Senin, 13 Februari 2017

APLIKASI TKI UNTUK PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ( PENGEMBANGAN SDM )

               Kemajuan dan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangat luar biasa dalam berbagai aspek kehidupan, tidak terkecuali bidang pendidikan. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu menjawab dan merespon perkembangan tersebut secara aktif, dinamis, kreatif dan produktif supaya peserta didik dapat mengaplikasikannya dalam dunia pendidikan sehingga tidak  ketinggalan informasi.
Teknologi informasi dan komunikasi, terutama komputer dan internet sudah lama dimanfaatkan oleh negara-negara maju untuk kemajuan pendidikan. Misalnya, di negara seperti Inggris, Amerika, dan Jepang, teknologi informasi dan komunikasi digunakan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah melalui pemanfaatan komputer dengan didukung teknologi internet. Dengan teknologi komputer dan internet, para siswa atau mahasiswa tidak hanya dapat belajar di dalam kelas. Mereka dapat belajar di mana pun karena hampir semua materi pelajaran dapat diiperoleh melalui CD atau langsung diakses melalui Internet.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945, pendidikan adalah hak mutlak bagi warga negara Indonesia, dimana menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut. Berbagai daya dan upaya dikerahkan untuk memenuhi amat tersebut dan melibatkan seluruh alat yang dapat dimanfaatkan, termasuk pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dikembangkan merupakan sebuah alat di dalam mencapai tujuan pedidikan, yaitu mencerdaskan anak bangsa. Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dimanfaatkan dengan baik dan tepat di dalam pendidikan akan memperluas kesempatan belajar, meningkatkan efisiensi, meningkatkan kualitas belajar, meningkatkan kualitas mengajar, memfasilitasi pembentukan keterampilan, mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan, meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen, serta mengurangi kesenjangan digital. Harus diakui bahwa peranan TIK dalam dunia pendidikan memegang peran yang cukup menentukan dalam belajar pembelajaran. Oleh karena itu, untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan, yaitu: 1). Peserta didik dan guru harus memiliki akses teknologi digital di dalam lingkungan lembaga pendidikan. 2). Adanya materi yang berkualitas dan bermanfaat bagi guru dan peserta didik. 3). Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan media-media pembelajaran digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik dan mengembangkan potensinya.
Dalam UU sisdiknas no 20 tahun 2003 pasal 45 ayat 1 ; setiap satuan pendidikan menyediakan sarana dan parasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik.[1] Pasal tersebut mengakomodasikan pentingnya sebuah sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pendidikan, tanpa sarana dan prasarana yang tepat dan memadai akan sulit bahkan tidak mungkin untuk mencapai kualitas pendidikan yang diharapkan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah menyediakan ruang laboratorium dan peralatannya termasuk TIK.
Di dalam Renstra Pendidikan Nasional tahun 2005 – 2009 kegiatan pencapaian pemanfaatan TIK telah menjadi prioritas. Dalam  pemerataan dan perluasan akses, TIK dimanfaatkan sebagai media pembelajaran jarak jauh. Sedangkan dalam rangka peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, TIK diharapkan diterapkan dalam pembelajaran. Dari dua kebijakan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan TIK telah menjadi keharusan bagi dunia pendidikan di Indonesia. Namun dalam pengimplementasiannya masih mengalami berbagai tantangan, seperti (1) Masih banyaknya anak usia sekolah yang belum dapat menikmati pendidikan dasar 9 tahun, (2) Tidak meratanya penyebaran sarana dan prasarana pendidikan/sekolah (sebagai contoh: tidak semua sekolah memiliki saluran telepon, apalagi koneksi internet) : Kota vs Desa/Daerah Terpencil/Daerah Perbatasan, Indonesia Barat vs Indonesia Timur, (3) Tidak seragamnya dan masih rendahnya mutu pendidikan di setiap jenjang sekolah yang ditandai dengan tingkat kelulusan UN yang masih rendah, (4) Rendahnya kualitas kompetensi tenaga pengajar (SDM), dan (5) rendahnya tingkat pemanfaatan TIK di sekolah yang telah memiliki fasilitas TIK (utilitas rendah), disisi lain tidak semua sekolah mempunyai sarana TIK yang memadai.[2]
TIK yang dimanfaatkan dengan baik dan tepat di dalam pendidikan akan memperluas kesempatan belajar, meningkatkan efisiensi, meningkatkan kualitas belajar, meningkatkan kualitas mengajar, memfasilitasi pembentukan keterampilan, mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan, meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen, serta mengurangi kesenjangan digital.
Harus diakui bahwa peranan TIK dalam pembelajaran memegang peran yang cukup menentukan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan, yaitu: 1). Peserta didik dan guru harus memiliki akses teknologi digital di dalam lingkungan lembaga pendidikan. 2). Adanya materi yang berkualitas dan bermanfaat bagi guru dan peserta didik. 3). Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan media-media pembelajarandigital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik dan mengembangkan potensinya.
Pada kenyataannya TIK sudah mulai berkembang dari kalangan pelajar level awal yaitu sekolah dasar (SD), minimal mereka sudah mempunyai akun media sosial seperti facebook, dapat mengakses berita apapun yang menarik untuk mereka dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru terlebih lagi orang tua mereka yang mendukung (support) berupa materi yaitu alatnya seperti HP yang canggih, serta komputernya yang didukung oleh jaringan internet, sehingga meleknya anak-anak mereka dalam melihat perkembangan TIK. Justru di sekolah yang sudah memiliki fasilitas / sarana dan prasana yang tersedialah yang kurang memberikan support yang lebih atas itu. Walaupun saat ini sudah banyak sekolah yang menggunakan media pembelajaran berbantuan komputer namun tak sedikit pula sekolah yang belum memanfaatkan komputer sebagai media pembelajarannya, minimal penerapan bagi pendidiknya.
Dengan adanya perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan, maka proses pembelajaran mengalami perubahan dari pembelajaran konvensional menuju pembelajaran konstruktif di dalam kelas.

2.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat diangkat dalam penyampaian makalah ini adalah sebagai berikut :
1.         Apakah yang dimaksud dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ?
2.         Apakah tujuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)?
3.         Bagaimanakah aplikasi pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pendidikan dan pelatihan (pengembangan SDM) ?

3.  Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain : Untuk memberikan informasi terkait aplikasi pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pendidikan dan pelatihan (pengembangan SDM)

B.  PEMBAHASAN


1.  Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Kata teknologi berasal dari Bahasa Yunani yaitu dari kata “technologia” yang merupakan gabungan dari kata “tecne” yang artinya keahlian dan kata “logia” yang artinya mempelajari sesuatu atau cabang dari disiplin ilmu.[3] Sedangkan dalam pengertian luas, teknologi merupakan sebuah konsep yang berkaitan dengan jenis penggunaan dan pengetahuan tentang alat dan keahlian serta bagaimana dapat memberi pengaruh pada kemampuan manusia untuk mengendalikan dan mengubah sesuatu yang ada di sekitarnya.[4]
Sedangkan informasi ialah sejumlah data yang telah diolah melalui pengolahan data dalam rangka menguji tingkat kebenarannya dan ketercapaiannya sesuai dengan kebutuhan.  Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dari informasi yaitu: (1) Informasi merupakan hasil pengolahan data, (2) memberikan makna, dan (3) berguna atau bermanfaat.[5]
Komunikasi mengandung makna menyebarkan informasi, pesan, berita, pengetahuan, dan norma/nilai-nilai dengan tujuan untuk mengunggah partisipasi, agar yang diberitahukan tersebut menjadi milik bersama (sama makna) antara komunikator dan komunikan. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan, materi pelajaran) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling memengaruhi di antara keduanya.[6]
Dalam konteks yang lebih luas, teknologi informasi dan komunikasi merangkum semua aspek yang berhubungan dengan mesin komputer dan komunikasi serta teknik yang digunakan untuk menangkap, mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, menghantar dan mempersembahkan suatu bentuk informasi yang besar.[7]
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi secara umum yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran dan penyajian informasi.[8]
Berikut ini adalah komponen-komponen Teknologi Informasi dan Komunikasi:
 












Teknologi mulai diterapkan dalam pendidikan karena pandangan, bahwa science dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Berbagai macam produk teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. Meningkatnya kecenderungan banyak orang terhadap teknologi informasi dan komunikasi terkait langsung dengan meningkatnya tahap literasi komputer, literasi informasi dan juga meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan berkembang melalui tiga tahap, yaitu tahap pertama penggunaan audio visual aid (AVA). Penggunaan Audio Visual Aid yaitu, alat bantu berbentuk audio (memanfaatkan pendengaran) dan Visual (memanfaatkan penglihatan) di kelas untuk menyampaikan materi pembelajaran. Selain itu juga agar peserta didik mengembangkan kemampuan berpikirnya. Tahap kedua, penggunaan materi-materi berprogram. Penggunaan pembelajaran merupakan materi pembelajaran yang diambil dari subject matter. Materi pembelajaran ini dipecah ke dalam unit kecil, selanjutnya diprogram sesuai dengan perangkat yang digunakan. Tahap ketiga, penggunaan komputer dalam pendidikan. Peningkatan produktivitas dapat dicapai melalui penggunaan teknologi. Perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi telah mengubah masyarakat dari industri menjadi informasi, ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya masyarakat berpendidikan berbasis teknologi informasi atau komputer baik dari segi software (perangkat lunak) maupun hardware (perangkat keras).
Program teknologi pendidikan di Indonesia dapat dikatakan berawal pada tahun 1952, pada saat Jawatan Pendidikan Masyarakat dari kantornya di Jalan Cilacap yang menyelenggrakan siaran radio pengajaran kepada para pelajar pejuang. Sistem teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan, telah berkembang dengan pengalaman yang panjang dan banyak pelajaran, namun tidak banyak berperan dalam program penyetaraan guru. Pada tahun 1971, penyetaraan guru tidak menggunakan media teknologi yaitu dengan radio dan televisi. Dengan begitu tidak akan membuang banyak waktu, tenaga dan uang. Sekitar tahun 1980-an, disarankan untuk menggunakan siaran radio dan televisi dalam pendidikan. Terutama dalam jangka pendek, siaran tersebut akan sangat bermanfaat jika digunakan untuk Kurikulum 1994. Tahun 1952 muncul gagasan tentang pertelevisian, namun pada tahun 1962 gagasan tersebut baru dapat diwujudkan dengan munculnya sebuah stasiun televisi yaitu TVRI di Indonesia. Pemerintah pada waktu itu juga mempunyai tekad untuk mengentaskan kemiskinan. Oleh karena itu alangkah baiknya jika siaran radio dan televisi diprioritaskan penggunaannya untuk siswa-siswi SMP Terbuka, dan bukan untuk memperkaya sekolah regular.
Di Indonesia, pemerintah membuat stasiun relay SKSD (Sistem Komunikasi Satelit Domestik) yang terletak di Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Dulu dikenal dengan nama SKSD Palapa sesuai dengan nama satelit komunikasi yang digunakan Satelit yang sekarang digunakan adalah Telkom 2 yang diluncurkan ke angkasa pada tahun 2005. Satelit Komunikasi Telkom 2 yang memiliki kemampuan lebih baik dari satelit sebelumnya. Sejak tahun 1968, Telkom sudah meluncurkan delapan satelit, yaitu, Palapa A1, Palapa A2, Palapa B1, Palapa B2, Palapa B2P, Palapa B2R, Palapa B4 dan Telkom 1.
Tumbuhnya sistem instruksional yang inovatif dimulai pada tahun 1972 dengan dirintasnya SD Pamong yang menggunakan media cetak berisi bahan belajar terprogram. Tahun 1978, lahir sistem pembelajaran terbuka dalam bentuk SMP Terbuka. Enam tahun kemudian muncul sistem pembelajaran jarak jauh dalam bentuk Universitas Terbuka. Tahun 1993 dibentuk organisasi Jaringan Sistem Belajar Jarak Jauh Indonesia.
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pada bidang pendidikan pada tahun 1972 dirintis dengan penggunaan siaran radio untuk penataran guru. Pada tahun 1976 mulai direncanakan pembangunan satelit komunikasi untuk keperluan pendidikan yang kemudian terlaksana dalam bentuk SISDIKSAT (Sistem Pendidikan melalui Satelit) dan TELENET yang dilaksanakan oleh Telkom. Selain itu juga direncanakan IDE-Net (Indonesia Distance Education Network). Kebijakan dan program pengembangan serta pemanfaatan teknologi dalam pendidikan di Indonesia sebenarnya sudah direncanakan pada awal PELITA I, yaitu dengan ditentukannya penggunaan media radio dan televisi untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar. Pedoman dan pengarahan telah ditetapkan oleh MPR dalam GBHN 1988 dan 1993 serta UU No.2 Tahun 1989. Ketetapan Nomor II/MPR/1988 tentang Garis Besar Haluan Negara menentukan media pembelajaran.
Radio yang merupakan teknologi yang digunakan untuk pengiriman informasi berupa sinyal dengan cara modulasi dan gelombang elektromagnetik. Pada penyiaran radio dikenal dua gelombang penyiaran yaitu penyiaran radio AM, yang mengirimkan audio (suara) pada frekuensi  tengah/medium  frequency, yaitu 0,300MHz – 3MHz serta penyiaran radio FM yang mengirimkan audio (suara) pada frekuensi tinggi/very high frequency, yaitu VHF: 30 MHz – 300 MHz (Firman Sujadi.2008:15).Radio juga berperan penting dalam pendidikan. Karena sebelum akhir tahun 1990-an, pendidikan di Indoensia masih menikmati hubungan kerjasama dengan RRI (Radio Republik Indonesia) serta radio swasta lainnya. Program-program siaran radio pendidikan dengan lancar menyajikan siaran yang berhubungan dengan pendidikan di berbagai tempat di tanah air Indonesia. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, banyak stasiun radio yang sudah tidak mau menyiarkan program-program pendidikan dari Departemen Pendidikan tanpa imbalan finansial.
Hal serupa juga terjadi pada siaran televisi. Televisi merupakan alat penangkap siaran bergambar. TVRI (Televisi Republik Indonesia) merupakan salah satu stasiun televisi pertama yang memberikan jam-jam tengah malam untuk siaran pendidikan Universitas Terbuka. TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) yang sejak berdirinya tahun 1991 bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan secara perlahan melepaskan kerjasamanya dengan alasan keuangan. Hak monopoli siaran nasional yang diberikan pemerintah ke TPI akhirnya gugur setelah RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) dan SCTV (Surya Citra Televisi) juga diperbolehkan siaran nasional. Program-program STVPS (Siaran Televisi Pendidikan Sekolah) yang semula secara teratur disiarkan setiap harinya secara berangsur-angsur dikurangi jamnya dan akhirnya dihentikan sama sekali. Nama TPI sudah tidak lagi diartikan Televisi Pendidikan Indonesia tetapi dipakai sebagai nama dagang stasiun tersebut.
Pada tahun 1996 atas dasar kesepakatan yang ditandatangani bersama Indovision memberikan saru saluran khusus di satelitnya kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyiarkan program-program pendidikan dan kebudayaan. Yayasan Cakra Winaya Budaya telah dibentuk untuk menangani masalah saluran khusus pendidikan dan kebudayaan tersebut. Program dan siaran percobaan telah dipersiapkan. Namun tidak adanya dukungan kebijakan pendayagunaan teknologi untuk pendidikan rencana tersebut hanya sebatas impian saja. Indonesia telah memiliki pengalaman yang berharga dalam pendayagunaan radio dan televisi untuk pendidikan. Namun, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan yang semakin pesat, maka penggunaan radio dan televisi sudah semakin hilang dan beralih pada penggunaan komputer.
Istilah teknologi informasi dan informasi diawali dengan perkembangan komputer. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam bahasa Inggris disebut ICT (Information and Communication Technology) merupakan teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran dan penyajian informasi yang mencakup semua perangkat keras dan perangkat lunak. Kemajuan yang pesat dalam bidang elektronika dan optoelektronika menyebabkan kemampuan komputer maju pesat dan cepat usang mengikuti hukum Moore bahwa kemampuan chip komputer akan menjadi dua kali lipat setiap tahunnya, perangkat lunak semakin canggih, dan batas maya (virtual) tidak akan pernah tercapai.
Sebagai perangkat utama dalam teknologi informasi dan teknologi, komputer telah mengalami berbagai perkembangan sebagai sebuah evolusi. Evolusi komputer meliputi, generasi pertama, teknologi lampu tabung/ tabung hampa (vacuum tube) sebagai komponen elektronik utama. Masih lambat, memerlukan ruangan besar, dan memerlukan pendingin yang kuat karena panas yang ditimbulkan oleh lampu tabung tersebut, single processing dan memiliki memori yang sangat kecil dibandingkan dengan ukuran fisiknya. Generasi kedua, teknologi semi-konduktor berupa transistor yang ukurannya jauh lebih kecil dibanding dengan tabung hampa. Jauh lebih baik dibanding teknologi lampu tabung. Ukurannya lebih kecil, mulai diperkenalkan pada era tahun 1960. Komputer jenis ini yang paling banyak digunakan adalah IBM 1401. Generasi ketiga, mulai diperkenalkan sejak tahun 1965 dengan teknologi IC (Integrated Circuit). Lebih kecil dan cepat. Dukungan software sudah terlihat lebih nyata. Generasi keempat, menggunakan teknologi LSI (Large Scale Integrated Circuit). Jenis ini sangat variatif, banyak digunakan sebagai komputer pribadi. Generasi kelima, menggunakan teknologi VLSI (Very Large Scale Integrated Circuit), mempunyai kemampuan pengolahan data yang cukup besar.
Pada tahun 1996 di pasaran beredar Pentium PC 620 dengan DRAM (Dynamic Random Access Memory) 16 Megabits. Kemampuan ini ditingkatkan lagi menjadi 64 Megabits pada tahun 1998, tahun 2000, Mikroprosesor Intel telah memproduksi seri PC 60786 dengan kemampuan kapasitas DRAM 256 Megabits. Teknik pembuatan dengan meniru model penyusunan DNA, yang dalam biologi berfungsi untuk menyusun molekul-molekul yang lebih komplek. Dengan teknologi X-Rays litographi dapat dibuat mikroposesor yang lebih kecil yaitu dengan ukuran 0, sampai 0,5 mikron, bekerja lebih cepat, tidak membutuhkan banyak daya serta sedikit menghasilkan panas dan yang lebih penting kemampuan komputer yang ada sekarang akan dapat ditingkatkan hingga satu juta kali. Selain itu kajian teoritis tentang semi-konduktor berkecepatan tinggi terus dilakukan orang.
Komputer pada masa sekarang juga banyak digunakan untuk membantu orang yang tuli dalam mempelajari bahasa Kode. Program komputer ini dikembangkan oleh seorang siswa SMA dari Florida yaitu Daniel J. Johnston.
Sejak tahun 1976, Indonesia telah memasuki era di mana telah beroperasinya SKSD Palapa 1. Pada era tersebut, teknologi informasi dan komunikasi memegang peranan penting sebagi teknologi  kunci. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat termasuk dalam dunia pendidikan. Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini, siapapun harus mau dan siap dengan munculnya dampak positif maupun negatif ke kalangan masyarakat Indonesia.
Penemuan teknologi komputer, sejak awal dimaksudkan untuk membantu meringankan pekerjaan manusia agar lebih efektif dan efisien. Perkembangan komputer ini diikuti dengan lahirnya internet yang mampu menyebarkan informasi dengan cepat tanpa adanya batasan ruang dan waktu. Perkembangan teknologi juga mengalami kemajuan yang pesat mulai dari ditemukannya telegraph (sistem telekomunikasi jarak jauh) pada tahun 1835, telepon pada tahun 1876, sambungan telepon jarak jauh menggunakan satelit pada tahun 1952 hingga telepon seluler digunakan secara luas pada tahun 1985. Teknologi komputer dikenalkan di Indonesia sejak tahun 1970 sampai tahun 1972-an. Universitas Indonesia merupakan salah satu perguruan tinggi pertama yang menjadi salah satu tempat pengenalan komputer di Indonesia. Dari sinilah teknologi komputer mulai disebarluaskan ke Indonesia. Semua komunitas akademis perguruan tinggi dan industri Indonesia pernah mendapatkan pengenalan teknologi komputer dari Universitas Indonesia.
Penggunaan komputer pada pendidikan di sekolah telah dimulai sejak tahun 1980-an. Pada tahu tersebut juga bmuncul perkembangan multimedia yaitu diawali dengan berkembangnya CD-ROM yang berisi music dan data berupa hiperteks untuk keperluan penyimpanan informasi. Teknologi informasi dan komunikasi tidak identik dengan komputer, namun juga dengan segala sesuatu yang berupa software dan hardware yang dapat membantu manusia.
Teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia dapat memudahkan kita dalam belajar dan mendapatkan informasi yang kita butuhkan dari mana saja, kapan saja serta dari siapa pun. Dalam dunia pendidikan perkembangan teknologi mulai dirasakan mempunyai dampak yang positif karena dengan berkembanganya teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup menonjol. Banyak hal yang dirasa berubah serta berbeda apabila dibandingkan dengan cara yang dipakai sebelumnya. Pada masa sekarang, jarak maupun waktu bukanlah sebuah masalah yang cukup berarti untuk mendapatkan suatu pengetahuan karena sudah tercipta berbagai aplikasi untuk membantu manusia dalam mendapatkan pengetahuan tersebut.
Di Indonesia, pada sekitar tahun 2000 internet relatif baru dikenal oleh masyarakat dan frekuensi pengguna belum banyak. Namun, perkembangan internet di Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang signifikan.

Tabel 1: Perkembangan yang menggunakan internet
Tahun
Pelanggan
Pengguna
1996
31.000
110.000
1997
75.000
384.000
1998
134.000
512.000
1999
256.000
1.000.000
2000
760.000
1.900.000
2001
1.680.000
4.200.000
            Sumber : APJII (AsosisaiPenyelenggaraJasa Internet Indonesia)

Perkembangan tersebut telah menumbuhkan peningkatan jumlah perusahaan penyedia jasa layanan internet atau ISP (Internet Service Provider), yang pada akhir 2001 telah mencapai 68 ISP. Hal ini menunjukkan bahwa peluang pasar yang dilahirkan dari internet cukup besar. Pada tahun 2001 memang secara global terjadi penurunan khususnya bisnis cyberspace, namun hal itu merupakan seleksi alam di mana ternyata justru peningkatan layanan pelanggan semakin meningkat dan menunjukkan bahwa pemain bisnis yang tetap bertahan adalah para pemain yang serius akan model bisnis yang dikembangkan.
Disamping kondisi positif tersebut, pada pertengahan kwartal pertama tahun 2002, sebuah jaringan ISP terluas WasantaraNet telah menutup sebagian besar kantor cabangnya. Kemudian disusul ISP yang memiliki jaringan luas, yaitu MegaNet juga telah menutup semua kantor operasionalnya. Kondisi ini jelas kurang menguntungkan bagi perkembangan akses informasi oleh masyarakat. Ada beberapa hal yang menyebabkan tidak beroperasinya kembali sebagian kantor cabang ISP tersebut, diantaranya karena alasan biaya operasional yang terlalu tinggi, yang tidak bisa dipenuhi. Namun, pada perkembangannya terakhir disebutkan bahwa alasan utamanya adalah karena persaingan tidak sehat yang dilakukan oleh TELKOM, dengan TelkomNetnya.
Internet di Indonesia umumnya membawa konotasi bisnis. Hal ini mungkin disebabkan internet masuk melalui Penyelenggara Jasa Internet (PJI) atau Internet Service Provider (ISP) yang sifatnya komersial. Nilai-nilai yang ada di internet kental dengan nilai-nilai yang ada di lingkungan pendidikan.Yang utama bagi pengguna internet di Indonesia adalah akses yang murah dan cepat, sehingga mereka dapat menikmati perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, terutama  internet di tingkat masyarakat daerah. Semua itu akan terwujud jika pengambil kebijakan di bidang ini dapat memiliki pandangan yang seimbang, baik dari segi pengguna internet maupun dari segi perusahaan penyedia jasa layanan internet dalam teknologi informasi dan komunikasi.
Seluruh komputer yang terhubung dalam internet saling berkomunikasi menggunakan protocol TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol), yang dikembangkan oleh DARPA. Tiga fasilitas/aplikasi utama dari TCP/IP adalah sebagai berikut.
  1. Electronic Mail/Email/Messaging
Adalah fasilitas yang paling sering digunakan di internet. Dengan fasilitas ini seseorang dapat membuat dan mengirimkan pesan tertulis kepada seorang atau kelompok orang lain yang terdaftar di internet.
  1. Remota Login
Dengan fasilitas ini seseorang dapat mengakses program di komputer lain. Misalnya peserta didik di sekolah A dapat menjalankan operasi komputer yang terdapat di sekolah B, apabila komputer di sekolah A dan B saling menggunakan TCP/IP.
  1. File Transfer
Fasilitas ini memungkinkan terjadinya pengiriman file dari satu komputer ke komputer lain. Sebuah file dapat berisi dokumen, grafik, program komputer, bahkan video maupun suara yang terekam secara digital.

Perkembangan internet tidak dapat dilepaskan dari bidang pendidikan. Adanya internet  membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap berbagai sumber informasi bukan menjadi suatu masalah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya (Rahardjo, Budy .2009:75). Namun, setelah muncul internet, peserta didik dimanapun dia berada dapat mengakses pakar dari mana saja. Dalam negeri maupun dari luar negeri, karena batasan geografis bukan menjadi masalah lagi. Bagi Indonesia, manfaat tersebut sudah dapat menjadi alas an yang kuat untuk menjadikan internet sebagai infrastruktur dalam bidang pendidikan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan banyak memunculkan misalnya penggunaan e-learning, e-library, e-ducation, e-mail, e-laboratory. Seperti pandangan para cendikiawan tentang pendidikan di masa depan bahwa masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah serta beragam. 
2.  Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan salah satu cara pembinaan pengembangan SDM dalam upaya peningkatan dan pengembangan kompetensi. Pendidikan dan pelatihan perlu dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga akan terjadi peningkatan kompetensi yang terus menerus selama yang bersangkutan menjadi pegawai. Setelah kegiatan diklat selesai, diharapkan tetap berlangsung diskusi antara narasumber dengan peserta atau peserta dengan peserta berkaitan dengan materi diklat.
Untuk itu perlu dikembangkan metode diklat berkelanjutan dan dapat mengikut sertakan lebih banyak peserta diklat, diantaranya dengan memanfaatkan komputer. Komputer akan memberikan layanan dalam proses mengumpulkan dan mengkompilasi informasi, inquiri, dan kolaborasi [9]   Menurut Schenck dalam Diaz D. S., 2004, belajar akan terjadi secara optimal bila dilakukan alignment antara teknologi yang digunakan dalam pemrosesan informasi di otak. Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah web centric course.
Web centric course merupakan diklat dengan memanfaatkan ICT. pendayagunaan internet utuk pembelajaran dapat dilakukan dalam tiga bentuk[10], yaitu:
1.      Web Course, dimana seluruh bahan ajar, diskusi, konsultsi, penugasan, latihan, dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. Kegiatan ini tidak memerlukan tatap muka baik untuk kepentingan pembelajaran dan evaluasi. Proses pembelajaran sepenuhnya melalui penggunaan fasilitas internet, seperti: e-mail, chat rooms, bulletin board, online conference, dan link dengan sumber belajar yang tersedia di internet (e-book, perpustakaan elektronik).
2.      Web centric course, dimana sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan dan latihan disampaiakan melalui internet. Walaupun proses belajar sebagian dilakukan dengan tatap muka, presentasi tatap muka lebih kecil dibandingkan presentasi proses belajar melalui internet.
3.      Web enhance course, pemanfaatan internet untuk peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran yang utama adalah tatap muka. Penggunaan internet hanya untuk mendukung pembelajaran secara tatap muka
Menurut Peraturan Pemerintah nomor 101 Tahun 2000 dinyatakan bahwa Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Diklat adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil. Tujuan diklat diantaranya adalah meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap agar seorang PNS dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Salah satu sarana yang dirasa paling berperan dalam dunia teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia saat ini adalah internet. Di Indonesia terutama yang berada di kota-kota besar sudah banyak masyarakat yang mempunyai akses internet, sehingga pemanfaatan internet di sekolah sebagai salah satu media pembelajaran dan pencarian informasi dan pengetahuan dapat lebih maksimal walaupun akses internet di Indonesia belum sepenuhnya dapat dirasakan semua orang. Mengapa hal ini terjadi ? karena internet masih dianggap oleh masyarakat menjadi orientasi bisnis, bukan untuk pembelajaran di sekolah khususnya di daerah pedalaman Indonesia. Lalu upaya apa yang harus dilakukan agar internet mampu memasuki wilayah system pembelajaran bagi kepentingan pendidikan di seluruh Indonesia, kemudian siapa saja yang bisa mengoperasikan penggunaan media internet sehingga menjadikan sarana prasarana dalam meningkatkan motivasi belajar siswa,
Dengan menggunakan media internet, pemerintah dan institusi pendidikan sudah mulai menerapkan pola belajar yang cukup efektif untuk diterapkan bagi masyarakat yang memiliki kendala dengan jarak dan waktu untuk mendapatkan informasi terutama informasi dalam dunia pendidikan. Salah satu metode yang mulai diterapkan yaitu pembelajaran distance learning. Metode distance learning merupakan suatu metode alternatif dalam pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan.
Sistem ini diharapkan dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas. Metode distance learning sangat membantu siswa atau masyarakat dalam mempelajari hal-hal atau ilmu-ilmu baru dengan tampilan yang lebih menarik dan mudah untuk dipahami. Dalam pengaksesan dan pemanfaatan metode ini, peran internet sangatlah diperlukan, karena melalui internet seseorang dapat mengirim file atau meng-upload file yang ingin dipublikasikan dan melalui internet juga seseorang dapat mengakses file yang ingin dicari. Selain metode distance learning, masih banyak metode-metode lain yang sangat membantu dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, diantaranya dengan adanya modul-modul pembelajaran gratis yang tersedia, portal pembelajaran online,dan lain-lain.
Jika kita melihat ke negara lain, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia bisa dibilang cukup tertinggal. Peran pemerintah sangat diharapkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia melalui media pendidikan dan pelatihan pengembangan SDM. Pemerintah diharapkan dapat menyamaratakan perkembangan teknologi informasi disemua daerah di negara ini. Pemerintah diharapkan dapat membantu daerah-daerah yang penyampaian proses informasinya masih minim dan tidak hanya fokus pada daerah atau kota-kota besar saja seperti yang terjadi pada saat sekarang ini, karena pada kenyataannya peran daerah dalam mendukung perkembangan teknologi informasi dan perkembangan pendidikan di Indonesia sangatlah penting.
Dengan belum meratanya penyebaran teknologi informasi akan berpengaruh terhadap proses perkembangan pendidikan. Hal ini dikarenakan peran teknologi informasi di dunia pendidikan sangatlah penting. Dengan adanya teknologi informasi segala macam ilmu pengetahuan dan informasi dapat diterima dan didapatkan dengan mudah dan cepat. Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan komunikasi merupakan sektor yang paling dominan.
Oleh karenanya DIKLAT pengembangan SDM dapat dilakukan dengan memanfaatkan TIK. Perangkat TIK  yang dapat digunakan dalam mengembangkan lingkungan belajar yang produktif adalah video disc, multimedia, email dan internet. Perangkat ini memberikan kemudahan belajar melalui kemampuannya menyediakan informasi yang relevan dalam bentuk dokumen, foto, transkrip, video, dan audio. Melalui e-mail, diskusi kelompok, tugas-tugas, dan komunikasi antar pembelajar dapat dilakukan secara online. Internet juga menyediakan sumber balajar dalam bentuk teks, gambar, video, suara dan piranti lunak yang seluruhnya dapat di download.
Maka untuk mendapatkan hasil pemanfaatan yang maksimal bagi penerapan aplikasi TIK dalam peningkatan SDM perlunya Pendidikan dan latihan diselenggarakan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pegawai/karyawan untuk penyesuaian tugas yang dipangkunya. Pemanfaatan teknologi yang tidak tepat pasti tidak akan menghasilkan lingkungan belajar yang produktif yang menjamin terjadinya better learning. Studi kelayakan menyangkut ketersediaan hardware (komputer beserta networknya dan listrik), sofware (bahan ajar yang siap di upload), kemampuan SDM, serta keuntungan secara ekonomis. Dengan demikian penerapan pembelajaran berbasis teknologi tergantung dari beberapa hal[11]
Maka untuk efisiensi dan efektifnya pelatihan pengembangan SDM perlu mengetahui beberapa hal terkait penerapan TIK dalam pelaksanaannya, antara lain :
Manfaat Penerapan atau integrasi  TIK dalam sistem manajemen sekolah diharapkan dapat memberikan manfaat kepada seluruh pihak yang terkait di sekolah.

1.1.        Manfaat bagi Pemerintah:
a.    Membantu tersedianya database yang akurat serta arus informasi yang efesien mengenai profil dan peta pendidikan di Indonesia.
b.    Mempercepat pemerataan pencapaian standar nasional pendidikan.
c.    Membantu pengendalian penyelenggaraan pendidikan.

1.2.        Manfaat Bagi Sekolah
a.    Membantu sekolah memperbaiki sistem manajemen
dan operasionalnya
.
b.    Membantu sekolah dalam hal penyaluran informasi
mengenai profil sekolah dan hasil belajar siswa kepada orang tua dan stakeholder
lainnya.
c.    Membantu sekolah untuk menyediakan sumber informasi yang
mutakhir dan relevan bagi guru dan siswa
.

1.3.        Manfaat Bagi Guru
a.    Membuka peluang bagi guru untuk mengembangkan
bahan ajar yang berbasis TIK, menarik, inovatif dan merangsang rasa ingin tahu siswa.
b.    Membantu guru untuk menyusun rencana pembelajaran termasuk penyediaan sumber belajar multimedia yang komprehensif dan mutakhir.
c.    Memudahkan guru untuk memantau kemajuan belajar siswa
d.    Memfasilitasi guru untuk menyusun laporan dan mengkomunikasikannya dengan orang tua.
e.    Membantu guru untuk melakukan penilaian hasil belajar berdasarkan authentic assessment

1.4.        Manfaat Bagi Orang Tua
a.    Memantau aktivitas dan hasil belajar anaknya di sekolah.
b.    Melihat tugas-tugas dari sekolah yang diberikan kepada anak
sehingga orang tua dapat berperan serta dalam kegiatan belajar anak.
c.    Melihat berbagai program sekolah yang dapat diikuti oleh siswa, (menjadi media interaktif antara sekolah, guru dan orang tua)
d.    Membantu pemantuaan proses pendidikan secara langsung.

1.5.        Manfaat Bagi Siswa
a.    Membantu siswa untuk terampil menggunakan TIK
dalam kehidupannya.
b.    Membantu siswa untuk melihat dan menelaah materi
belajar per pertemuan.
c.    Membantu siswa untuk mengerjakan tugas-tugas dan
ujian yang diberikan oleh guru secara online.
d.    Membantu siswa membangun kerja kolaboratif.
e.    Memotivasi siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan seiring dengan kemajuan di bidang sains dan teknologi.

1.6.        Manfaat Bagi Sekolah
a.    Memudahkan pengurus komite untuk memantau dan mengevaluasi program pendidikan di sekolah,
b.    Memudahkan
pengurus komite untuk berkomunikasi dengan tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah,
c.    Memudahkan pengurus komite untuk terlibat dalam menyusun dan merancang program pengembangan pengelolaan sekolah dan peningkatan mutu pembelajaran.

3. Penerapan TIK dalam pelatihan SDM 
Semua pemangku kepentingan pendidikan seperti kepala sekolah, guru, bendahara dan komite sekolah dari berbagai kecamatan di wilayah cikarang selatan dibekali pelatihan penggunaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Upaya ini guna meminimalisasi kesalahan penggunaan dana BOS di lokasi-lokasi dimana mereka bekerja. Pelatihan ini dilaksanakan 1 hari di salah satu sekolah di kota bekasi. Dalam pelatihan ini turut pula diperkenalkan cara aplikasi pelaporan dan manajemen informasi sekolah, termasuk metode pihak terkait dalam menyusun program dan kegiatan perumusan anggaran sekolah. Peserta juga menerima beberapa diktat modul dari pemateri.

Berikut hal-hal yang dipersiapkan dalam pelatihan dana BOS
-       Tiap peserta diberikan modul berisi materi dan langkah-langkah penggunaan aplikasi
-       Latihan penggunaan software (perangkat lunak) aplikasi dari pelatihan SDM

3.1 Jadwal Acara Pelatihan
Sesi
Waktu
Materi
1
08.00-08.30
Tujuan dan Operasional SDS++
2
08.30-09.30
Proses Manajemen Profil dan Parameter Sistem
3
09.30-09.45
Snack
4
09.45-10.45
Perencanaan dan Pencatatan Dana BOS
5
10.45. -12.00
Pembukuan Dana BOS
6
12.00-13.00
Istirahat
6
13.00-14.30
Pembuatan Laporan Dana BOS

3. 2. Langkah-langkah pelatihan penggunaan software dalam pelatihan SDM
Salah satu fasilitas yang tersedia dalam SDS++  (School database system) adalah pengelolaan transaksi keuangan sekolah/madrasah.  Dengan memanfaatkan fasilitas ini sekolah/madrasah dapat menyusun anggaran dan memperbaharuinya untuk setiap tahun ajaran. Selain itu Sekolah/Madrasah dapat mencatat setiap transaksi keuangan yang terdiri dari transaksi tunai, bank, dan pajak), dan tentunya mencetak laporan penggunaan dana BOS yang dilakukan oleh sekolah/madrasah.
Selain dari sumber pendanaan BOS, sekolah/madrasah dapat memanfaatkan aplikasi ini untuk mengelola sumber pendanaan lain, Secara umum diagram alir yang dilakukan dalam proses pengelolaan data keuangan sekolah/madrasah adalah sebagai berikut :

 

















Pada Gambar di atas tampak bahwa alur besar sistem dimulai dari proses konfigurasi sistem, persyaratan pengajuan BOS, perencanaan, pembukuan, dan pelaporan. Setiap bagian tersebut kecuali bagian konfigurasi sistem memuat berbagai dokumen output. Khusus untuk proses perencanaan dan juga pencatatan, proses diawali dengan melakukan pencatatan ayat-ayat perencanaan dan transaksi, kemudian baru dilanjutkan dengan mencetak berbagai variasi output yang tersedia.

v  Jenis-jenis format yang digunakan di tingkat Sekolah
Tidak semua format yang dimuat dalam Panduan BOS 2009 adalah format untuk sekolah. Ada beberapa format yang ditujukan untuk Tim Manajemen BOS Kab/Kota, contohnya adalah format BOS-02A, BOS- 02B, BOS-04A, BOS-04B dan seterusnya.  Ada berbagai format yang harus disiapkan oleh sekolah dalam mengelola keuangannya berdasarkan BOS 2009. Format-format tersebut meliputi format perencanaan dan pengajuan, format perencanaan, format pembukuan dan format pelaporan. Berikut ini adalah urut-urutan format yang sekolah akan gunakan untuk berbagai pencatatan keuangan. Tidak seluruh laporan pada tingkat sekolah disediakan dalam modul pembukuan keuangan sekolah pada SDS++, namun demikian beberapa laporan yang erat kaitannya dengan tata cara pembukuan keuangan telah disertakan dalam modul ini. Terdapat beberapa format Laporan yang ditambahkan oleh DBE1 untuk membantu sekolah melakukan monitoring dan perencanaan secara lebih baik, sebagai contoh format laporan BOS-K1A dan BOS-K2 Rinci.
 
































v  Proses Manajemen Profil dan Parameter Sistem
 










Secara umum terdapat dua bagian konfigurasi transaksi keuangan sekolah/madrasah yang harus
diperhatikan. Yaitu:
1.    Konfigurasi Profil Sekolah, peserta perlu melakukan input biodata sekolah Silahkan isikan informasi yang masih belum memiliki nilai pada kotak yang berwarna  putih.
2.    Konfigurasi Parameter Sistem, Pada bagian ini peserta menentukan berbagai pengkodean yang akan digunakan pada saat melakukan pencatatan transaksi. Perlu diingat, langkah ini merupakan bagian penting dari rangkaian pencatatan transaksi BOS, sehingga mohon lakukan secara teliti dan hati-hati.  
v  Persyaratan Penerimaan Bantuan BOS
Untuk mendapatkan dana BOS,sekolah wajib memenuhi syarat-syarat berikut:
Menandatangani surat perjanjian pemberitahuan (Format BOS-01: Surat Perjanjian Pemberian Bantuan) dan mempunyai rekening atas nama sekolah yang dikirim ke pengelola BOS Kabupaten (Format BOS-03: Surat Pernyataan Pengiriman Nomor Rekening Sekolah).

v  Perencanaan Keuangan Sekolah
Setelah sekolah memenuhi persyaratan untuk menerima dana BOS, sekolah
diwajibkan untuk membuat perencanaan sekolah. Perencanaan sekolah, atau disebut Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS/M; BOS K-1) adalah dokumen perencanaan pengelolaan keuangan yang sangat penting dan satu- satunya di tingkat sekolah. RKAS atau format BOS K-1 tidak hanya mencakup perencanaan yang akan didanai oleh dana BOS saja, melainkan mencakup semua sumber dana yang akan diterima oleh sekolah.
Sekolah wajib mengumumkan RKAS/M kepada masyarakat. Selain itu sekolah juga harus mengumumkan rencana penggunaan dana BOS kepada semua warga sekolah (BOS-11A: Pengumuman Rencana Penggunaan Dana). Pelaporan kepada masyarakat dilakukan secara tahunan dan setiap triwulan. Selain dari laporan yang disebutkan, masih ada beberapa laporan yang harus dilengkapi oleh sekolah terkait dengan perencanaan keuangan sekolah. Untuk Laporan BOS K1A, BOS K1, BOS 12, dan BOS 11A telah disediakan oleh sistem SDS++.

v  Pencatatan (Pembukuan) Transaksi Keuangan Sekolah
Sekolah diwajibkan melaporkan penggunaan keuangan sekolah secara baik dan transparan. Untuk memenuhi kewajiban tersebut, sekolah harus mempunyai sistem pembukuan keuangan yang baik. Buku Panduan BOS memberikan format-format berikut untuk pembukuan keuangan sekolah:
-       Format BOS K-3: Buku Kas Umum
-       Format BOS K-4: Buku Pembantu Kas Tunai
-       Format BOS K-5: Buku Pembantu Bank
-       Format BOS K-6: Buku Pembantu Pajak

v  Pencetakan (Pelaporan) Dokumen Transaksi dan Laporan BOS
Setelah seluruh ayat perencanaan di input secara benar, langkah selanjutnya adalah memproduksi berbagai output sistem yang terkait dengan perencanaan yaitu laporan BOS K1, BOS K1A, BOS 12, dan BOS 11A.
 
















































C.  KESIMPULAN

Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi dapat memudahkan kita untuk belajar dan mendapatkan informasi yang kita butuhkan dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja. Dalam dunia pendidikan perkembangan teknologi informasi mulai dirasa mempunyai dampak yang positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi dunia pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan.
Saran ditujukan kepada penyelenggara diklat dan sekolah. Penyelenggara diklat agar setiap kegiatan diklat disertai program tindak lanjut, salah satunya dengan cara pemanfaatan TIK. Sedangkan Sekolah diharapkan mengimbangi perkembangan teknologi dengan menyediakan sarana TIK dan meningkatkan kemampuan SDM dalam penguasaan TIK.
Untuk itu, semua pihak harus mulai memikirkan program cara dan system untuk meningkatkan dan memeratakan akses terhadap teknologi informasi di dunia pendidikan. Contohnya: Pemerintah membagikan komputer layak pakai ke sekolah-sekolah yang tertinggal (jauh dari akses informasi, mengadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan melek (literacy) dan pemahaman terhadap potensi TIK, mengadakan lomba website sekolah dan lain-lain.





















DAFTAR PUSTAKA



Anshari, Tranformasi Pendidikan Islam, Jakarta ; Gaung Persada Pers, 2010

Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam  Dunia Pendidikan,  Jogjakarta ; Diva Press, 2011

Rice and Wilson, How Technology Aid Constructivism in the Social Studies Classroom, http//global.umi.com/pqdweb, 1999.

Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi(Mengembangkan Profesionalisme Guru), PT Raja (2012)

Santika, D.D., Brain-Based Scaffolded Instruction: Sebuah Pendekatan Integratif dalam Pengembangan Model Pembelajaran Berbantuan Komputer, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada media, 2004.

Soekartiwi, E-learning untuk Pendidikan Khususnya Pendidikan Jarak Jauh dan Aplikasinya di Indonesia, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada media, 2004.

Tam, M., Constructivism, Instructional Design, and Technology: Implication for Transforming Distance Learning, Educational Technology, Volume 3 Number 2, 2000.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Yuhetty, H. dan Hardjito, Edukasi Net Pembelajaran Berbasis Internet: Tantangan dan Peluangnya, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada media, 2004.

Software aplikasi dana BOS dari Dinas Bekasi 2009


[1]Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
[3] Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam  Dunia Pendidikan,  Jogjakarta ; Diva Press, 2011, h. 20
[4] Anshari, Tranformasi Pendidikan Islam, Jakarta ; Gaung Persada Pers, 2010, h. 82
[5] Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi(Mengembangkan Profesionalisme Guru), PT Raja (2012), h. 79. 
[6]Ibid, h.81. 
[7] Jamal Ma’mur Asmani, loc cit
[8] Ibid, h. 97
[9] Rice and Wilson, How Technology Aid Constructivism in the Social Studies Classroom, http//global.umi.com/pqdweb, 1999.
[10] Yuhetty, H. dan Hardjito, Edukasi Net Pembelajaran Berbasis Internet: Tantangan dan Peluangnya, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada media, 2004.
[11] Soekartiwi, E-learning untuk Pendidikan Khususnya Pendidikan Jarak Jauh dan Aplikasinya di Indonesia, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada media, 2004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar