BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dewasa ini dunia pendidikan merupakan salah
satu faktor yang menentukan dan menjadi
tolak ukur untuk kemajuan dan pencapaian prestasi suatu bangsa dan negara. Seiring
dengan perkembangan zaman teknologi informasi dan komunikasi mengalami
perkembangan yang sangat pesatyang ditandai dengan kemajuan teknologi dan dituntut untuk dapat mengikuti kemajuan
teknologi yang telah ada. Begitu halnya dengan jenjang-jenjang pendidikan, dimana pendidikan harus dapat fleksibel
mengikuti perkembangan kemajuan yang ada.Sesuai dengan kurikulum yang berlaku
sekarangsalah satu prinsipnya yaitu tanggap terhadap ilmu pengetahuan, dan
teknologi artinya bahwa ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang secara dinamis.Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum
serta pembelajarannya harus memberikan pengalaman belajar peserta
didik untuk mengikuti dan memanfaat kan perkembangan ilmu
pengetahuan,dan teknologi.
Aplikasi dari hal tersebut adalah penggunaan
multimedia dalam pembelajaran.
Apabila pembelajarannya tidak bermakna maka anak-anak tidak akan dapat menyerap
makna dari pembelajaran. Oleh karena itu, supaya pembelajaran dapat bermakna,
efektif serta berlandaskan PAKEM
(pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan),
maka diadakan pembelajaran dengan menggunakan multimedia.Pembelajaran adalah
proses interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar dengan maksud untuk
memperoleh pengetahuan.
Sumber belajar disini adalah guru, pendidik,
buku, media elektronik dan sebagainya. Apabila dikaitkan antara multimedia dan
pembelajaran maka pembelajaran itu dapat menarik, efektif dan efesien apabila
menggunakan multimedia sebagai media pembelajarannya. Dipilih multimedia karena
peserta didik di sekolah masih berfikir
konkrit, semua yang guru utarakan atau sampaikan harus mereka buktikan sendiri
dengan mata mereka, kemudian multimedia merupakan sumber belajar yang berisikan
pesan atau materi pelajaran yang dibuat secara menarik dalam bentuk kombinasi
gambar, teks, gerak dan animasi yang disesuaikan dengan usia peserta didik yang
dapat menarik minat peserta didik dalam belajar, sehingga pembelajaran akan
menyenangkan. Salah satu media yang bisa digunakan untuk pembelajaran adalah
Televisi.
Media pembelajaran televisi adalah upaya
pembelajaran menggunakan televisi sebagai media. Media televisi dapat
menampilkan pesan secara audiovisual dan gerak (film). Perkembangan dunia
informasi telah menghasilkan beberapa inovasi yang menakjubkan.Televisi adalah
salah satunya yang telah menuai sukses besar dalam hal ini.Televisi dapat
dijadikan sarana pembelajaran yang efektif dan efisien. Keuntungan ini tersedia
melalui berbagai tayangan yang disajikannya.Kita hanya tinggal memilah dan
memilih tayangan atau saluran-saluran televisi mana yang cukup memadai sebagai
sarana pembelajaran kita. Di sini televisi diletakkan pada kerangka positif, sebagai
media pertukaran informasi, pemikiran, dan karya, sebagai media bahan kajian
ilmiah, dokumentasi, dan lain sebagainya Para guru dapat menggunakan televisi
sebagai media pembelajaran yang menarik. dengan setting chanel-chanel
pendidikan para guru dapat mengubah kelas yang pasif menjadi kelas yang aktif
dan menarik bagi siswa.
B. Rumusan
Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Apa
itu Televisi Pendidikan atau
TelevisiEdukasi
?
2. Bagaimana
siaran Televisi Pendidikan bisa menjadi media
pembelajaran ?
3. Bagaimana peran orang tua dalam mensukseskan pembelajaran
menggunakan media Televisi Pendidikan?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
yakni :
1. Untuk
mengetahui apa itu Televisi Pendidikan
atau
Televisi Edukasi
2. Untuk
mengetahui bagaimana siaran Televisi
pendidikan bisa menjadi media pembelajaran
3. Untuk
mengetahui peran orang tua dalam mensukseskan pembelajran menggunakan media
Televisi Pendidikan?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Televisi Pendidikan
atau Televisi Edukasi
1.
Pengertian Televisi pendidikan atau Televisi Edukasi
Televisi
pendidikan atau yang lebih di kenal dengan sebutan Televisi Edukasi (TVE)
merupakan siaran televisi yang memfokuskan diri pada siaran pendidikan. Di mana
di dalamnya terdapat program – program yang memberikan pengajaran kepada
peserta didik.
TVE
(Televisi Edukasi) adalah sebuah stasiun televisi di Indonesia.Stasiun televisi
ini khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan
berfungsi sebagai media pembelajaran masyarakat.
Dengan
adanya TVE maka di harapkan proses pemerataan pendidikan di Indonesia dapat
berjalan lebih cepat dari sebelumnya. TVE memiliki visi menjadi siaran televisi
pendidikan yang santun dan mencerdaskan.Dengan misi menyiarkan program yang
mencerdaskan masyarakat, menjadi tauladan masyarakat, menyebarluaskan informasi
dan kebijakan - kebijakan Depdiknas, dan mendorong masyarakat gemar belajar.
Tujuan TVE adalahuntuk memberikan layanan siaran pendidikan
berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional. Sasaran TVE adalah
Peserta didik dari semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, praktisi
pendidikan, dan masyarakat
2. Sejarah Televisi pendidikan
Televisi pendidikan bermula dari diselenggarakannya
siaran televisi pendidikan pada tahun 1984 di TVRI yaitu sinetron serial Aku
Cinta Indonesia (ACI), kemudian diikuti oleh siaran pendidikan di TPI pada
tahun 1990 sampai dengan 1995, di Indovision, dan sekarang ini ada Televisi
Edukasi (TVE). TVE diresmikan pada
tahun 2004 oleh
Menteri Pendidikan Abdul Malik Fadjar. TVE (Televisi Edukasi) merupakan sebuah stasiun televisi di Indonesia
yang khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan
berfungsi sebagai media pembelajaran masyarakat.Televisi inipun disebut sebagai
Media Pendidikan Jarak Jauh.
TVE ini dikembangkan
atas dasar diberlakukannya Kurikulum 2004 yang Berbasis Kompetensi (KBK), maka sistem pendidikan pun
akan bergeser menjadi sistem pendidikan yang berorientasi kepada siswa (Learner Center).
Sehingga siswa harus lebih aktif mencari informasi dari berbagai sumber, untuk
menambah pengetahuan siswa agar lebih luas dan beragam. Untuk memenuhi tuntutan
kurikulum tersebut, KEMENDIKBUD (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan)
menyediakan berbagai sumber belajar baik untuk guru maupun siswa, salah satunya
adalah program televisi pendidikan.
Televisi edukasi ini dirancang untuk mendidik
dan mencerdaskan masyarakat dengan kemasan acara yang mengasyikkan dan
menyenangkan. Karena daya jangkaun televisi bisa sangat luas, keberhasilan
memanfaatkan media pembelajaran itu akan mempercepat pembangunan masyarakat
yang cerdas.
Program TVE ini disiarkan melalui satelit dan
dapat diakses dengan menggunakan parabola. Siaran dilaksanakan selama empat jam
dari pukul 07.00 hingga 11.00 di frekuensi 3782-3790 MHz. Sedangkan komposisi
programnya meliputi materi pelajaran pendidikan formal 30%, pendidikan
nonformal 30%, pendidikan informal 20%, serta informasi kebijakan dan program
berupa berita atau feature 20%. Adanya siaran ini sangatlah membantu guru dan
masyarakat untuk melakukan pembelajaran secara individu dan kelompok yang
nantinya tidak ada pembatasan ruang gerak proses pendidikan itu sendiri.
B.
Siaran
Televisi Pendidikan Atau Televisi Edukasi Dalam Pembelajaran
Dari berbagai jenis dan
bentuk teknologi komunikasi yang ada,siaran televisi merupakan media yang
sangat ampuh dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat secara
serempak.Siaran televisi juga memiliki daya jangkau yang luas dan mampu
meniadakan batas wilayah geografis, sistem sosial, politik dan budaya
masyarakat pemirsa.Potensi televisi untuk pendidikan tidak perlu
diragukan lagi dimana siaran televisi
merupakan salah satu bentuk sumber belajar dan pembelajaran yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Pengalaman dari beberapa
negara tetangga baik negara maju maupun negara berkembang telah menunjukkan
bahwa pendayagunaan televise untuk pendidikan telah memetik manfaat yang tidak
kecil. Beberapa negara telah memiliki siaran televisi pendidikan, seperti Cina,
Malaysia, Australia, Inggris, Amerika, dan banyak lagi negara lain.
Indonesia sesungguhnya juga telah lama memiliki kesadaran akan adanya potensi
televisi untuk membantu memecahkan masalah pendidikan, dengan diproduksinya
video-video pembelajaran baik untuk pendidikan formal Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi, pendidikan nonformal,
dan pendidikan informal.
1. Televisi
Pendidikan Sebagai Media Pembelajaran di Kelas
Saat ini para
pengelola pendidikan semakin sadar pentingnya media yang membantu pembelajaran.
Proses kesadaran ini tumbuh secara gradual. Proses perubahan dari pemanfaatan
perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak, menjadi
penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori serta dari
beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi, menjadikan pelayanan
yang diberikan menjadi bervariatif dan secara luas. Selain itu,dengan semakin
meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya
dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pembelajaran semakin
menuntut media yang bervariasi pula.
Sejak mulai adanya
pendidikan, seseorang mengajar sudah memanfaatkan media.Namun jenis media dari
waktu ke waktu terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, terutama
teknologi informasi dan komunikasi. Secara umum media mempunyai kegunaan:
a.
memperjelas
pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b.
mengatasi
keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
c.
menimbulkan
gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
d.
memungkinkan
anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori &
kinestetiknya.
e.
memberi
rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama.
Selain itu, kontribusi media
pembelajaran menurut Kemp and Dayton,1985:
a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat
lebih terstandar
b. Pembelajaran dapat lebih menarik
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif
dengan menerapkan teori belajar
d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat
diperpendek
e. Kualitas pembelajaran dapat
ditingkatkan
f. Proses pembelajaran dapat berlangsung
kapanpun dan dimanapun diperlukan
g. Sikap positif siswa terhadap materi
pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
h. Peran guru berubahan kearah yang
positif
Televisi pendidikan adalah
penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran
tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkan.Televisi pendidikan tidak sekedar
menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu, memiliki
ciri-ciri tersendiri, antara lain yaitu :
1. Dituntun oleh instruktur-seorang
guru atau instruktur menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman siswa.
2. Sistematis-siaran berkaitan dengan
mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.
3. Teratur dan berurutan-siaran
disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan dimana satu
siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya, dan
4. Terpadu- siaran berkaitan dengan
pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium,
percobaan, menulis, dan pemecahan masalah.
Sebagai sebuah media pembelajaran,
video/televisi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan media lain. Adapun
karakteristik media video agak berbeda dengan media televisi.Perbedaan itu
terletak pada penggunaan dan sumber.Media video dapat digunakan kapan saja dan
kontrol ada pada pengguna, sedangkan media televisi hanya dapat digunakan satu
kali pada saat disiarkan, dan kontrol ada pada pengelola siaran. Namun secara
umum kedua media ini mempunyai karakteristik yang sama, yaitu:
a.
Menampilkan
gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan.
b.
Mampu
menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas karena terlalu besar
(gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak (bencana), terlalu rumit
(proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub) dan lain sebagainya.
c.
Mampu
mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga panen.
d.
Memungkinkan
adanya rekayasa (animasi).
Adapun
media video/televisi pembelajaran ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan
a.
Dapat
menstimulir efek gerak
b.
Dapat
diberi suara maupun warna
c.
Tidak
memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya
d.
Tidak
memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya
e.
Dapat
diputar ulang, diberhentikan sebentar, dan sebagainya (video)à control pada
pengguna.
Kekurangan
a.
Memerlukan
peralatan khusus dalam penyajiannya
b.
Memerlukan
tenaga listrik
c.
Memerlukan
keterampilan khusus dan kerja tim dalam Pembuatannya
d.
Tidak
dapat diputar ulang (siaran televisi) karena kontrol pada pengelola.
e.
Sulit
dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi interaktif melalui
telepon/sms).
2. Televisi
Pendidikan Sebagai Media Pembelajaran Jarak Jauh
Salah satu masalah pendidikan di Indonesia adalah pemerataan
pendidikan, dan penyebab yang paling mendasar dalam permasalahan ini adalah
karena bentuk negara Indonesia yakni berbentuk kepulauan. Maka penyebarluasan
materi ataupun media dalam pendidikan tidak akan sama dalam setiap daerahnya.
Dalam mengatasi permasalahan
pendidikan seperti ini, maka pemerintah membuat sistem pendidikan non-formal
yang disebut dengan sistem belajar jarak jauh (SBJJ). Melalui pendidikan jarak
jauh ini, peserta didik tidak harus bertatap muka langsung dengan tutor/guru,
sehingga ia bisa belajar kapanpun dan dimanapun. Pendidikan ini menjadi salah
satu alternatif yang semakin marak diikuti oleh semua kalangan, karena
pendidikan ini pula tidak terbatas umur.
Salah satu media
yang dapat dikembangkan untuk pendidikan jarak jauh ini adalah media televisi,
pakar teknologi pendidikan mengembangkan gagasan televisi digunakan sebagai
media pendidikan yaitu untuk mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dari
peserta didik dalam mendapatkan informasi yang sama dengan peserta didik yang
lain. Melalui media ini setiap orang dari berbagai daerah dimanapun dapat
mendapatkan informasi apapun terutama informasi mengenai dunia pendidikan dalam
waktu yang sama, karena sistem yang digunakan adalah satelit. Setiap orang yang
berbeda ruang akan dapat mendapatkan informasi yang sama jika ia memilih chanel
televisi dan menonton program tertentu pada waktu yang sama.
Maka setiap orang
dimanapun ia berada dapat mendapatkan informasi yang sama dari program televisi
tertentu dalam waktu yang sama, sehingga permasalahan pemerataan pendidikan
secara tidak langsung dapat diatasi.
Implementasi media televisi dalam pendidikan jarak jauh
ialah digunakannya program televisi pendidikan. Program televisi yaitu
merupakan suatu seri program televisi yang dirancang untuk menyampaikan
teknik-teknik dan teori. Penerapan media ini dapat berupa penyiaran melalui
saluran kabel atau saluran terestrial atau dengan menyediakan video tape atau
DVD.
Pemanfaatan siaran televisi dalam PJJ tidak hanya
didasarkan pada kemampuannya menyajikan beragam informasi dalam bentuk
audio-visual secara bersamaan, tetapi juga karena kemampuan jangkauannya yang
besar untuk wilayah geografis yang relatif luas. Sewart (1988 : 239) dalam
Padmo mengemukakan: ‘... Broadcast television or radio is still the easiest
way of reaching adult learners or potential learners at a distance. It reaches
every home and it can be entertaining and attractive’. Yang bermakna
penyiaran televisi merupakan upaya yang paling mudah dalam mencapai tujuan bagi
peserta didik pendidikan jarak jauh, karena dapat diakses oleh setiap orang
juga media ini menarik perhatian dan aktraktif.
Di Indonesia sendiri terdapat televisi pendidikan atautelevisi
edukasi (TVE). TVE merupakan sebuah media yang paling tepat bagi sistem
pendidikan di Indonesia, terutama Pendidikan Jarak Jauh, dikarenakan kondisi
geografi, ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia, maka siaran televisi
pendidikan ini menjadi alternatif utama karena dapat menjangkau seluruh wilayah
di Indonesia.
Penyelenggaraan TV Edukasi ini juga dapat membantu
masyarakat memperoleh akses siaran pendidikan secara lebih mudah guna mendukung
upaya peningkatan mutu pendidikan dan membantu penuntasan Wajib Belajar Diknas
9 Tahun.
3. Aplikasi pemanfaatan media televisi pendidikan atau
televisi edukasi dalam pembelajaran.
Melalui tayangan
siaran televisi, siswa pada umumnya memperoleh manfaat yaitu semakin luasnya
khasanah pengetahuan atau wawasan; sedangkan peserta didik pada khususnya
memperoleh tambahan pengetahuan di luar yang diperoleh dari gurunya.Mengingat
besarnya potensi siaran televisi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
pembelajaran, maka seyogianya para guru dapat menjadikannya sebagai salah satu
sumber belajar dan memanfaatkannya dalam kegiatan belajar-mengajar (KBM).
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
a. Pemanfaatan
Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE (Pemanfaatan Siaran TVE
secara langsung).
Dimana agar pembelajaran selaras dengan jam
tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut dari situs TVE di internet,
atau melalui situs pencari (misal: Google). Selain itu, guru dapat merelay
siaran dari TVRI, karena TVE telah melakukan kerjasama dengan stasiun TVRI,
program TVE yang ditayangkan adalah diprioritaskan pada mata pelajaran
matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris.
b. Pemanfaatan
Siaran TVE sebagai Penugasan.
Berdasarkan jadwal tayangan siaran TVE yang ada, guru
menugaskan para peserta didiknya untuk mengikuti tayangan siaran TVE tentang
mata pelajaran tertentu pada waktu tertentu.Peserta didik dapat melaksanakan
tugas ini di sekolah atau di rumah, baik secara perseorangan maupun dalam
bentuk kelompok kecil.Untuk membantu pelaksanaan tugas ini, guru hendaknya
memberikan format laporan hasil penugasan disertai penjelasan seperlunya.
Guru juga
menginformasikan batas waktu penyerahan hasil pelaksanaan tugas dan cara-cara
penyajiannya di kelas.Pada hari dan waktu yang telah ditetapkan, guru meminta
para peserta didiknya untuk manyajikan hasil tugas yang telah dikerjakan di
hadapan teman sekelasnya.Peserta didik yang belum mendapat kesempatan untuk
menyajikan hasil tugasnya, berperan untuk mengkaji dan memberikan pendapat,
tanggapan atau komentar.Melalui aktivitas pembelajaran yang demikian ini,
peserta didik dilatih menyusun bahan presentasi, memberikan pendapat, tanggapan
atau komentar, dan sekaligus juga berlatih berdiskusi, dan membuat
rangkuman/kesimpulan.Pada akhir kegiatan, guru dapat memberikan arahan atau
hal-hal yang dinilai penting untuk pengembangan kemampuan peserta didik.
c. Pemanfaatan
Program Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong.
Apabila guru berhalangan hadir karena sesuatu
hal, maka guru pengganti dapat mengisi jam pelajaran kosong yang ada dengan
menayangkan siaran TVE.Intinya adalah bahwa peserta didik tetap dapat belajar
sekalipun guru mata pelajaran tertentu berhalangan hadir misalnya.Kegiatan
pembelajaran tetap dapat berjalan sebagaimana biasanya.
Guru
pengganti tinggal menyelenggarakan kegiatan pembelajaran mengikuti RPP yang
telah disiapkan sebelumnya. Apabila ada hal-hal yang berkembang selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, guru pengganti
dapat mencatatnya dan menyampaikannya kepada guru mata pelajaran yang
bersangkutan untuk dilakukan tindak lanjut.
Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih
mudah meniru sertamelakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal
yang mereka dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual
anak bisa dioptimalkan.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE penting
dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam pembelajaran, maka
guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang tidak bisa dibawa guru di
kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil, obyek pembelajaran terlalu besar
, kendala geografis, berbahaya, informasi dan pengetahuan baru yang sebelumnya
tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah.
Melalui tayangan siaran televisi seperti
tersebut di atas, siswa pada umumnya memperoleh manfaat yaitu semakin luasnya
khasanah pengetahuan atau wawasan pada
khususnya memperoleh tambahan pengetahuan di luar yang diperoleh dari gurunya.
Mengingat besarnya potensi siaran televisi yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan pembelajaran, maka seyogianya para guru dapat menjadikannya sebagai
salah satu sumber belajar dan memanfaatkannya dalam kegiatan belajar-mengajar
di Sekolah Dasar.
C. Peran Orang Tua Dalam Mensukseskan Televisi sebagai Media
Belajar
Setiap
orang tua memiliki tanggungjawab untuk selalu mengawasi anaknya dan
memperhatikan perkembangannya, oeh sebab itu hal-hal yang sekecil apapun harus
bisa diantisipasi oleh setiap orang tua mengenai dampak positif atau negatif
yang akan ditimbulkan oleh hal yang bersangkutan.
Begitu
juga mengenai hal televisi ini, yang sudah nyata dampak negatifnya, sudah
sepatutnya setiap orang tua mempersiapkan senjata untuk mengantisipasinya.
Dengan menjauhkan anak dari dampak negatif tv secara tidak langsung orang tua
membantu guru mensuksekan Televisi sebagaimedia belajar ,karena orang tua bisa
memilih dan menjadi petunjuk anak dalam pemanfaatan televisi.Karena banyak juga
dampak negatif televisi yang merugikan
anak, diantaranya :
·
Anak 5-10
tahun, meningkatkan agresivitas dan tindak kekerasan, tidak mampu membedakan
antara realitas dan khayalan
·
Berprilaku
konsumtif karena rayuan iklan
·
Mengurangi
kreatifitas, kurang bermain dan bersosialisasi, menjadi manusia individualis
dan sendiri,
·
Televisi
menjadi pelarian dari setiap keborosan yang dialami, seolah tidak ada pilihan
lain
·
Meningkatkan
kemungkinan obesitas (kegemukan) karena kurang berkreativitas dan berolahraga
·
Merenggangkan
hubungan antar anggota keluarga, waktu berkumpul dan bercengkrama dengan
anggota keluarga tergantikan dengan nonton TV, yang cendrung berdiam diri
karena asik dengan jalan pikiran masing-masing
·
Matang
secara seksual lebih cepat asupan gizi yang bagus adegan seks yang sering
dilihat menjadikan anak lebih cepat matang secara seksual, ditamah rasa ingin
tahu pada anak dan keinginan untuk mencoba adegan di TV semakin menjerumuskan
anak.
·
Malas
belajar
Dengan
adanya TV edukasi maka partisipasi masyarakat dan orang tua sangat di perlukan
untuk mendukung hal tersebut, hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Mendampingi anak menonton TV
Ketika
anak menonton televisi, tidak ada lagi yang paling ideal adalah orangtua
mendampingi dan membimbingnya.Ia di tuntut menjelaskan adegan atau tayangan
yang ada di layar televisi. Di sisi lain perlu juga di jelaskan makna yang
terkandung dalam sebuah acara televisi. Orangtua juga perlu memberikan contoh
dalam kehidupan sehari – hari yang bisa dimengerti sang anak tentang makna yang
terkandung dalam acara tersebut. Orang tua juga di tuntut memberikan penjelasan
tentang perlunya mendapatkan informasi yang lengkap dan menyeluruh terhadap
anak – anaknya.Jika dalam acara ilmu pengetahuan atau tentang sesuatu yang
diduga menimbulkan ketertarikan pada anak dapat didiskusikan. Misalnya kenapa
kelelawar bisa terbang dalam suasana gelap gulita, mengapa kapal udara bisa
terbang, dan lain – lainnya.
Di sini
orang tua dapat memberikan motivasi pasa mereka bahwa jawaban lengkapnya ada
pada buku.Mereka di dorong untuk membaca buku. Di sini orang tua berkewajiban
pula menyediakan fasilitas membaca diantaranya buku, atau menunjukan dimana
buku bisa diperoleh oleh anak
2. Komunikasi dengan anak
Kini
Permasalahan yang mendasarkan adalah banyak orang tua yang tidak sempat
mendampingi anak–anaknya nonton televisi sebagai akibat keterbatasan waktu dan
kesibukan sehari–hari.Di sini perlunya komunikasi antara orangtua dan anak.Jika
orang tua memiliki waktu sempit untuk berkomunikasi, yang penting adalah
kualitas dari komunikasi tersebut.Komunikasi yang berkualitas adalah hubungan
keterbukaan dan saling pengertian di antara kedua belah pihak.Salah satu hal
penting dalam menjaga kualitas komunikasi adalah diciptakan kemudahan
komunikasi antara anak dan orangtua.Keharmonisan komunikasi ini perlu
diciptakan.Jangan sampai anak merasa segan untuk menyampaikan sesuatu / masalah
yang di hadapinya. Kaitannya dengan tayangan televisi antara lain anak di ajak
untuk berdiskusi mengenai tayangan dalam televisi.
3. Menonton TV seperti membaca buku
Menonton
televisi sudah layaknya diperlakukan seperti membaca buku.Kita sudah biasa
menyimpan buku di rak atau tempat khusus.Buku itu diambil ketika hendak
dibaca.Setelah selesai di baca kemudian buku tersebut di simpan kembali di
tempatnya. Begitupun sebelum membaca kita akan memilih buku yang sesuai dengan
keinginan kita. Dengan cara itu kita bisa fokus membaca isi buku yang
diinginkan. Bagaimana jika memperlakukan televisi layaknya membaca buku.Pesawat
televisi ditempatkan dalam ruang yang wajar dan cukup penerangan.Tidak
diletakan di kamar anak sehingga dapat terkontrol oleh orang tua.Kita menonton
acara televisi sesuai dengan keinginan.Jika sudah cukup tentu televisi kita
matikan. Dengan cara inilah kita bisa membuat anak menjadi disiplin
4. Keteladan orang tua
Perlu
kita pahami bahwa anak cenderung meniru perilaku orang tuannya. Oleh karena itu
kita sebagai orangtua perlu memberikan contoh tentang cara menonton televisi
yang baik. Tak cukup dengan sikap duduk dan jarak antara mata dengan layar
televisi, kita perlu memberikan contoh memperlakukan televisi sebagai media
massa. Tayangan televisi yang dilarang untuk anak sebaiknya kita sebagai orang
tua juga menghindarinya. Dalam kaitan ini menarik untuk di renungi hasil
penelitian yang dilakukan Yale Family Television Research ( kompas, 26/12/1999
), yang mengungkapkan bahwa anak – anak yang banyak menghabiskan waktu untuk
nonton televisi umumnya mempunyai orang tua yang sering menonton televisi pula.
Dengan kata lain anak menonton televisi karena meniru perilaku orang tuannya.
Maka orang tua harus memberikan contoh kepada anak – anaknya bagaimana menonton
televisi yang benar.
5. Mengkritisi stasiun TV
Mengajukan
usul, saran, atau keberatan terhadap sebuah tayangan televisi perlu di
budayakan.Sebagai warga negara kita memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan
atas siaran televisi.Oleh karena itu usul atau saran bisa di kirim langsung ke
stasiun TV.Masyarakat dapat mengkritisi sebuah tayangan televisi, mana yang
baik dan salah.
6. Laporkan Ke KPI
Aturan penyiaran
telah diatur dalam undang – undang No 32 tahun 2002 tentang penyiaran.Menurut
Undang – undang ini, untuk mengatur penyiaran dibentuk Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI). KPI sebagai wujud peran serta masyarakat berfungsi mewadahi
aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran (pasal 8 ayat 1
UU penyiaran). Masyarakat dapat mengajukan usulan, saran, kritikan, bahkan
keberatan terhadap siaran yang di tayangkan stasiun televisi melalui lembaga
KPI tersebut. Melalui masukan dari masyarakat ini KPI dapat bertindak
7. Carikan anak Vcd atau Dvd yang berhubungan
dengan pelajaran
Menonton
TV di rumah akan menjadi bermakna dan menyenagkan apabila ada Vcd atau Dvd yang
berhubungan dengan pelajaran. Dari kegiatan ini anak akan mulai belajar dengan diawali
rasa ketertarikan dan tanpa keterpaksaan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Televisi pendidikan atau yang lebih di
kenal dengan sebutan Televisi Edukasi (TVE) merupakan siaran televisi yang
memfokuskan diri pada siaran pendidikan. Di mana di dalamnya terdapat program –
program yang memberikan pengajaran kepada peserta didikdan berfungsi sebagai
media pembelajaran masyarakat.
2. Cara pemanfaatan
program siaran TVE sebagai media
pembelajaran yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu dengan Pemanfaatan
Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE (Pemanfaatan Siaran TVE
secara langsung), Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan dan Pemanfaatan
Program Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong.
3. Setiap orang tua
memiliki tanggungjawab untuk selalu mengawasi anaknya dan memperhatikan
perkembangannya, oeh sebab itu demi
membantu guru mensukseskan televisi sebagai media belajar setiap orang tua
harus mempersiapkan senjata untuk mengantisipasinya. Dengan menjauhkan anak dari dampak negatif
tv, memilih dan menjadi petunjuk anak dalam
pemanfaatan televisi.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson,
Ronald, Penj. Yusufhadi Miarso, dkk (1987). Pemilihan dan Pengembangan Media
Untuk Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Press
Munadhi, Yudhi. (2008). Media
Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: Gaung Persada Press.
Nasution, (2008). Teknologi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Rohani, Ahmad (1994). Media
Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta,
Yusufhadi Miarso
(2011). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana.
https://sites.google.com/site/elearningpp09/e-learning/televisi-sebagai-media-pendidikan
dalam-sbjj, diunduh
tanggal 20 Juli 2013
http://www.umboh.net/2012/06/belajar-online-dengan-tv-edukasi.html#ixzz2ZdbTEOlz
http://mtsnmantingan.wordpress.com/2011/01/05/televisi-sebagai-media-pembelajaran/
http://mtsnmantingan.wordpress.com/2011/01/05/televisi-sebagai-media-pembelajaran/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar