Senin, 13 Februari 2017

SIARAN TELEVISI PENDIDIKAN atau TELEVISI EDUKASI

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Dewasa ini dunia pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan dan   menjadi tolak ukur untuk kemajuan dan pencapaian prestasi suatu bangsa dan negara. Seiring dengan perkembangan zaman teknologi informasi dan komunikasi mengalami perkembangan yang sangat pesatyang ditandai dengan kemajuan teknologi dan dituntut untuk dapat mengikuti kemajuan teknologi yang telah ada. Begitu halnya dengan jenjang-jenjang pendidikan, dimana pendidikan harus dapat fleksibel mengikuti perkembangan kemajuan yang ada.Sesuai dengan kurikulum yang berlaku sekarangsalah satu prinsipnya yaitu tanggap terhadap ilmu pengetahuan, dan teknologi artinya bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang secara dinamis.Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum serta pembelajarannya harus memberikan pengalaman belajar  peserta  didik untuk mengikuti dan memanfaat kan perkembangan ilmu pengetahuan,dan teknologi.
Aplikasi dari hal tersebut adalah penggunaan multimedia dalam pembelajaran. Apabila pembelajarannya tidak bermakna maka anak-anak tidak akan dapat menyerap makna dari pembelajaran. Oleh karena itu, supaya pembelajaran dapat bermakna, efektif serta berlandaskan PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan), maka diadakan pembelajaran dengan menggunakan multimedia.Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar dengan maksud untuk memperoleh pengetahuan.
Sumber belajar disini adalah guru, pendidik, buku, media elektronik dan sebagainya. Apabila dikaitkan antara multimedia dan pembelajaran maka pembelajaran itu dapat menarik, efektif dan efesien apabila menggunakan multimedia sebagai media pembelajarannya. Dipilih multimedia karena peserta didik di sekolah masih berfikir konkrit, semua yang guru utarakan atau sampaikan harus mereka buktikan sendiri dengan mata mereka, kemudian multimedia merupakan sumber belajar yang berisikan pesan atau materi pelajaran yang dibuat secara menarik dalam bentuk kombinasi gambar, teks, gerak dan animasi yang disesuaikan dengan usia peserta didik yang dapat menarik minat peserta didik dalam belajar, sehingga pembelajaran akan menyenangkan. Salah satu media yang bisa digunakan untuk pembelajaran adalah Televisi.
Media pembelajaran televisi adalah upaya pembelajaran menggunakan televisi sebagai media. Media televisi dapat menampilkan pesan secara audiovisual dan gerak (film). Perkembangan dunia informasi telah menghasilkan beberapa inovasi yang menakjubkan.Televisi adalah salah satunya yang telah menuai sukses besar dalam hal ini.Televisi dapat dijadikan sarana pembelajaran yang efektif dan efisien. Keuntungan ini tersedia melalui berbagai tayangan yang disajikannya.Kita hanya tinggal memilah dan memilih tayangan atau saluran-saluran televisi mana yang cukup memadai sebagai sarana pembelajaran kita. Di sini televisi diletakkan pada kerangka positif, sebagai media pertukaran informasi, pemikiran, dan karya, sebagai media bahan kajian ilmiah, dokumentasi, dan lain sebagainya Para guru dapat menggunakan televisi sebagai media pembelajaran yang menarik. dengan setting chanel-chanel pendidikan para guru dapat mengubah kelas yang pasif menjadi kelas yang aktif dan menarik bagi siswa.


B.   Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :
1.  Apa itu Televisi Pendidikan atau TelevisiEdukasi ?
2.  Bagaimana siaran Televisi Pendidikan bisa menjadi media pembelajaran ?
3.  Bagaimana peran orang tua dalam mensukseskan pembelajaran menggunakan media Televisi Pendidikan?




C.  Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni :
1.  Untuk mengetahui apa itu Televisi Pendidikan atau Televisi Edukasi
2.  Untuk mengetahui bagaimana siaran Televisi pendidikan bisa menjadi media pembelajaran
3.  Untuk mengetahui peran orang tua dalam mensukseskan pembelajran menggunakan media Televisi Pendidikan?




















BAB II
PEMBAHASAN

A.   Televisi Pendidikan atau Televisi Edukasi        
1.    Pengertian Televisi pendidikan atau Televisi Edukasi
Televisi pendidikan atau yang lebih di kenal dengan sebutan Televisi Edukasi (TVE) merupakan siaran televisi yang memfokuskan diri pada siaran pendidikan. Di mana di dalamnya terdapat program – program yang memberikan pengajaran kepada peserta didik.
TVE (Televisi Edukasi) adalah sebuah stasiun televisi di Indonesia.Stasiun televisi ini khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran masyarakat.
Dengan adanya TVE maka di harapkan proses pemerataan pendidikan di Indonesia dapat berjalan lebih cepat dari sebelumnya. TVE memiliki visi menjadi siaran televisi pendidikan yang santun dan mencerdaskan.Dengan misi menyiarkan program yang mencerdaskan masyarakat, menjadi tauladan masyarakat, menyebarluaskan informasi dan kebijakan - kebijakan Depdiknas, dan mendorong masyarakat gemar belajar.
Tujuan TVE adalahuntuk memberikan layanan siaran pendidikan berkualitas untuk menunjang tujuan pendidikan nasional. Sasaran TVE adalah Peserta didik dari semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, praktisi pendidikan, dan masyarakat

2.    Sejarah Televisi pendidikan
Televisi pendidikan bermula dari diselenggarakannya siaran televisi pendidikan pada tahun 1984 di TVRI yaitu sinetron serial Aku Cinta Indonesia (ACI), kemudian diikuti oleh siaran pendidikan di TPI pada tahun 1990 sampai dengan 1995, di Indovision, dan sekarang ini ada Televisi Edukasi (TVE). TVE diresmikan pada tahun 2004 oleh Menteri Pendidikan Abdul Malik Fadjar. TVE (Televisi Edukasi) merupakan sebuah stasiun televisi di Indonesia yang khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran masyarakat.Televisi inipun disebut sebagai Media Pendidikan Jarak Jauh.
TVE ini dikembangkan atas dasar diberlakukannya  Kurikulum 2004 yang Berbasis Kompetensi (KBK), maka sistem pendidikan pun akan bergeser menjadi sistem pendidikan yang berorientasi kepada siswa (Learner Center). Sehingga siswa harus lebih aktif mencari informasi dari berbagai sumber, untuk menambah pengetahuan siswa agar lebih luas dan beragam. Untuk memenuhi tuntutan kurikulum tersebut, KEMENDIKBUD (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) menyediakan berbagai sumber belajar baik untuk guru maupun siswa, salah satunya adalah program televisi pendidikan.
Televisi edukasi ini dirancang untuk mendidik dan mencerdaskan masyarakat dengan kemasan acara yang mengasyikkan dan menyenangkan. Karena daya jangkaun televisi bisa sangat luas, keberhasilan memanfaatkan media pembelajaran itu akan mempercepat pembangunan masyarakat yang cerdas.
Program TVE ini disiarkan melalui satelit dan dapat diakses dengan menggunakan parabola. Siaran dilaksanakan selama empat jam dari pukul 07.00 hingga 11.00 di frekuensi 3782-3790 MHz. Sedangkan komposisi programnya meliputi materi pelajaran pendidikan formal 30%, pendidikan nonformal 30%, pendidikan informal 20%, serta informasi kebijakan dan program berupa berita atau feature 20%. Adanya siaran ini sangatlah membantu guru dan masyarakat untuk melakukan pembelajaran secara individu dan kelompok yang nantinya tidak ada pembatasan ruang gerak proses pendidikan itu sendiri.



B.   Siaran Televisi Pendidikan Atau Televisi Edukasi Dalam Pembelajaran
Dari berbagai jenis dan bentuk teknologi komunikasi yang ada,siaran televisi merupakan media yang sangat ampuh dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat secara serempak.Siaran televisi juga memiliki daya jangkau yang luas dan mampu meniadakan batas wilayah geografis, sistem sosial, politik dan budaya masyarakat pemirsa.Potensi televisi untuk pendidikan tidak perlu diragukan lagi dimana siaran televisi merupakan salah satu bentuk sumber belajar dan pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Pengalaman dari beberapa negara tetangga baik negara maju maupun negara berkembang telah menunjukkan bahwa pendayagunaan televise untuk pendidikan telah memetik manfaat yang tidak kecil. Beberapa negara telah memiliki siaran televisi pendidikan, seperti Cina, Malaysia, Australia, Inggris, Amerika,  dan banyak lagi negara lain. Indonesia sesungguhnya juga telah lama memiliki kesadaran akan adanya potensi televisi untuk membantu memecahkan masalah pendidikan, dengan diproduksinya video-video pembelajaran baik untuk pendidikan formal Sekolah Dasar  sampai Perguruan Tinggi, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal.

1.    Televisi Pendidikan Sebagai Media Pembelajaran di Kelas
Saat ini para pengelola pendidikan semakin sadar pentingnya media yang membantu pembelajaran. Proses kesadaran ini tumbuh secara gradual. Proses perubahan dari pemanfaatan perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-sensori serta dari beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan menjadi bervariatif dan secara luas. Selain itu,dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pembelajaran semakin menuntut media yang bervariasi pula.
Sejak mulai adanya pendidikan, seseorang mengajar sudah memanfaatkan media.Namun jenis media dari waktu ke waktu terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Secara umum media mempunyai kegunaan:
a.    memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b.    mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
c.    menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar.
d.    memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya.
e.    memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman  dan menimbulkan persepsi yang sama.

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton,1985:
a.     Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar
b.    Pembelajaran dapat lebih menarik
c.     Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
d.    Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
e.     Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
f.     Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
g.    Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
h.     Peran guru berubahan kearah yang positif

Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkan.Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu, memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain yaitu :
1.    Dituntun oleh instruktur-seorang guru atau instruktur menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman siswa.
2.    Sistematis-siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.
3.    Teratur dan berurutan-siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan dimana satu siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya, dan
4.    Terpadu- siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium, percobaan, menulis, dan pemecahan masalah.

Sebagai sebuah media pembelajaran, video/televisi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan media lain. Adapun karakteristik media video agak berbeda dengan media televisi.Perbedaan itu terletak pada penggunaan dan sumber.Media video dapat digunakan kapan saja dan kontrol ada pada pengguna, sedangkan media televisi hanya dapat digunakan satu kali pada saat disiarkan, dan kontrol ada pada pengelola siaran. Namun secara umum kedua media ini mempunyai karakteristik yang sama, yaitu:
a.    Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan.
b.    Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas karena terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak (bencana), terlalu rumit (proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub) dan lain sebagainya.
c.    Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga panen.
d.    Memungkinkan adanya rekayasa (animasi).

Adapun media video/televisi pembelajaran ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangan.
 Kelebihan
a.    Dapat menstimulir efek gerak
b.    Dapat diberi suara maupun warna
c.    Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya
d.    Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya
e.    Dapat diputar ulang, diberhentikan sebentar, dan sebagainya (video)à control pada pengguna.
Kekurangan
a.    Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya
b.    Memerlukan tenaga listrik
c.    Memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam Pembuatannya
d.    Tidak dapat diputar ulang (siaran televisi) karena kontrol pada pengelola.
e.    Sulit dibuat interaktif (khusus siaran langsung siaran televisi interaktif melalui telepon/sms).

2.    Televisi Pendidikan Sebagai Media Pembelajaran Jarak Jauh
Salah satu masalah pendidikan di Indonesia adalah pemerataan pendidikan, dan penyebab yang paling mendasar dalam permasalahan ini adalah karena bentuk negara Indonesia yakni berbentuk kepulauan. Maka penyebarluasan materi ataupun media dalam pendidikan tidak akan sama dalam setiap daerahnya.
Dalam mengatasi permasalahan pendidikan seperti ini, maka pemerintah membuat sistem pendidikan non-formal yang disebut dengan sistem belajar jarak jauh (SBJJ). Melalui pendidikan jarak jauh ini, peserta didik tidak harus bertatap muka langsung dengan tutor/guru, sehingga ia bisa belajar kapanpun dan dimanapun. Pendidikan ini menjadi salah satu alternatif yang semakin marak diikuti oleh semua kalangan, karena pendidikan ini pula tidak terbatas umur.
Salah satu media yang dapat dikembangkan untuk pendidikan jarak jauh ini adalah media televisi, pakar teknologi pendidikan mengembangkan gagasan televisi digunakan sebagai media pendidikan yaitu untuk mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dari peserta didik dalam mendapatkan informasi yang sama dengan peserta didik yang lain. Melalui media ini setiap orang dari berbagai daerah dimanapun dapat mendapatkan informasi apapun terutama informasi mengenai dunia pendidikan dalam waktu yang sama, karena sistem yang digunakan adalah satelit. Setiap orang yang berbeda ruang akan dapat mendapatkan informasi yang sama jika ia memilih chanel televisi dan menonton program tertentu pada waktu yang sama.
Maka setiap orang dimanapun ia berada dapat mendapatkan informasi yang sama dari program televisi tertentu dalam waktu yang sama, sehingga permasalahan pemerataan pendidikan secara tidak langsung dapat diatasi.
Implementasi media televisi dalam pendidikan jarak jauh ialah digunakannya program televisi pendidikan. Program televisi yaitu merupakan suatu seri program televisi yang dirancang untuk menyampaikan teknik-teknik dan teori. Penerapan media ini dapat berupa penyiaran melalui saluran kabel atau saluran terestrial atau dengan menyediakan video tape atau DVD.
Pemanfaatan siaran televisi dalam PJJ tidak hanya didasarkan pada kemampuannya menyajikan beragam informasi dalam bentuk audio-visual secara bersamaan, tetapi juga karena kemampuan jangkauannya yang besar untuk wilayah geografis yang relatif luas. Sewart (1988 : 239) dalam Padmo mengemukakan: ‘... Broadcast television or radio is still the easiest way of reaching adult learners or potential learners at a distance. It reaches every home and it can be entertaining and attractive’. Yang bermakna penyiaran televisi merupakan upaya yang paling mudah dalam mencapai tujuan bagi peserta didik pendidikan jarak jauh, karena dapat diakses oleh setiap orang juga media ini menarik perhatian dan aktraktif.
Di Indonesia sendiri terdapat televisi pendidikan atautelevisi edukasi (TVE). TVE merupakan sebuah media yang paling tepat bagi sistem pendidikan di Indonesia, terutama Pendidikan Jarak Jauh, dikarenakan kondisi geografi, ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia, maka siaran televisi pendidikan ini menjadi alternatif utama karena dapat menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.
Penyelenggaraan TV Edukasi ini juga dapat membantu masyarakat memperoleh akses siaran pendidikan secara lebih mudah guna mendukung upaya peningkatan mutu pendidikan dan membantu penuntasan Wajib Belajar Diknas 9 Tahun.

3.     Aplikasi pemanfaatan media televisi pendidikan atau televisi edukasi dalam pembelajaran.
Melalui tayangan siaran televisi, siswa pada umumnya memperoleh manfaat yaitu semakin luasnya khasanah pengetahuan atau wawasan; sedangkan peserta didik pada khususnya memperoleh tambahan pengetahuan di luar yang diperoleh dari gurunya.Mengingat besarnya potensi siaran televisi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran, maka seyogianya para guru dapat menjadikannya sebagai salah satu sumber belajar dan memanfaatkannya dalam kegiatan belajar-mengajar (KBM).
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
a.  Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE (Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung).
Dimana agar pembelajaran selaras dengan jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut dari situs TVE di internet, atau melalui situs pencari (misal: Google). Selain itu, guru dapat merelay siaran dari TVRI, karena TVE telah melakukan kerjasama dengan stasiun TVRI, program TVE yang ditayangkan adalah diprioritaskan pada mata pelajaran matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris.
b.  Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan.
Berdasarkan jadwal tayangan siaran TVE yang ada, guru menugaskan para peserta didiknya untuk mengikuti tayangan siaran TVE tentang mata pelajaran tertentu pada waktu tertentu.Peserta didik dapat melaksanakan tugas ini di sekolah atau di rumah, baik secara perseorangan maupun dalam bentuk kelompok kecil.Untuk membantu pelaksanaan tugas ini, guru hendaknya memberikan format laporan hasil penugasan disertai penjelasan seperlunya.
Guru juga menginformasikan batas waktu penyerahan hasil pelaksanaan tugas dan cara-cara penyajiannya di kelas.Pada hari dan waktu yang telah ditetapkan, guru meminta para peserta didiknya untuk manyajikan hasil tugas yang telah dikerjakan di hadapan teman sekelasnya.Peserta didik yang belum mendapat kesempatan untuk menyajikan hasil tugasnya, berperan untuk mengkaji dan memberikan pendapat, tanggapan atau komentar.Melalui aktivitas pembelajaran yang demikian ini, peserta didik dilatih menyusun bahan presentasi, memberikan pendapat, tanggapan atau komentar, dan sekaligus juga berlatih berdiskusi, dan membuat rangkuman/kesimpulan.Pada akhir kegiatan, guru dapat memberikan arahan atau hal-hal yang dinilai penting untuk pengembangan kemampuan peserta didik.

c.   Pemanfaatan Program Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong.
Apabila guru berhalangan hadir karena sesuatu hal, maka guru pengganti dapat mengisi jam pelajaran kosong yang ada dengan menayangkan siaran TVE.Intinya adalah bahwa peserta didik tetap dapat belajar sekalipun guru mata pelajaran tertentu berhalangan hadir misalnya.Kegiatan pembelajaran tetap dapat berjalan sebagaimana biasanya.
 Guru pengganti tinggal menyelenggarakan kegiatan pembelajaran mengikuti RPP yang telah disiapkan sebelumnya. Apabila ada hal-hal yang berkembang selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru pengganti    dapat mencatatnya dan menyampaikannya kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan untuk dilakukan tindak lanjut.

Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru sertamelakukan segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka dengar, maka efek positif televisi bagi perkembangan intelektual anak bisa dioptimalkan.
             Pembelajaran dengan mempergunakan TVE penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil, obyek pembelajaran terlalu besar , kendala geografis, berbahaya, informasi dan pengetahuan baru yang sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah.
 Melalui tayangan siaran televisi seperti tersebut di atas, siswa pada umumnya memperoleh manfaat yaitu semakin luasnya khasanah pengetahuan atau wawasan  pada khususnya memperoleh tambahan pengetahuan di luar yang diperoleh dari gurunya. Mengingat besarnya potensi siaran televisi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran, maka seyogianya para guru dapat menjadikannya sebagai salah satu sumber belajar dan memanfaatkannya dalam kegiatan belajar-mengajar di Sekolah Dasar.

C.  Peran  Orang Tua Dalam Mensukseskan Televisi sebagai Media Belajar
Setiap orang tua memiliki tanggungjawab untuk selalu mengawasi anaknya dan memperhatikan perkembangannya, oeh sebab itu hal-hal yang sekecil apapun harus bisa diantisipasi oleh setiap orang tua mengenai dampak positif atau negatif yang akan ditimbulkan oleh hal yang bersangkutan.
Begitu juga mengenai hal televisi ini, yang sudah nyata dampak negatifnya, sudah sepatutnya setiap orang tua mempersiapkan senjata untuk mengantisipasinya. Dengan menjauhkan anak dari dampak negatif tv secara tidak langsung orang tua membantu guru mensuksekan Televisi sebagaimedia belajar ,karena orang tua bisa memilih dan menjadi petunjuk anak dalam pemanfaatan televisi.Karena banyak juga dampak negatif  televisi yang merugikan anak, diantaranya :
·         Anak 5-10 tahun, meningkatkan agresivitas dan tindak kekerasan, tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan
·         Berprilaku konsumtif karena rayuan iklan
·         Mengurangi kreatifitas, kurang bermain dan bersosialisasi, menjadi manusia individualis dan sendiri,
·         Televisi menjadi pelarian dari setiap keborosan yang dialami, seolah tidak ada pilihan lain
·         Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan) karena kurang berkreativitas dan berolahraga
·         Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga, waktu berkumpul dan bercengkrama dengan anggota keluarga tergantikan dengan nonton TV, yang cendrung berdiam diri karena asik dengan jalan pikiran masing-masing
·         Matang secara seksual lebih cepat asupan gizi yang bagus adegan seks yang sering dilihat menjadikan anak lebih cepat matang secara seksual, ditamah rasa ingin tahu pada anak dan keinginan untuk mencoba adegan di TV semakin menjerumuskan anak.
·         Malas belajar

Dengan adanya TV edukasi maka partisipasi masyarakat dan orang tua sangat di perlukan untuk mendukung hal tersebut, hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1.  Mendampingi anak menonton TV
Ketika anak menonton televisi, tidak ada lagi yang paling ideal adalah orangtua mendampingi dan membimbingnya.Ia di tuntut menjelaskan adegan atau tayangan yang ada di layar televisi. Di sisi lain perlu juga di jelaskan makna yang terkandung dalam sebuah acara televisi. Orangtua juga perlu memberikan contoh dalam kehidupan sehari – hari yang bisa dimengerti sang anak tentang makna yang terkandung dalam acara tersebut. Orang tua juga di tuntut memberikan penjelasan tentang perlunya mendapatkan informasi yang lengkap dan menyeluruh terhadap anak – anaknya.Jika dalam acara ilmu pengetahuan atau tentang sesuatu yang diduga menimbulkan ketertarikan pada anak dapat didiskusikan. Misalnya kenapa kelelawar bisa terbang dalam suasana gelap gulita, mengapa kapal udara bisa terbang, dan lain – lainnya.
Di sini orang tua dapat memberikan motivasi pasa mereka bahwa jawaban lengkapnya ada pada buku.Mereka di dorong untuk membaca buku. Di sini orang tua berkewajiban pula menyediakan fasilitas membaca diantaranya buku, atau menunjukan dimana buku bisa diperoleh oleh anak
2.  Komunikasi dengan anak
Kini Permasalahan yang mendasarkan adalah banyak orang tua yang tidak sempat mendampingi anak–anaknya nonton televisi sebagai akibat keterbatasan waktu dan kesibukan sehari–hari.Di sini perlunya komunikasi antara orangtua dan anak.Jika orang tua memiliki waktu sempit untuk berkomunikasi, yang penting adalah kualitas dari komunikasi tersebut.Komunikasi yang berkualitas adalah hubungan keterbukaan dan saling pengertian di antara kedua belah pihak.Salah satu hal penting dalam menjaga kualitas komunikasi adalah diciptakan kemudahan komunikasi antara anak dan orangtua.Keharmonisan komunikasi ini perlu diciptakan.Jangan sampai anak merasa segan untuk menyampaikan sesuatu / masalah yang di hadapinya. Kaitannya dengan tayangan televisi antara lain anak di ajak untuk berdiskusi mengenai tayangan dalam televisi.
3.  Menonton TV seperti membaca buku
Menonton televisi sudah layaknya diperlakukan seperti membaca buku.Kita sudah biasa menyimpan buku di rak atau tempat khusus.Buku itu diambil ketika hendak dibaca.Setelah selesai di baca kemudian buku tersebut di simpan kembali di tempatnya. Begitupun sebelum membaca kita akan memilih buku yang sesuai dengan keinginan kita. Dengan cara itu kita bisa fokus membaca isi buku yang diinginkan. Bagaimana jika memperlakukan televisi layaknya membaca buku.Pesawat televisi ditempatkan dalam ruang yang wajar dan cukup penerangan.Tidak diletakan di kamar anak sehingga dapat terkontrol oleh orang tua.Kita menonton acara televisi sesuai dengan keinginan.Jika sudah cukup tentu televisi kita matikan. Dengan cara inilah kita bisa membuat anak menjadi disiplin
4.  Keteladan orang tua
Perlu kita pahami bahwa anak cenderung meniru perilaku orang tuannya. Oleh karena itu kita sebagai orangtua perlu memberikan contoh tentang cara menonton televisi yang baik. Tak cukup dengan sikap duduk dan jarak antara mata dengan layar televisi, kita perlu memberikan contoh memperlakukan televisi sebagai media massa. Tayangan televisi yang dilarang untuk anak sebaiknya kita sebagai orang tua juga menghindarinya. Dalam kaitan ini menarik untuk di renungi hasil penelitian yang dilakukan Yale Family Television Research ( kompas, 26/12/1999 ), yang mengungkapkan bahwa anak – anak yang banyak menghabiskan waktu untuk nonton televisi umumnya mempunyai orang tua yang sering menonton televisi pula. Dengan kata lain anak menonton televisi karena meniru perilaku orang tuannya. Maka orang tua harus memberikan contoh kepada anak – anaknya bagaimana menonton televisi yang benar.
5.  Mengkritisi stasiun TV
Mengajukan usul, saran, atau keberatan terhadap sebuah tayangan televisi perlu di budayakan.Sebagai warga negara kita memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan atas siaran televisi.Oleh karena itu usul atau saran bisa di kirim langsung ke stasiun TV.Masyarakat dapat mengkritisi sebuah tayangan televisi, mana yang baik dan salah.
6.  Laporkan Ke KPI
Aturan penyiaran telah diatur dalam undang – undang No 32 tahun 2002 tentang penyiaran.Menurut Undang – undang ini, untuk mengatur penyiaran dibentuk Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). KPI sebagai wujud peran serta masyarakat berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran (pasal 8 ayat 1 UU penyiaran). Masyarakat dapat mengajukan usulan, saran, kritikan, bahkan keberatan terhadap siaran yang di tayangkan stasiun televisi melalui lembaga KPI tersebut. Melalui masukan dari masyarakat ini KPI dapat bertindak
7.  Carikan anak Vcd atau Dvd yang berhubungan dengan pelajaran
Menonton TV di rumah akan menjadi bermakna dan menyenagkan apabila ada Vcd atau Dvd yang berhubungan dengan pelajaran. Dari kegiatan ini anak akan mulai belajar dengan diawali rasa ketertarikan dan tanpa keterpaksaan.








BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
1.     Televisi pendidikan atau yang lebih di kenal dengan sebutan Televisi Edukasi (TVE) merupakan siaran televisi yang memfokuskan diri pada siaran pendidikan. Di mana di dalamnya terdapat program – program yang memberikan pengajaran kepada peserta didikdan berfungsi sebagai media pembelajaran masyarakat.
2.     Cara pemanfaatan program siaran TVE  sebagai media pembelajaran yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu dengan Pemanfaatan Program Siaran TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE (Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung), Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan dan Pemanfaatan Program Siaran TVE sebagai Pengisi Jam Pelajaran Kosong.
3.     Setiap orang tua memiliki tanggungjawab untuk selalu mengawasi anaknya dan memperhatikan perkembangannya, oeh sebab itu  demi membantu guru mensukseskan televisi sebagai media belajar setiap orang tua harus mempersiapkan senjata untuk mengantisipasinya. Dengan menjauhkan anak dari dampak negatif tv, memilih dan menjadi petunjuk anak dalam pemanfaatan televisi.










DAFTAR PUSTAKA


Anderson, Ronald, Penj. Yusufhadi Miarso, dkk (1987). Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Press
Munadhi, Yudhi. (2008). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: Gaung Persada Press.
Nasution, (2008). Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Rohani, Ahmad (1994). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta,
Yusufhadi Miarso (2011). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar