar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
juga mempunyai pengaruh buruk yang besar pula pada perkembangan generasi anak
bangsa. Saat ini perangkat yang paling mempengaruhi anak pelajar Indonesia saat
ini antara lain :
- Komputer
- Handphone
- MP4 player
- Game Console
- Media tontonan seperti Televisi dan Film
Namun
kali ini kita akan membahas salah satu diantaranya yaitu pengaruh buruk
Teknologi Komputer. Pengaruh positif atau negatif yang bisa muncul dari alat
ini tentu saja lebih banyak tergantung dari pemanfaatannya. Bila anak-anak
dibiarkan menggunakan komputer secara sembarangan, pengaruhnya bisa jadi
negatif. Sebaliknya, komputer akan memberikan pengaruh positif bila digunakan
dengan bijaksana, yaitu membantu pengembangan intelektual dan motorik anak.
Pengaruh buruk lewat internet
Mampu
mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu awal yang baik bagi
pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam dengan banyaknya
informasi buruk yang membanjiri internet. Melalui internetlah berbagai materi
bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara terbuka dan tanpa
penghalang. Sebuah studi yang menunjukkan bahwa satu dari 12 anak di Canada
sering menerima pesan yang berisi muatan seks, tawaran seks, saat tengah berselancar
di internet.
Pengaruh Buruk Terlalu Sering Bermain Komputer
Kecanduan
bermain komputer ditengarai memicu anak menjadi malas menulis, menggambar atau
pun melakukan aktivitas sosial. Kecanduan bermain komputer bisa terjadi
terutama karena sejak awal orangtua tidak membuat aturan bermain komputer.
Seharusnya, menurut Rizal, orangtua perlu membuat kesepakatan dengan anak soal
waktu bermain komputer. Misalnya, anak boleh bermain komputer sepulang sekolah
setelah selesai mengerjakan PR hanya selama satu jam. Waktu yang lebih longgar
dapat diberikan pada hari libur.
Pengaturan
waktu ini perlu dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer
adalah satu-satunya kegiatan yang menarik bagi anak. Pengaturan ini perlu
diperhatikan secara ketat oleh orangtua, setidaknya sampai anak berusia 12
tahun. Pada usia yang lebih besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu
mengatur waktu dengan baik.
*
Menimbang untung ruginya mengenalkan komputer pada anak, pada akhirnya memang
amat tergantung pada kesiapan orangtua dalam mengenalkan dan mengawasi anak
saat bermain komputer.
*
Selain itu juga pihak sekolah harus ikut andil dalam memberikan pengarahan
terbaik agar siswa/siswi dapat mempergunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi
ke arah yang positif.
*
Pemerintah sebagai pengendali semua sistem penyedia Informasi harusnya lebih
aktif dalam mengontrol penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
Generasi Anak Bangsa.
Sadar
atau tidak sadar Teknologi Informasi dan Komunikasi telah membawa perubahan
besar terhadap Generasi Penerus Bangsa, hanya tinggal kita yang bisa atau tidak
membawa perubahan itu ke arah yang positif atau negatif.
E. Permasalahan dan Solusi internet dalam dunia
Pendidikan
Kendala
bidang pendidikan ini dapat diatasi dengan adanya internet yang bisa diakses
oleh peserta didik di perguruan tinggi. Berbagai macam informasi seperti
perpustakaan online, jurnal online, majalah, dan bahkan buku-buku teks yang
dapat di-download gratis dari berbagai situs yang ada dalam dunia internet. Mahasiswa
bisa mencari apapun yang berkaitan dengan materi perkuliahan disampaikan dosen
di kelas, untuk memperbandingkan, memperkaya pengetahuan, dan mencari sesuatu
yang memerlukan kejelasan dan pemahaman mendalam.
Permasalahan
selalu timbul dalam dunia pendidikan adalah kekurangan informasi dan referensi
akibat terbatasnya jumlah sarana belajar. Ketersediaan buku – buku di
perpustakaan terutama pada lembaga pendidikan swasta cukup memprihatinkan dan
sangat jauh dari harapan jika yang menjadi tujuan adalah melahirkan
sarjana-sarjana berkualitas dari universitas.
Namun
pada praktiknya, sosialisasi internet bagi dunia pendidikan tidak semudah yang
dibayangkan dan diharapkan banyak pihak, menurut Rahardjo (2001), terbatasnya
pemanfaatan teknologi informasi ini dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya
kurangnya penguasaan bahasa Inggris, kurangnya sumber informasi dalam bahasa
Indonesia, mahalnya biaya akses internet, dan ketidaksiapan tenaga pendidik.
Faktor
pertama, merupakan permasalahan utama dalam memanfaatkan segala teknologi hasil
karya masyarakat Barat. Produk-produk teknologi yang sampai ke tangan
masyarakat dunia umumnya menggunakan komunikasi berbahasa Inggris sehingga
menyulitkan bagi para pengguna seperti mahasiswa Indonesia yang Jurnal Ilmiah
umumnya masih memiliki kemampuan rendah dalam bahasa asing, sedangkan banyak
informasi-informasi dan ilmu pengetahuan direkayasa dalam bahasa internasional
tersebut.
Faktor
kedua, keterbatasan informasi dan ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia,
menjadi salah satu penyebab rendahnya penggunaan internet dalam negeri.
Kesadaran masyarakat Indonesia untuk berbagi ilmu pengetahuan masih sangat
rendah dibanding di luar negeri. Informasi masih dianggap suatu hal pribadi dan
berharga mahal yang tidak dapat diakses oleh seluruh orang, menjadikan
pengetahuan hanya berkembang untuk diri pribadi dan komunitas tertentu saja.
Faktor
ketiga, adalah kendala mahalnya biaya untuk menggunakan internet di dalam
negeri. Untuk mengakses internet pribadi dengan menggunakan jaringan telepon
milik pemerintah seseorang harus mengeluarkan biaya hampir sepuluh ribu rupiah
per jam sehingga membatasi pemanfaatan internet tersebut. Solusi ini dapat
dipecahkan dengan menggunakan internet pada warung-warung internet dengan biaya
yang lebih murah antara dua ribu sampai tiga ribu rupiah per jam. Namun masih
saja terlalu mahal untuk seorang mahasiswa apabila harus menggunakan dalam
frekuensi tinggi (selalu mengakses).
Faktor
terakhir, permasalahan dari tenaga pendidik itu sendiri yang masih belum siap
menggunakan teknologi internet dalam proses pengajarannya akibat kurangnya
kemampuan dosen dalam bidang ini. Seorang dosen tidak akan pernah menyarankan
kepada mahasiswa memperkaya wawasan dengan fasilitas internet akibat
kekurangmampuannya sendiri. Dampak akhir yang terjadi mahasiswa tidak akan
termotivasi untuk mengembangkan diri jika dosen tidak pernah menyarankan
pemanfaatan sumber ilmu non formal tersebut.
Masalah
terpenting dari sekian faktor penghambat di atas terletak pada faktor ketiga
dan keempat yakni mahalnya biaya akses dan keterbatasan dosen. Jika kendala
bahasa tidak menjadi masalah, lambat laun mahasiswa akan terus belajar dengan
sendirinya dengan tingginya frekuensi penggunaan internet, sehingga mereka akan
lebih memahami penguasaan istilah-istilah asing dari internet tersebut. Sumber
motivator utama dari dosen adalah faktor terpenting dalam mensosialisasikan
kegiatan penunjang pembelajaran. Misalnya untuk melengkapi informasi tentang
sebuah kajian masalah di dalam kelas, mahasiswa dianjurkan untuk membuka
homepage milik dosen, atau mengakses situs-situs lain yang disarankan dosen.
Dari
segi mahalnya biaya kendala ini dapat diatasi dengan berperan penting lembaga
pendidikan/universitas untuk mengembangkan sistem pembelajaran internet dengan
membangun sebuah jaringan internet di lembaga pendidikan, menyediakan sarana
penyewaan dengan biaya yang lebih murah dibanding warung internet milik
penguasaha bisnis.
F. Pendidikan
Berwawasan Global
Pendidikan memiliki keterkaitan erat
dengan globalisasi. Pendidikan tidak mungkin menisbikan proses globalisasi yang
akan mewujudkan masyarakat global ini. Dalam menuju era globalisasi, Indonesia
harus melakukan reformasi dalam proses pendidikan, dengan tekanan menciptakan
sistem pendidikan yang lebih komprehensif dan fleksibel, sehingga para lulusan
dapat berfungsi secara efektif dalam kehidupan masyarakat global demokratis.
Untuk itu, pendidikan harus dirancang sedemikian rupa yang memungkinkan para
peserta didik mengembangkan potensi yang dimiliki secara alami dan kreatif
dalam suasana penuh kebebasan, kebersamaan dan tanggung jawab. Di samping itu,
pendidikan harus menghasilkan lulusan yang dapat memahami masyarakatnya dengan
segala faktor yang dapat mendukung mencapai sukses ataupun penghalang yang
menyebabkan kegagalan dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu altematif yang
dapat dilakukan adalah mengembangkan pendidikan yang berwawasan global.
Oleh karena
itu, pendidikan berwawasan global akan menekankan pembahasan materi yang
mencakup:
- Adanya saling ketergantungan di antara masyarakat dunia,
- Adanya perubahan yang akan terus berlangsung dari waktu ke waktu,
- Adanya perbedaan kultur di antara masyarakat atau kelompok-kelompok dalam masyarakat oleh karena itu perlu adanya upaya untuk saling memahami budaya yang lain,
- Adanya kenyataan bahwa kehidupan dunia ini memiliki berbagai keterbatasan antara lain dalam ujud ketersediaan barang-barang kebutuhan yang jarang, dan,
- Untuk dapat memenuhi kebutuhan yang jarang tersebut tidak mustahil menimbulkan konflik-konflik.
- Berdasarkan perspektif kurikuler ini, pengembangan pendidikan berwawasan global memiliki implikasi ke arah perombakan kurikulum pendidikan. Mata pelajaran dan mata kuliah yang dikembangkan tidak lagi bersifat monolitik melainkan lebih banyak yang bersifat integratif. Dalam arti mata kuliah lebih ditekankan pada kajian yang bersifat multidispliner, interdisipliner dan transdisipliner.
- Perspektif Reformasi
Berdasarkan perspektif reformasi,
pendidikan berwawasan global merupakan suatu proses pendidikan yang dirancang
untuk mempersiapkan peserta didik dengan kemampuan dasar intelektual dan
tanggung jawab guna memasuki kehidupan yang bersifat sangat kompetitif dan
dengan derajat saling ketergantungan antar bangsa yang amat tinggi. Pendidikan
harus mengkaitkan proses pendidikan yang berlangsung di sekolah dengan
nilai-nilai yang selalu berubah di masyarakat global. Oleh karena itu sekolah
harus memiliki orientasi nilai, di mana masyarakat kita harus selalu dikaji
dalam kaitannya dengan masyarakat dunia.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang terus, bahkan dewasa ini berlangsung
dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun, bulan, atau
hari, melainkan jam, bahkan menit atau detik, terutama berkaitan dengan
teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjang dengan teknologi elektronika.
Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan.
Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat ini
memberikan dampak positif dan dampak negatif. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi berdampak positif dengan semakin terbuka dan tersebarnya informasi
dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas ruang dan waktu.
Dampak negatifnya yaitu terjadinya perubahan nilai, norma, aturan, atau moral
kehidupan yang bertentangan dengan nilai, norma, aturan, dan moral kehidupan
yang dianut masyarakat. Menyikapi keadaan ini, maka peran pendidikan sangat
penting untuk mengembangkan dampak positif dan memperbaiki dampak negatifnya.
Pendidikan tidak antipati atau alergi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, namun sebaliknya menjadi subyek atau pelopor dalam pengembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Gairola,
C. M. (2004). Information and Communications Technology for Development. New
Delhi: Elsevier.
S.P.Hariningsih.
2005. Teknologi Informasi. Penerbit Graha Ilmu.
Yuhetty,
H. (n.d.). ICT and Education in Indonesia. Retrieved 11 20, 2008, from http://www.lib.itb.ac.id/: http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/e-list/Indonesia-ICT-paper.pdf
Munir.
(2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
Bandung, Penerbit:Alfabeta.
Munir.
(2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung,
Penerbit:Alfabeta.
Miarso,
Yusufhadi (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta, Kencana dengan
Pustekkom Diknas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar