Kemajuan dan
perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangat luar biasa dalam
berbagai aspek kehidupan, tidak terkecuali bidang pendidikan. Oleh karena itu,
dunia pendidikan harus mampu menjawab dan merespon perkembangan tersebut secara
aktif, dinamis, kreatif dan produktif supaya peserta didik dapat
mengaplikasikannya dalam dunia pendidikan sehingga tidak ketinggalan informasi.
Teknologi
informasi dan komunikasi, terutama komputer dan
internet sudah lama dimanfaatkan oleh negara-negara maju untuk kemajuan
pendidikan. Misalnya, di negara seperti Inggris, Amerika, dan Jepang, teknologi informasi dan komunikasi digunakan
dalam kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah melalui pemanfaatan komputer
dengan didukung teknologi internet. Dengan teknologi komputer dan internet,
para siswa atau mahasiswa tidak hanya dapat belajar di dalam kelas. Mereka
dapat belajar di mana pun karena hampir semua materi pelajaran dapat diiperoleh
melalui CD atau langsung diakses melalui Internet.
Sesuai dengan amanat
Undang-Undang Dasar 1945, pendidikan adalah hak mutlak bagi warga negara
Indonesia, dimana menjadi kewajiban bagi pemerintah untuk mewujudkan hal
tersebut. Berbagai daya dan upaya dikerahkan untuk memenuhi amat tersebut dan
melibatkan seluruh alat yang dapat dimanfaatkan, termasuk pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK). Teknologi Informasi dan Komunikasi yang
dikembangkan merupakan sebuah alat di dalam mencapai tujuan pedidikan, yaitu
mencerdaskan anak bangsa. Teknologi Informasi dan Komunikasi yang
dimanfaatkan dengan baik dan tepat di dalam pendidikan akan memperluas
kesempatan belajar, meningkatkan efisiensi, meningkatkan kualitas belajar,
meningkatkan kualitas mengajar, memfasilitasi pembentukan keterampilan,
mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan, meningkatkan perencanaan
kebijakan dan manajemen, serta mengurangi kesenjangan digital. Harus diakui bahwa
peranan TIK dalam dunia pendidikan memegang peran yang cukup menentukan dalam belajar
pembelajaran. Oleh karena itu, untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki
mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan, yaitu: 1).
Peserta didik dan guru harus memiliki akses teknologi digital di dalam lingkungan
lembaga pendidikan. 2). Adanya materi yang berkualitas dan bermanfaat bagi guru
dan peserta didik. 3). Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam
menggunakan media-media pembelajaran digital untuk
membantu siswa agar mencapai standar akademik dan mengembangkan potensinya.
Dalam UU sisdiknas no
20 tahun 2003 pasal 45 ayat 1 ; setiap satuan pendidikan menyediakan sarana dan
parasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan
kejiwaan peserta didik.[1]
Pasal tersebut mengakomodasikan pentingnya sebuah sarana dan prasarana dalam
pelaksanaan pendidikan, tanpa sarana dan prasarana yang tepat dan memadai akan
sulit bahkan tidak mungkin untuk mencapai kualitas pendidikan yang diharapkan.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan adalah menyediakan ruang laboratorium dan peralatannya termasuk TIK.
Di dalam Renstra
Pendidikan Nasional tahun 2005 – 2009 kegiatan pencapaian pemanfaatan TIK telah
menjadi prioritas. Dalam pemerataan dan
perluasan akses, TIK dimanfaatkan sebagai media pembelajaran jarak jauh.
Sedangkan dalam rangka peningkatan mutu, relevansi dan daya saing, TIK
diharapkan diterapkan dalam pembelajaran. Dari dua kebijakan tersebut dapat
disimpulkan bahwa pemanfaatan TIK telah menjadi keharusan bagi dunia pendidikan
di Indonesia. Namun dalam pengimplementasiannya masih mengalami berbagai
tantangan, seperti (1) Masih banyaknya anak usia sekolah yang belum dapat
menikmati pendidikan dasar 9 tahun, (2)
Tidak meratanya
penyebaran sarana dan prasarana pendidikan/sekolah (sebagai contoh: tidak semua
sekolah memiliki saluran telepon, apalagi koneksi internet) : Kota vs
Desa/Daerah Terpencil/Daerah Perbatasan, Indonesia Barat vs Indonesia Timur, (3) Tidak seragamnya
dan masih rendahnya mutu pendidikan di setiap jenjang sekolah yang ditandai
dengan tingkat kelulusan UN yang masih rendah, (4) Rendahnya
kualitas kompetensi tenaga pengajar (SDM), dan (5) rendahnya
tingkat pemanfaatan TIK di sekolah yang telah memiliki fasilitas TIK (utilitas rendah), disisi lain tidak
semua sekolah mempunyai sarana TIK yang memadai.[2]
TIK yang dimanfaatkan dengan baik dan
tepat di dalam pendidikan akan memperluas kesempatan belajar, meningkatkan
efisiensi, meningkatkan kualitas belajar, meningkatkan kualitas mengajar,
memfasilitasi pembentukan keterampilan, mendorong belajar sepanjang hayat
berkelanjutan, meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen, serta
mengurangi kesenjangan digital.
Harus diakui bahwa peranan TIK dalam pembelajaran memegang peran yang
cukup menentukan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, untuk dapat memanfaatkan
TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan, yaitu: 1). Peserta didik dan guru harus memiliki akses teknologi digital di dalam lingkungan lembaga pendidikan. 2). Adanya materi yang
berkualitas dan bermanfaat bagi guru dan peserta didik. 3). Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan media-media pembelajarandigital untuk membantu siswa agar mencapai
standar akademik dan
mengembangkan potensinya.
Pada
kenyataannya TIK sudah mulai berkembang dari kalangan pelajar level awal yaitu
sekolah dasar (SD), minimal mereka sudah mempunyai akun media sosial seperti facebook, dapat mengakses berita apapun
yang menarik untuk mereka dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru terlebih
lagi orang tua mereka yang mendukung (support)
berupa materi yaitu alatnya seperti HP yang canggih, serta komputernya yang
didukung oleh jaringan internet, sehingga meleknya anak-anak mereka dalam
melihat perkembangan TIK. Justru di sekolah yang sudah memiliki fasilitas /
sarana dan prasana yang tersedialah yang kurang memberikan support yang lebih
atas itu. Walaupun saat ini sudah banyak sekolah yang menggunakan media
pembelajaran berbantuan komputer namun tak sedikit pula sekolah yang belum
memanfaatkan komputer sebagai media pembelajarannya, minimal penerapan bagi
pendidiknya.
Dengan adanya perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan,
maka proses pembelajaran mengalami perubahan dari pembelajaran konvensional
menuju pembelajaran konstruktif di dalam kelas.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat diangkat dalam penyampaian
makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Apakah yang dimaksud dengan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ?
2.
Apakah tujuan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK)?
3.
Bagaimanakah aplikasi
pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pendidikan dan
pelatihan (pengembangan SDM) ?
3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara
lain : Untuk memberikan informasi terkait aplikasi pengembangan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pendidikan dan pelatihan (pengembangan
SDM)
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK)
Kata teknologi
berasal dari Bahasa Yunani yaitu dari kata “technologia”
yang merupakan gabungan dari kata “tecne”
yang artinya keahlian dan kata “logia”
yang artinya mempelajari sesuatu atau cabang dari disiplin ilmu.[3]
Sedangkan dalam pengertian luas, teknologi merupakan sebuah konsep yang
berkaitan dengan jenis penggunaan dan pengetahuan tentang alat dan keahlian
serta bagaimana dapat memberi pengaruh pada kemampuan manusia untuk
mengendalikan dan mengubah sesuatu yang ada di sekitarnya.[4]
Sedangkan informasi
ialah sejumlah data yang telah diolah melalui pengolahan data dalam rangka
menguji tingkat kebenarannya dan ketercapaiannya sesuai dengan kebutuhan. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan
dari informasi yaitu: (1) Informasi merupakan hasil pengolahan data, (2)
memberikan makna, dan (3) berguna atau bermanfaat.[5]
Komunikasi mengandung
makna menyebarkan informasi, pesan, berita, pengetahuan, dan norma/nilai-nilai
dengan tujuan untuk mengunggah partisipasi, agar yang diberitahukan tersebut
menjadi milik bersama (sama makna) antara komunikator dan komunikan. Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan, materi pelajaran) dari
satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling memengaruhi di antara
keduanya.[6]
Dalam konteks yang
lebih luas, teknologi informasi dan komunikasi merangkum semua aspek yang
berhubungan dengan mesin komputer dan komunikasi serta teknik yang digunakan
untuk menangkap, mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi, menghantar dan
mempersembahkan suatu bentuk informasi yang besar.[7]
Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi
secara umum yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan,
penyimpanan, penyebaran dan penyajian informasi.[8]
Berikut ini adalah
komponen-komponen Teknologi Informasi dan Komunikasi:
Teknologi mulai diterapkan dalam pendidikan karena
pandangan, bahwa science dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Berbagai
macam produk teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran. Meningkatnya
kecenderungan banyak orang terhadap teknologi informasi dan komunikasi terkait
langsung dengan meningkatnya tahap literasi komputer, literasi informasi dan
juga meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pendidikan berkembang melalui tiga tahap, yaitu tahap pertama
penggunaan audio visual aid (AVA). Penggunaan Audio Visual Aid yaitu, alat
bantu berbentuk audio (memanfaatkan pendengaran) dan Visual (memanfaatkan
penglihatan) di kelas untuk menyampaikan materi pembelajaran. Selain itu juga
agar peserta didik mengembangkan kemampuan berpikirnya. Tahap kedua, penggunaan
materi-materi berprogram. Penggunaan pembelajaran merupakan materi pembelajaran
yang diambil dari subject matter. Materi pembelajaran ini dipecah ke dalam unit
kecil, selanjutnya diprogram sesuai dengan perangkat yang digunakan. Tahap
ketiga, penggunaan komputer dalam pendidikan. Peningkatan produktivitas dapat
dicapai melalui penggunaan teknologi. Perkembangan teknologi. Perkembangan
teknologi telah mengubah masyarakat dari industri menjadi informasi, ditandai
dengan tumbuh dan berkembangnya masyarakat berpendidikan berbasis teknologi
informasi atau komputer baik dari segi software (perangkat lunak) maupun
hardware (perangkat keras).
Program teknologi pendidikan di Indonesia dapat
dikatakan berawal pada tahun 1952, pada saat Jawatan Pendidikan Masyarakat dari
kantornya di Jalan Cilacap yang menyelenggrakan siaran radio pengajaran kepada
para pelajar pejuang. Sistem teknologi informasi dan komunikasi untuk
pendidikan, telah berkembang dengan pengalaman yang panjang dan banyak
pelajaran, namun tidak banyak berperan dalam program penyetaraan guru. Pada
tahun 1971, penyetaraan guru tidak menggunakan media teknologi yaitu dengan
radio dan televisi. Dengan begitu tidak akan membuang banyak waktu, tenaga dan
uang. Sekitar tahun 1980-an, disarankan untuk menggunakan siaran radio dan
televisi dalam pendidikan. Terutama dalam jangka pendek, siaran tersebut akan
sangat bermanfaat jika digunakan untuk Kurikulum 1994. Tahun 1952 muncul
gagasan tentang pertelevisian, namun pada tahun 1962 gagasan tersebut baru
dapat diwujudkan dengan munculnya sebuah stasiun televisi yaitu TVRI di
Indonesia. Pemerintah pada waktu itu juga mempunyai tekad untuk mengentaskan
kemiskinan. Oleh karena itu alangkah baiknya jika siaran radio dan televisi
diprioritaskan penggunaannya untuk siswa-siswi SMP Terbuka, dan bukan untuk
memperkaya sekolah regular.
Di Indonesia, pemerintah membuat stasiun relay SKSD
(Sistem Komunikasi Satelit Domestik) yang terletak di Cibinong, Bogor, Jawa
Barat. Dulu dikenal dengan nama SKSD Palapa sesuai dengan nama satelit
komunikasi yang digunakan Satelit yang sekarang digunakan adalah Telkom 2 yang
diluncurkan ke angkasa pada tahun 2005. Satelit Komunikasi Telkom 2 yang
memiliki kemampuan lebih baik dari satelit sebelumnya. Sejak tahun 1968, Telkom
sudah meluncurkan delapan satelit, yaitu, Palapa A1, Palapa A2, Palapa B1,
Palapa B2, Palapa B2P, Palapa B2R, Palapa B4 dan Telkom 1.
Tumbuhnya sistem instruksional yang inovatif dimulai
pada tahun 1972 dengan dirintasnya SD Pamong yang menggunakan media cetak
berisi bahan belajar terprogram. Tahun 1978, lahir sistem pembelajaran terbuka
dalam bentuk SMP Terbuka. Enam tahun kemudian muncul sistem pembelajaran jarak
jauh dalam bentuk Universitas Terbuka. Tahun 1993 dibentuk organisasi Jaringan
Sistem Belajar Jarak Jauh Indonesia.
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi pada
bidang pendidikan pada tahun 1972 dirintis dengan penggunaan siaran radio untuk
penataran guru. Pada tahun 1976 mulai direncanakan pembangunan satelit
komunikasi untuk keperluan pendidikan yang kemudian terlaksana dalam bentuk
SISDIKSAT (Sistem Pendidikan melalui Satelit) dan TELENET yang dilaksanakan
oleh Telkom. Selain itu juga direncanakan IDE-Net (Indonesia Distance Education
Network). Kebijakan dan program pengembangan serta pemanfaatan teknologi dalam
pendidikan di Indonesia sebenarnya sudah direncanakan pada awal PELITA I, yaitu
dengan ditentukannya penggunaan media radio dan televisi untuk meningkatkan
mutu pendidikan dasar. Pedoman dan pengarahan telah ditetapkan oleh MPR dalam
GBHN 1988 dan 1993 serta UU No.2 Tahun 1989. Ketetapan Nomor II/MPR/1988
tentang Garis Besar Haluan Negara menentukan media pembelajaran.
Radio yang merupakan teknologi yang digunakan untuk
pengiriman informasi berupa sinyal dengan cara modulasi dan gelombang
elektromagnetik. Pada penyiaran radio dikenal dua gelombang penyiaran yaitu
penyiaran radio AM, yang mengirimkan audio (suara) pada frekuensi
tengah/medium frequency, yaitu 0,300MHz – 3MHz serta penyiaran radio FM
yang mengirimkan audio (suara) pada frekuensi tinggi/very high frequency, yaitu
VHF: 30 MHz – 300 MHz (Firman Sujadi.2008:15).Radio juga berperan penting dalam
pendidikan. Karena sebelum akhir tahun 1990-an, pendidikan di Indoensia masih
menikmati hubungan kerjasama dengan RRI (Radio Republik Indonesia) serta radio
swasta lainnya. Program-program siaran radio pendidikan dengan lancar
menyajikan siaran yang berhubungan dengan pendidikan di berbagai tempat di
tanah air Indonesia. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, banyak stasiun
radio yang sudah tidak mau menyiarkan program-program pendidikan dari
Departemen Pendidikan tanpa imbalan finansial.
Hal serupa juga terjadi pada siaran televisi. Televisi
merupakan alat penangkap siaran bergambar. TVRI (Televisi Republik Indonesia)
merupakan salah satu stasiun televisi pertama yang memberikan jam-jam tengah
malam untuk siaran pendidikan Universitas Terbuka. TPI (Televisi Pendidikan
Indonesia) yang sejak berdirinya tahun 1991 bekerjasama dengan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan secara perlahan melepaskan kerjasamanya dengan alasan
keuangan. Hak monopoli siaran nasional yang diberikan pemerintah ke TPI
akhirnya gugur setelah RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) dan SCTV (Surya
Citra Televisi) juga diperbolehkan siaran nasional. Program-program STVPS
(Siaran Televisi Pendidikan Sekolah) yang semula secara teratur disiarkan
setiap harinya secara berangsur-angsur dikurangi jamnya dan akhirnya dihentikan
sama sekali. Nama TPI sudah tidak lagi diartikan Televisi Pendidikan Indonesia
tetapi dipakai sebagai nama dagang stasiun tersebut.
Pada tahun 1996 atas dasar kesepakatan yang
ditandatangani bersama Indovision memberikan saru saluran khusus di satelitnya
kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyiarkan program-program
pendidikan dan kebudayaan. Yayasan Cakra Winaya Budaya telah dibentuk untuk
menangani masalah saluran khusus pendidikan dan kebudayaan tersebut. Program
dan siaran percobaan telah dipersiapkan. Namun tidak adanya dukungan kebijakan
pendayagunaan teknologi untuk pendidikan rencana tersebut hanya sebatas impian
saja. Indonesia telah memiliki pengalaman yang berharga dalam pendayagunaan
radio dan televisi untuk pendidikan. Namun, perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi untuk pendidikan yang semakin pesat, maka penggunaan radio dan
televisi sudah semakin hilang dan beralih pada penggunaan komputer.
Istilah teknologi informasi dan informasi diawali
dengan perkembangan komputer. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam
bahasa Inggris disebut ICT (Information and Communication Technology) merupakan
teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan,
penyimpanan, penyebaran dan penyajian informasi yang mencakup semua perangkat
keras dan perangkat lunak. Kemajuan yang pesat dalam bidang elektronika dan
optoelektronika menyebabkan kemampuan komputer maju pesat dan cepat usang
mengikuti hukum Moore bahwa kemampuan chip komputer akan menjadi dua kali lipat
setiap tahunnya, perangkat lunak semakin canggih, dan batas maya (virtual)
tidak akan pernah tercapai.
Sebagai perangkat utama dalam teknologi informasi dan
teknologi, komputer telah mengalami berbagai perkembangan sebagai sebuah
evolusi. Evolusi komputer meliputi, generasi pertama, teknologi lampu tabung/
tabung hampa (vacuum tube) sebagai komponen elektronik utama. Masih lambat,
memerlukan ruangan besar, dan memerlukan pendingin yang kuat karena panas yang
ditimbulkan oleh lampu tabung tersebut, single processing dan memiliki memori
yang sangat kecil dibandingkan dengan ukuran fisiknya. Generasi kedua,
teknologi semi-konduktor berupa transistor yang ukurannya jauh lebih kecil
dibanding dengan tabung hampa. Jauh lebih baik dibanding teknologi lampu
tabung. Ukurannya lebih kecil, mulai diperkenalkan pada era tahun 1960.
Komputer jenis ini yang paling banyak digunakan adalah IBM 1401. Generasi
ketiga, mulai diperkenalkan sejak tahun 1965 dengan teknologi IC (Integrated
Circuit). Lebih kecil dan cepat. Dukungan software sudah terlihat lebih nyata.
Generasi keempat, menggunakan teknologi LSI (Large Scale Integrated Circuit).
Jenis ini sangat variatif, banyak digunakan sebagai komputer pribadi. Generasi
kelima, menggunakan teknologi VLSI (Very Large Scale Integrated Circuit),
mempunyai kemampuan pengolahan data yang cukup besar.
Pada tahun 1996 di pasaran beredar Pentium PC 620
dengan DRAM (Dynamic Random Access Memory) 16 Megabits. Kemampuan ini
ditingkatkan lagi menjadi 64 Megabits pada tahun 1998, tahun 2000,
Mikroprosesor Intel telah memproduksi seri PC 60786 dengan kemampuan kapasitas
DRAM 256 Megabits. Teknik pembuatan dengan meniru model penyusunan DNA, yang
dalam biologi berfungsi untuk menyusun molekul-molekul yang lebih komplek.
Dengan teknologi X-Rays litographi dapat dibuat mikroposesor yang lebih kecil yaitu
dengan ukuran 0, sampai 0,5 mikron, bekerja lebih cepat, tidak membutuhkan
banyak daya serta sedikit menghasilkan panas dan yang lebih penting kemampuan
komputer yang ada sekarang akan dapat ditingkatkan hingga satu juta kali.
Selain itu kajian teoritis tentang semi-konduktor berkecepatan tinggi terus
dilakukan orang.
Komputer pada masa sekarang juga banyak digunakan
untuk membantu orang yang tuli dalam mempelajari bahasa Kode. Program komputer
ini dikembangkan oleh seorang siswa SMA dari Florida yaitu Daniel J. Johnston.
Sejak tahun 1976, Indonesia telah memasuki era di mana
telah beroperasinya SKSD Palapa 1. Pada era tersebut, teknologi informasi dan
komunikasi memegang peranan penting sebagi teknologi kunci. Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan
berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat termasuk
dalam dunia pendidikan. Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
ini, siapapun harus mau dan siap dengan munculnya dampak positif maupun negatif
ke kalangan masyarakat Indonesia.
Penemuan teknologi komputer, sejak awal dimaksudkan
untuk membantu meringankan pekerjaan manusia agar lebih efektif dan efisien.
Perkembangan komputer ini diikuti dengan lahirnya internet yang mampu
menyebarkan informasi dengan cepat tanpa adanya batasan ruang dan waktu.
Perkembangan teknologi juga mengalami kemajuan yang pesat mulai dari
ditemukannya telegraph (sistem telekomunikasi jarak jauh) pada tahun 1835,
telepon pada tahun 1876, sambungan telepon jarak jauh menggunakan satelit pada
tahun 1952 hingga telepon seluler digunakan secara luas pada tahun 1985.
Teknologi komputer dikenalkan di Indonesia sejak tahun 1970 sampai tahun
1972-an. Universitas Indonesia merupakan salah satu perguruan tinggi pertama
yang menjadi salah satu tempat pengenalan komputer di Indonesia. Dari sinilah
teknologi komputer mulai disebarluaskan ke Indonesia. Semua komunitas akademis
perguruan tinggi dan industri Indonesia pernah mendapatkan pengenalan teknologi
komputer dari Universitas Indonesia.
Penggunaan komputer pada pendidikan di sekolah telah
dimulai sejak tahun 1980-an. Pada tahu tersebut juga bmuncul perkembangan
multimedia yaitu diawali dengan berkembangnya CD-ROM yang berisi music dan data
berupa hiperteks untuk keperluan penyimpanan informasi. Teknologi informasi dan
komunikasi tidak identik dengan komputer, namun juga dengan segala sesuatu yang
berupa software dan hardware yang dapat membantu manusia.
Teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia dapat
memudahkan kita dalam belajar dan mendapatkan informasi yang kita butuhkan dari
mana saja, kapan saja serta dari siapa pun. Dalam dunia pendidikan perkembangan
teknologi mulai dirasakan mempunyai dampak yang positif karena dengan
berkembanganya teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan mulai
memperlihatkan perubahan yang cukup menonjol. Banyak hal yang dirasa berubah
serta berbeda apabila dibandingkan dengan cara yang dipakai sebelumnya. Pada
masa sekarang, jarak maupun waktu bukanlah sebuah masalah yang cukup berarti
untuk mendapatkan suatu pengetahuan karena sudah tercipta berbagai aplikasi
untuk membantu manusia dalam mendapatkan pengetahuan tersebut.
Di Indonesia, pada sekitar tahun 2000 internet relatif
baru dikenal oleh masyarakat dan frekuensi pengguna belum banyak. Namun,
perkembangan internet di Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang
signifikan.
Tabel 1:
Perkembangan yang menggunakan internet
Tahun
|
Pelanggan
|
Pengguna
|
1996
|
31.000
|
110.000
|
1997
|
75.000
|
384.000
|
1998
|
134.000
|
512.000
|
1999
|
256.000
|
1.000.000
|
2000
|
760.000
|
1.900.000
|
2001
|
1.680.000
|
4.200.000
|
Sumber
: APJII (AsosisaiPenyelenggaraJasa Internet Indonesia)
Perkembangan tersebut telah menumbuhkan peningkatan
jumlah perusahaan penyedia jasa layanan internet atau ISP (Internet
Service Provider), yang pada akhir 2001 telah mencapai 68 ISP. Hal ini
menunjukkan bahwa peluang pasar yang dilahirkan dari internet cukup besar. Pada
tahun 2001 memang secara global terjadi penurunan khususnya bisnis cyberspace,
namun hal itu merupakan seleksi alam di mana ternyata justru peningkatan
layanan pelanggan semakin meningkat dan menunjukkan bahwa pemain bisnis yang
tetap bertahan adalah para pemain yang serius akan model bisnis yang
dikembangkan.
Disamping kondisi positif tersebut, pada pertengahan
kwartal pertama tahun 2002, sebuah jaringan ISP terluas WasantaraNet telah
menutup sebagian besar kantor cabangnya. Kemudian disusul ISP yang memiliki
jaringan luas, yaitu MegaNet juga telah menutup semua kantor operasionalnya.
Kondisi ini jelas kurang menguntungkan bagi perkembangan akses informasi oleh
masyarakat. Ada beberapa hal yang menyebabkan tidak beroperasinya kembali
sebagian kantor cabang ISP tersebut, diantaranya karena alasan biaya
operasional yang terlalu tinggi, yang tidak bisa dipenuhi. Namun, pada
perkembangannya terakhir disebutkan bahwa alasan utamanya adalah karena
persaingan tidak sehat yang dilakukan oleh TELKOM, dengan TelkomNetnya.
Internet di Indonesia umumnya membawa konotasi bisnis.
Hal ini mungkin disebabkan internet masuk melalui Penyelenggara Jasa Internet
(PJI) atau Internet Service Provider (ISP) yang sifatnya komersial. Nilai-nilai
yang ada di internet kental dengan nilai-nilai yang ada di lingkungan
pendidikan.Yang utama bagi pengguna internet di Indonesia adalah akses yang
murah dan cepat, sehingga mereka dapat menikmati perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi, terutama internet di tingkat masyarakat daerah.
Semua itu akan terwujud jika pengambil kebijakan di bidang ini dapat memiliki
pandangan yang seimbang, baik dari segi pengguna internet maupun dari segi
perusahaan penyedia jasa layanan internet dalam teknologi informasi dan
komunikasi.
Seluruh
komputer yang terhubung dalam internet saling berkomunikasi menggunakan
protocol TCP/IP (Transmision Control Protocol/Internet Protocol), yang
dikembangkan oleh DARPA. Tiga fasilitas/aplikasi utama dari TCP/IP adalah
sebagai berikut.
- Electronic Mail/Email/Messaging
Adalah fasilitas yang paling sering
digunakan di internet. Dengan fasilitas ini seseorang dapat membuat dan
mengirimkan pesan tertulis kepada seorang atau kelompok orang lain yang
terdaftar di internet.
- Remota Login
Dengan fasilitas ini seseorang dapat
mengakses program di komputer lain. Misalnya peserta didik di sekolah A dapat
menjalankan operasi komputer yang terdapat di sekolah B, apabila komputer di
sekolah A dan B saling menggunakan TCP/IP.
- File Transfer
Fasilitas ini memungkinkan terjadinya
pengiriman file dari satu komputer ke komputer lain. Sebuah file dapat berisi
dokumen, grafik, program komputer, bahkan video maupun suara yang terekam
secara digital.
Perkembangan
internet tidak dapat dilepaskan dari bidang pendidikan. Adanya internet
membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap berbagai
sumber informasi bukan menjadi suatu masalah lagi. Perpustakaan merupakan salah
satu sumber informasi yang mahal harganya (Rahardjo, Budy .2009:75). Namun,
setelah muncul internet, peserta didik dimanapun dia berada dapat mengakses
pakar dari mana saja. Dalam negeri maupun dari luar negeri, karena batasan
geografis bukan menjadi masalah lagi. Bagi Indonesia, manfaat tersebut sudah
dapat menjadi alas an yang kuat untuk menjadikan internet sebagai infrastruktur
dalam bidang pendidikan.
Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi dalam dunia pendidikan banyak memunculkan misalnya penggunaan
e-learning, e-library, e-ducation, e-mail, e-laboratory. Seperti pandangan para
cendikiawan tentang pendidikan di masa depan bahwa masuknya pengaruh
globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan dua arah
serta beragam.
2.
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan
salah satu cara pembinaan pengembangan SDM dalam upaya peningkatan dan
pengembangan kompetensi. Pendidikan dan pelatihan perlu dilaksanakan secara
berkesinambungan sehingga akan terjadi peningkatan kompetensi yang terus
menerus selama yang bersangkutan menjadi pegawai. Setelah kegiatan diklat
selesai, diharapkan tetap berlangsung diskusi antara narasumber dengan peserta
atau peserta dengan peserta berkaitan dengan materi diklat.
Untuk itu perlu dikembangkan metode diklat
berkelanjutan dan dapat mengikut sertakan lebih banyak peserta diklat,
diantaranya dengan memanfaatkan komputer. Komputer akan memberikan layanan
dalam proses mengumpulkan dan mengkompilasi informasi, inquiri, dan kolaborasi [9] Menurut Schenck dalam Diaz D. S., 2004,
belajar akan terjadi secara optimal bila dilakukan alignment antara teknologi
yang digunakan dalam pemrosesan informasi di otak. Salah satu metode yang dapat
diterapkan adalah web centric course.
Web centric course merupakan diklat
dengan memanfaatkan ICT. pendayagunaan internet utuk pembelajaran dapat
dilakukan dalam tiga bentuk[10],
yaitu:
1. Web
Course, dimana seluruh bahan ajar, diskusi, konsultsi,
penugasan, latihan, dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. Kegiatan
ini tidak memerlukan tatap muka baik untuk kepentingan pembelajaran dan
evaluasi. Proses pembelajaran sepenuhnya melalui penggunaan fasilitas internet,
seperti: e-mail, chat rooms, bulletin board, online conference, dan link dengan
sumber belajar yang tersedia di internet (e-book, perpustakaan elektronik).
2. Web
centric course, dimana sebagian bahan belajar, diskusi,
konsultasi, penugasan dan latihan disampaiakan melalui internet. Walaupun
proses belajar sebagian dilakukan dengan tatap muka, presentasi tatap muka
lebih kecil dibandingkan presentasi proses belajar melalui internet.
3.
Web enhance course,
pemanfaatan internet untuk peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan pembelajaran yang utama adalah tatap muka. Penggunaan internet hanya
untuk mendukung pembelajaran secara tatap muka
Menurut Peraturan Pemerintah nomor 101 Tahun
2000 dinyatakan bahwa Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil yang
selanjutnya disebut Diklat adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam
rangka meningkatkan kemampuan Pegawai Negeri Sipil. Tujuan diklat diantaranya
adalah meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap agar seorang PNS dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik.
Salah
satu sarana yang dirasa paling berperan dalam dunia teknologi informasi dan
komunikasi di Indonesia saat ini adalah internet. Di Indonesia terutama yang
berada di kota-kota besar sudah banyak masyarakat yang mempunyai akses
internet, sehingga pemanfaatan internet di sekolah sebagai salah satu media
pembelajaran dan pencarian informasi dan pengetahuan dapat lebih maksimal
walaupun akses internet di Indonesia belum sepenuhnya dapat dirasakan semua
orang. Mengapa hal ini terjadi ? karena internet masih dianggap oleh masyarakat
menjadi orientasi bisnis, bukan untuk pembelajaran di sekolah khususnya di
daerah pedalaman Indonesia. Lalu upaya apa yang harus dilakukan agar internet
mampu memasuki wilayah system pembelajaran bagi kepentingan pendidikan di
seluruh Indonesia, kemudian siapa saja yang bisa mengoperasikan penggunaan
media internet sehingga menjadikan sarana prasarana dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa,
Dengan
menggunakan media internet, pemerintah dan institusi pendidikan sudah mulai
menerapkan pola belajar yang cukup efektif untuk diterapkan bagi masyarakat
yang memiliki kendala dengan jarak dan waktu untuk mendapatkan informasi terutama
informasi dalam dunia pendidikan. Salah satu metode yang mulai diterapkan yaitu
pembelajaran distance learning. Metode distance learning merupakan suatu metode
alternatif dalam pemerataan kesempatan dalam bidang pendidikan.
Sistem
ini diharapkan dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat
keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas. Metode distance learning sangat
membantu siswa atau masyarakat dalam mempelajari hal-hal atau ilmu-ilmu baru
dengan tampilan yang lebih menarik dan mudah untuk dipahami. Dalam pengaksesan
dan pemanfaatan metode ini, peran internet sangatlah diperlukan, karena melalui
internet seseorang dapat mengirim file atau meng-upload file yang ingin
dipublikasikan dan melalui internet juga seseorang dapat mengakses file yang
ingin dicari. Selain metode distance learning, masih banyak metode-metode lain
yang sangat membantu dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia,
diantaranya dengan adanya modul-modul pembelajaran gratis yang tersedia, portal
pembelajaran online,dan lain-lain.
Jika
kita melihat ke negara lain, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di
Indonesia bisa dibilang cukup tertinggal. Peran pemerintah sangat diharapkan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
di Indonesia melalui media pendidikan dan pelatihan pengembangan SDM.
Pemerintah diharapkan dapat menyamaratakan perkembangan teknologi informasi
disemua daerah di negara ini. Pemerintah diharapkan dapat membantu
daerah-daerah yang penyampaian proses informasinya masih minim dan tidak hanya
fokus pada daerah atau kota-kota besar saja seperti yang terjadi pada saat
sekarang ini, karena pada kenyataannya peran daerah dalam mendukung
perkembangan teknologi informasi dan perkembangan pendidikan di Indonesia
sangatlah penting.
Dengan
belum meratanya penyebaran teknologi informasi akan berpengaruh terhadap proses
perkembangan pendidikan. Hal ini dikarenakan peran teknologi informasi di dunia
pendidikan sangatlah penting. Dengan adanya teknologi informasi segala macam
ilmu pengetahuan dan informasi dapat diterima dan didapatkan dengan mudah dan
cepat. Dalam kehidupan kita dimasa mendatang, sektor teknologi informasi dan
komunikasi merupakan sektor yang paling dominan.
Oleh karenanya DIKLAT pengembangan SDM dapat
dilakukan dengan memanfaatkan TIK. Perangkat TIK yang dapat digunakan dalam mengembangkan
lingkungan belajar yang produktif adalah video disc, multimedia, email dan
internet. Perangkat ini memberikan kemudahan belajar melalui kemampuannya
menyediakan informasi yang relevan dalam bentuk dokumen, foto, transkrip,
video, dan audio. Melalui e-mail, diskusi kelompok, tugas-tugas, dan komunikasi
antar pembelajar dapat dilakukan secara online. Internet juga menyediakan
sumber balajar dalam bentuk teks, gambar, video, suara dan piranti lunak yang
seluruhnya dapat di download.
Maka untuk mendapatkan hasil pemanfaatan yang
maksimal bagi penerapan aplikasi TIK dalam peningkatan SDM perlunya Pendidikan
dan latihan diselenggarakan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap pegawai/karyawan untuk penyesuaian tugas yang dipangkunya. Pemanfaatan teknologi yang tidak tepat pasti
tidak akan menghasilkan lingkungan belajar yang produktif yang menjamin
terjadinya better learning. Studi kelayakan menyangkut ketersediaan hardware
(komputer beserta networknya dan listrik), sofware (bahan ajar yang siap di
upload), kemampuan SDM, serta keuntungan secara ekonomis. Dengan demikian
penerapan pembelajaran berbasis teknologi tergantung dari beberapa hal[11]
Maka untuk efisiensi
dan efektifnya pelatihan pengembangan SDM perlu mengetahui beberapa hal terkait
penerapan TIK dalam pelaksanaannya, antara lain :
Manfaat
Penerapan atau integrasi TIK
dalam sistem manajemen sekolah diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
seluruh pihak yang terkait di sekolah.
1.1.
Manfaat bagi Pemerintah:
a.
Membantu
tersedianya database yang akurat serta arus
informasi yang efesien mengenai profil dan peta pendidikan di Indonesia.
b.
Mempercepat
pemerataan pencapaian standar nasional pendidikan.
c.
Membantu
pengendalian penyelenggaraan pendidikan.
1.2.
Manfaat Bagi Sekolah
a. Membantu sekolah memperbaiki sistem manajemen
dan operasionalnya.
dan operasionalnya.
b. Membantu sekolah dalam hal penyaluran informasi
mengenai profil sekolah dan hasil belajar siswa kepada orang tua dan stakeholder lainnya.
mengenai profil sekolah dan hasil belajar siswa kepada orang tua dan stakeholder lainnya.
c. Membantu sekolah untuk menyediakan sumber
informasi yang
mutakhir dan relevan bagi guru dan siswa.
mutakhir dan relevan bagi guru dan siswa.
1.3.
Manfaat Bagi Guru
a. Membuka peluang bagi guru untuk mengembangkan
bahan ajar yang berbasis TIK, menarik, inovatif dan merangsang rasa ingin tahu siswa.
bahan ajar yang berbasis TIK, menarik, inovatif dan merangsang rasa ingin tahu siswa.
b. Membantu guru untuk menyusun rencana
pembelajaran termasuk penyediaan sumber belajar multimedia yang komprehensif
dan mutakhir.
c. Memudahkan guru untuk memantau kemajuan
belajar siswa
d. Memfasilitasi guru untuk menyusun laporan dan
mengkomunikasikannya dengan orang tua.
e. Membantu guru untuk melakukan penilaian hasil
belajar berdasarkan authentic assessment
1.4.
Manfaat Bagi Orang Tua
a. Memantau aktivitas dan hasil belajar anaknya
di sekolah.
b. Melihat tugas-tugas dari sekolah yang
diberikan kepada anak
sehingga orang tua dapat berperan serta dalam kegiatan belajar anak.
sehingga orang tua dapat berperan serta dalam kegiatan belajar anak.
c. Melihat berbagai program sekolah yang dapat
diikuti oleh siswa, (menjadi media interaktif antara sekolah, guru dan orang
tua)
d. Membantu pemantuaan proses pendidikan secara
langsung.
1.5.
Manfaat Bagi Siswa
a. Membantu siswa untuk terampil menggunakan TIK
dalam kehidupannya.
dalam kehidupannya.
b. Membantu siswa untuk melihat dan menelaah
materi
belajar per pertemuan.
belajar per pertemuan.
c. Membantu siswa untuk mengerjakan tugas-tugas
dan
ujian yang diberikan oleh guru secara online.
ujian yang diberikan oleh guru secara online.
d. Membantu siswa membangun kerja kolaboratif.
e. Memotivasi siswa untuk mengembangkan
pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan seiring dengan kemajuan di bidang sains dan teknologi.
keterampilan yang diperlukan seiring dengan kemajuan di bidang sains dan teknologi.
1.6.
Manfaat Bagi Sekolah
a. Memudahkan pengurus komite untuk memantau dan
mengevaluasi program pendidikan di sekolah,
b. Memudahkan
pengurus komite untuk berkomunikasi dengan tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah,
pengurus komite untuk berkomunikasi dengan tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah,
c. Memudahkan pengurus komite untuk terlibat
dalam menyusun dan merancang program pengembangan pengelolaan sekolah dan
peningkatan mutu pembelajaran.
3. Penerapan TIK dalam pelatihan SDM
Semua pemangku
kepentingan pendidikan seperti kepala sekolah, guru, bendahara dan komite
sekolah dari berbagai
kecamatan di wilayah cikarang selatan dibekali pelatihan penggunaan dana BOS
(Bantuan Operasional Sekolah). Upaya ini guna meminimalisasi kesalahan
penggunaan dana BOS di lokasi-lokasi dimana mereka bekerja. Pelatihan ini dilaksanakan 1 hari di salah satu
sekolah di kota bekasi. Dalam pelatihan ini turut pula diperkenalkan cara aplikasi pelaporan dan
manajemen informasi sekolah, termasuk metode pihak terkait dalam menyusun
program dan kegiatan perumusan anggaran sekolah. Peserta juga menerima beberapa
diktat modul dari pemateri.
Berikut hal-hal yang dipersiapkan dalam pelatihan dana
BOS
- Tiap peserta diberikan modul berisi materi dan langkah-langkah penggunaan
aplikasi
- Latihan penggunaan software (perangkat lunak) aplikasi dari
pelatihan SDM
3.1 Jadwal Acara Pelatihan
Sesi
|
Waktu
|
Materi
|
1
|
08.00-08.30
|
Tujuan dan Operasional SDS++
|
2
|
08.30-09.30
|
Proses Manajemen Profil dan Parameter
Sistem
|
3
|
09.30-09.45
|
Snack
|
4
|
09.45-10.45
|
Perencanaan dan Pencatatan Dana BOS
|
5
|
10.45. -12.00
|
Pembukuan Dana BOS
|
6
|
12.00-13.00
|
Istirahat
|
6
|
13.00-14.30
|
Pembuatan Laporan Dana BOS
|
3. 2. Langkah-langkah pelatihan penggunaan software dalam pelatihan SDM
Salah satu fasilitas
yang tersedia dalam SDS++ (School database system) adalah pengelolaan transaksi keuangan
sekolah/madrasah. Dengan memanfaatkan
fasilitas ini sekolah/madrasah dapat menyusun anggaran dan memperbaharuinya untuk setiap tahun ajaran. Selain itu Sekolah/Madrasah
dapat mencatat setiap transaksi keuangan yang terdiri
dari transaksi tunai, bank, dan pajak), dan tentunya mencetak laporan
penggunaan dana BOS yang dilakukan
oleh sekolah/madrasah.
Selain dari sumber
pendanaan BOS, sekolah/madrasah dapat memanfaatkan aplikasi ini untuk mengelola
sumber pendanaan lain,
Secara umum diagram alir yang dilakukan dalam proses pengelolaan data keuangan
sekolah/madrasah adalah sebagai berikut :
Pada Gambar di atas tampak bahwa alur besar sistem
dimulai dari proses konfigurasi sistem, persyaratan pengajuan BOS, perencanaan, pembukuan, dan pelaporan.
Setiap bagian tersebut kecuali bagian konfigurasi sistem memuat berbagai
dokumen output. Khusus untuk proses perencanaan dan juga pencatatan, proses diawali dengan melakukan pencatatan
ayat-ayat perencanaan dan transaksi, kemudian baru dilanjutkan dengan mencetak berbagai variasi output
yang tersedia.
v Jenis-jenis format yang digunakan di tingkat Sekolah
Tidak semua format yang dimuat dalam Panduan BOS 2009
adalah format untuk sekolah. Ada beberapa format yang ditujukan untuk Tim
Manajemen BOS Kab/Kota, contohnya adalah format BOS-02A, BOS- 02B, BOS-04A, BOS-04B dan seterusnya. Ada
berbagai format yang harus disiapkan oleh sekolah dalam mengelola keuangannya
berdasarkan BOS 2009. Format-format tersebut meliputi format
perencanaan dan pengajuan, format perencanaan, format pembukuan dan format
pelaporan. Berikut ini adalah urut-urutan format yang sekolah akan gunakan untuk berbagai pencatatan keuangan. Tidak seluruh
laporan pada tingkat sekolah disediakan dalam modul pembukuan keuangan
sekolah pada SDS++, namun demikian beberapa laporan yang erat kaitannya dengan
tata cara pembukuan keuangan telah disertakan dalam modul ini. Terdapat
beberapa format Laporan yang ditambahkan
oleh DBE1 untuk membantu sekolah melakukan monitoring dan perencanaan secara lebih baik, sebagai contoh format laporan
BOS-K1A dan BOS-K2 Rinci.
v Proses Manajemen Profil dan Parameter Sistem
Secara umum terdapat dua bagian konfigurasi transaksi
keuangan sekolah/madrasah yang harus
diperhatikan. Yaitu:
1.
Konfigurasi Profil Sekolah,
peserta perlu melakukan input biodata sekolah Silahkan isikan informasi yang masih belum memiliki nilai pada
kotak yang berwarna putih.
2.
Konfigurasi Parameter Sistem, Pada bagian ini peserta menentukan berbagai pengkodean yang akan digunakan pada saat melakukan pencatatan
transaksi. Perlu diingat, langkah ini merupakan bagian penting dari
rangkaian pencatatan transaksi BOS, sehingga mohon lakukan secara teliti dan hati-hati.
v Persyaratan Penerimaan
Bantuan BOS
Untuk mendapatkan
dana BOS,sekolah wajib memenuhi syarat-syarat berikut:
Menandatangani surat perjanjian pemberitahuan (Format BOS-01: Surat Perjanjian
Pemberian Bantuan) dan mempunyai rekening
atas nama sekolah yang dikirim ke pengelola BOS Kabupaten (Format BOS-03: Surat
Pernyataan Pengiriman Nomor Rekening Sekolah).
v Perencanaan Keuangan Sekolah
Setelah
sekolah memenuhi persyaratan untuk menerima dana BOS, sekolah
diwajibkan
untuk membuat perencanaan sekolah.
Perencanaan sekolah, atau disebut Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS/M; BOS K-1) adalah dokumen perencanaan
pengelolaan keuangan yang sangat penting dan satu- satunya di tingkat
sekolah. RKAS atau format BOS K-1 tidak hanya mencakup perencanaan yang akan didanai oleh dana BOS saja, melainkan mencakup
semua sumber dana yang akan diterima oleh sekolah.
Sekolah wajib mengumumkan RKAS/M kepada masyarakat.
Selain itu sekolah juga harus mengumumkan rencana
penggunaan dana BOS kepada semua warga sekolah (BOS-11A: Pengumuman Rencana Penggunaan Dana). Pelaporan kepada
masyarakat dilakukan secara tahunan dan setiap triwulan. Selain dari
laporan yang disebutkan, masih ada beberapa laporan yang harus dilengkapi oleh
sekolah terkait dengan perencanaan keuangan sekolah. Untuk Laporan BOS K1A, BOS
K1, BOS 12, dan BOS 11A telah disediakan
oleh sistem SDS++.
v Pencatatan (Pembukuan)
Transaksi Keuangan Sekolah
Sekolah diwajibkan melaporkan penggunaan keuangan sekolah
secara baik dan transparan. Untuk memenuhi kewajiban tersebut,
sekolah harus mempunyai sistem pembukuan keuangan yang baik. Buku Panduan BOS memberikan format-format berikut
untuk pembukuan keuangan sekolah:
-
Format
BOS K-3: Buku Kas Umum
- Format BOS K-4: Buku Pembantu Kas Tunai
-
Format
BOS K-5: Buku Pembantu Bank
- Format BOS K-6: Buku Pembantu Pajak
v Pencetakan (Pelaporan)
Dokumen Transaksi dan Laporan BOS
Setelah seluruh ayat perencanaan di input secara benar,
langkah selanjutnya adalah memproduksi berbagai
output sistem yang terkait dengan perencanaan yaitu laporan BOS K1, BOS K1A,
BOS 12, dan BOS 11A.
C. KESIMPULAN
Dengan adanya teknologi informasi dan
komunikasi dapat memudahkan kita untuk belajar dan mendapatkan informasi yang
kita butuhkan dari mana saja, kapan saja, dan dari siapa saja. Dalam dunia
pendidikan perkembangan teknologi informasi mulai dirasa mempunyai dampak yang
positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi dunia pendidikan mulai
memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan.
Saran ditujukan kepada penyelenggara diklat
dan sekolah. Penyelenggara diklat agar setiap kegiatan diklat disertai program
tindak lanjut, salah satunya dengan cara pemanfaatan TIK. Sedangkan Sekolah
diharapkan mengimbangi perkembangan teknologi dengan menyediakan sarana TIK dan
meningkatkan kemampuan SDM dalam penguasaan TIK.
Untuk itu, semua pihak harus mulai memikirkan
program cara dan system untuk meningkatkan dan memeratakan akses terhadap
teknologi informasi di dunia pendidikan. Contohnya: Pemerintah membagikan
komputer layak pakai ke sekolah-sekolah yang tertinggal (jauh dari akses
informasi, mengadakan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan melek (literacy)
dan pemahaman terhadap potensi TIK, mengadakan lomba website sekolah dan
lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anshari, Tranformasi
Pendidikan Islam, Jakarta ; Gaung Persada Pers, 2010
Jamal Ma’mur Asmani, Tips
Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan, Jogjakarta ; Diva Press, 2011
Rice and Wilson, How Technology Aid
Constructivism in the Social Studies Classroom,
http//global.umi.com/pqdweb, 1999.
Rusman, dkk, Pembelajaran
Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi(Mengembangkan Profesionalisme
Guru), PT Raja (2012)
Santika, D.D., Brain-Based Scaffolded
Instruction: Sebuah Pendekatan Integratif dalam Pengembangan Model Pembelajaran
Berbantuan Komputer, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta:
Prenada media, 2004.
Soekartiwi, E-learning untuk Pendidikan
Khususnya Pendidikan Jarak Jauh dan Aplikasinya di Indonesia,
Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada media, 2004.
Tam, M., Constructivism, Instructional
Design, and Technology: Implication for Transforming Distance Learning,
Educational Technology, Volume 3 Number 2, 2000.
Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Yuhetty, H. dan Hardjito, Edukasi Net Pembelajaran
Berbasis Internet: Tantangan dan Peluangnya, Mozaik Teknologi
Pendidikan, Jakarta: Prenada media, 2004.
Software aplikasi dana BOS dari Dinas Bekasi 2009
[1]Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
[2]http://www.vilila.com/2010/04/strategi-pengembangan-pembelajaran. Diunduh tanggal 17 Januari 2013
[3] Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi
dan Komunikasi dalam Dunia Pendidikan, Jogjakarta ; Diva Press, 2011, h. 20
[4] Anshari, Tranformasi Pendidikan Islam, Jakarta ;
Gaung Persada Pers, 2010, h. 82
[5] Rusman, dkk, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi(Mengembangkan Profesionalisme Guru), PT Raja (2012), h.
79.
[7] Jamal Ma’mur Asmani, loc cit
[9] Rice and Wilson, How Technology Aid
Constructivism in the Social Studies Classroom,
http//global.umi.com/pqdweb, 1999.
[10] Yuhetty, H. dan Hardjito, Edukasi Net Pembelajaran Berbasis Internet:
Tantangan dan Peluangnya, Mozaik
Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada media, 2004.
[11] Soekartiwi, E-learning
untuk Pendidikan Khususnya Pendidikan Jarak Jauh dan Aplikasinya di Indonesia, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta: Prenada media, 2004.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar